Beijing (ANTARA) - China memprioritaskan perlindungan warga sipil ketimbang mengerahkan pasukan militer untuk konflik Palestina-Israel.
"Prioritas sekarang adalah agar para pihak segera melakukan gencatan senjata dan melindungi warga sipil," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin kepada media di Beijing, China pada Kamis.
Pernyataan China ini menjadi kritik tak langsung terhadap Amerika Serikat yang akan menggerakkan kapal perang dan pesawat militernya mendekat ke wilayah Israel sebagai bentuk dukungan untuk Israel.
"Komunitas internasional perlu memainkan peran yang efektif, bekerja sama meredakan situasi, dan memberikan bantuan kemanusiaan dengan tepat waktu kepada rakyat Palestina," tambah Wang.
Wang kembali mengulangi sikap China untuk mengakhiri siklus konflik Palestina-Israel dengan kembali kepada "solusi dua negara", pemulihan perundingan damai, pendirian negara Palestina merdeka dan mewujudkan Palestina dan Israel yang hidup berdampingan secara damai.
"China akan terus menjalin kontak dengan pihak-pihak terkait untuk mengupayakan gencatan senjata dan menghentikan kekerasan, membantu meringankan krisis kemanusiaan, secara aktif mendorong perundingan damai dan bekerja sama dengan negara-negara di kawasan serta komunitas internasional lain secara konstruktif demi penyelesaian masalah yang adil dan bertahan lama," papar Wang.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin telah memerintahkan Kapal Induk USS Gerald R. Ford bergerak ke Mediterania Timur untuk lebih dekat ke Israel.
Kapal induk ini dikawal sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali, dan empat kapal perusak berpeluru kendali.
Amerika Serikat juga menambah skuadron pesawat tempur F-35, F-15, F-16, dan A-10 Angkatan Udara AS di wilayah tersebut, serta akan memberikan amunisi kepada Israel.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu bahwa bantuan tambahan untuk Israel sedang dikirimkan.
"Prioritas sekarang adalah agar para pihak segera melakukan gencatan senjata dan melindungi warga sipil," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin kepada media di Beijing, China pada Kamis.
Pernyataan China ini menjadi kritik tak langsung terhadap Amerika Serikat yang akan menggerakkan kapal perang dan pesawat militernya mendekat ke wilayah Israel sebagai bentuk dukungan untuk Israel.
"Komunitas internasional perlu memainkan peran yang efektif, bekerja sama meredakan situasi, dan memberikan bantuan kemanusiaan dengan tepat waktu kepada rakyat Palestina," tambah Wang.
Wang kembali mengulangi sikap China untuk mengakhiri siklus konflik Palestina-Israel dengan kembali kepada "solusi dua negara", pemulihan perundingan damai, pendirian negara Palestina merdeka dan mewujudkan Palestina dan Israel yang hidup berdampingan secara damai.
"China akan terus menjalin kontak dengan pihak-pihak terkait untuk mengupayakan gencatan senjata dan menghentikan kekerasan, membantu meringankan krisis kemanusiaan, secara aktif mendorong perundingan damai dan bekerja sama dengan negara-negara di kawasan serta komunitas internasional lain secara konstruktif demi penyelesaian masalah yang adil dan bertahan lama," papar Wang.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin telah memerintahkan Kapal Induk USS Gerald R. Ford bergerak ke Mediterania Timur untuk lebih dekat ke Israel.
Kapal induk ini dikawal sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali, dan empat kapal perusak berpeluru kendali.
Amerika Serikat juga menambah skuadron pesawat tempur F-35, F-15, F-16, dan A-10 Angkatan Udara AS di wilayah tersebut, serta akan memberikan amunisi kepada Israel.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu bahwa bantuan tambahan untuk Israel sedang dikirimkan.