Tak pernah dibayangkan
oleh Dr Hamit Ersoy, anggota Komisi Penyiaran Turki kalau ternyata Kota
Mataram, Lombok --- punya banyak kesamaan dengan Istambul, kota pelabuhan
utama, pusat perdagangan, keuangan dan kebudayaan di Turki.
Hamit juga
memperhatikan kehidupan masyarakat Kota Mataram yang dinilainya religius, ramah
tamah dan menghargai pluralisme. Setidaknya kesan itulah yang didapatkan selama
dua hari berada di Lombok, sebagai salah satu pembicara tamu dalam seminar
internasional penyiaran yang merupakan rangkaian kegiatan Rakornas KPI 2016. “Sebagai
orang yang dekat dengan Walikota Istambul, Hamit Ersoy berjanji akan mengusulkan
Kota Mataram sebagai Istambul sister city,”kata Sukri Aruman, Ketua KPI Daerah
Nusa Tenggara Barat.
Menurut Sukri,
keinginan Hamit Ersoy yang akan mengusulkan Kota Mataram sebagai kota kembar Istambul juga disampaikan langsung kepada Dr
Judhariksawan SH MH, Ketua KPI Pusat yang juga Presiden IBRAF (Islamic
Cooperation Broadcasting Regulatory Authorities Forum).”Saya kira apresiasi yang ditunjukkan seorang Hamit Ersoy
memiliki makna strategis bagi Kota Mataram yang akan berkembang menjadi Kota
Metropolis yang religius dan pluralis,”katanya di Mataram, Senin (4/3).
Dikatakannya, kabar mengenai usulan menjadikan Istambul-Mataram sebagai sister city juga disampaikan Azimah
Subagijo, anggota KPI Pusat dalam acara Pesta Rakyat Peringatan Hari Penyiaran
Nasional yang berlangsung di Monumen Gora Alun-alun Udayana, Minggu (3/4).”Bila
hal ini bisa terealisasi, maka nanti Sister City Istambul-Mataram sama seperti
Sister City Jakarta-Casablanca,”kata Azimah dalam sambutannya yang diberi tepuk
tangan hadirin.
Menurut Azimah, ketika Pemerintah DKI menjalin kerjasama dengan Negara Maroko
pada tahun 1990-an, maka sejak itu pula, disepakati membuat nama sebuah jalan di
Jakarta yakni Jalan Casablanca yang diambil dari ibukota negara Maroko.
”Demikian pula di Kota Casablanca, kita akan menemukan nama sebuah jalan yang
diambil dari Ibukota Jakarta. Hal ini tentunya nanti dapat dilakukan oleh
Pemerintah Kota Mataram dengan Pemerintah Kota Istambul,”ujar Azimah.
Terkait hal tersebut, Sekda Kota Mataram, Ir HL Makmur Said MM menyambut
positif wacana yang dilontarkan KPI Pusat dan KPI Daerah Nusa Tenggara
Barat.”Bahkan beliau setuju-setuju saja kalau dimulai pemberian nama Jalan baru, Jalan Istambul
sebagai sebuah terobosan,”ungkap Sukri Aruman menirukan keinginan Sekda
tersebut.
Lebih lanjut, Sukri Aruman menuturkan akan segera berkoordinasi dengan
Ketua KPI Pusat dan Anggota Komisi Penyiaran Turki DR Hamit Ersoy untuk
memfasilitasi tindaklanjut rencana kerjasama menjadikan Kota Mataram sebagai
saudaranya Kota Istambul, Turki.” Saya kira ini berkah dari kegiatan Rakornas
yang dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat, karena Dr Hamit Ersoy secara tidak
langsung telah menjadi Duta Wisata Kota Mataram menuju benua Eropa tepatnya
bagi masyarakat Istambul Turki bila kelak akan terwujud Sister city tersebut,”imbuhnya.
Sebagai gambaran, ketika Pemerintah DKI Jakarta menjadikan
Jakarta-Casablanca sebagai sister City, maka dibuatlah sebuah nama Jalan yakni
Jalan Casablanca yang mulai diresmikan
penggunaannya pada pertengahan tahun 1996/1997 dengan total panjang jalan
sekitar 5 km. Jalan Casablanca sendiri saat ini sudah menyambung hingga bagian
barat mencapai perempatan Roxy dan bagian timur mencapai Pondok Kelapa. Total panjang jalan ini keseluruhan mencapai
20 km dan dilengkapi oleh 6 buah jalan layang dan 3 buah underpass. Salah satu
keunikan jalan Casablanca adalah dengan adanya taman ditengah jalan yang cukup
lebar, lebar taman tersebut mencapai 5 meter dan dihiasi oleh berbagai macam
tanaman besar dimulai dari Tebet hingga dekat jalan Sudirman. Sekitar dua tahun
yang lalu, diujung jalan dibangun sebuah monumen dengan hiasan jam diatas
monument tersebut.
Pemerintah
Kota Mataram tentunya harus mulai menjadi bagian dari masyarakat global dan
menjemput wacana menjadikan Mataram sebagai kota kembar Istambul alias
Mataram-Istambul Sister City.”Saya kira bila kelak kerjasama ini terwujud, maka
akan membuka peluang kerjasama di berbagai sektor lain seperti pendidikan,
kesehatan, infrastruktur kota termasuk dalam bidang penyiaran. Harus kita akui,
fenomena demam budaya dan sinetron Turki juga sedang melanda warga Kota Mataram dan ini harus
diantisipasi dengan membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan kedua
kota yang punya banyak kesamaan, mulai pelabuhan, warganya yang religius dan
lain-lain,”harap Sukri yang akrab disapa Ray ini.
Sukri
berjanji akan menindaklanjuti usulan DR Hamit Ersoy dengan menyurati Presiden
IBRAF sebagai diplomat dan juru bicara kepada Walikota Istambul di Turki. PIhak
KPI Daerah Nusa Tenggara Barat juga akan melakukan hearing dengan Pemerintah
Kota Mataram untuk membicarakan berbagai hal termasuk tindaklanjut proses
perizinan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Suara Kota 105 FM pasca
diterbitkannya Peraturan Daerah oleh Pemerintah Kota Mataram.”Kami pasti dukung
keberadaan Suara Kota FM yang merupakan radio kebanggaan warga Kota Mataram
itu, apalagi ini radio publik,”imbuhnya.(*)
Mataram dan Istambul Diusulkan Jadi Sister City
Dr Hamit Ersoy, anggota Komisi Penyiaran Turki mengusulkan agar Mataram dan Istambut jadi "Sister City" pada Rakornas KPI di Mataram, Nusa Tengara Barat .
Dr Hamit Ersoy, anggota Komisi Penyiaran Turki mengusulkan agar Mataram dan Istambut jadi "Sister City" pada Rakornas KPI di Mataram, Nusa Tengara Barat .
Mataram, 5/4 (AntaraNTB) - Kota Istambul di Turki
ternyata punya banyak kesamaan dengan Kota Mataram. Setidaknya pengakuan itu
dilontarkan langsung DR Hamit Ersoy, Anggota Komisi Penyiaran Turki yang
bertandang ke Lombok menghadiri seminar internasional penyiaran sebagai
rangkaian kegiatan Rakornas KPI 2016. Lantas?