Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Produsen Cat Indonesia (APCI) mengungkapkan pertumbuhan positif industri konstruksi, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) diharapkan turut mendorong konsumsi produk cat.

"Indonesia sedang mengerjakan proyek infrastruktur berskala besar untuk memodernisasi dan merestrukturisasi negara ini, termasuk dengan relokasi ibu kota ke Kalimantan Timur," kata Ketua Umum APCI Kris Rianto Adidarma dalam pameran Pacific Coatings Show 2023 di Jakarta, Rabu.

Meski kesempatan terbuka lebar bagi industri cat, namun industri harus bisa memenuhi ketentuan terkait aspek ramah lingkungan dan keberlanjutan. Hal itu lantaran IKN akan dikembangkan sebagai kota berkarbon netral pertama di Indonesia pada 2045, lebih cepat dari target netral karbon pada 2060.

"IKN ini luar biasa karena sudah didestinasikan sebagai net zero carbon dari segi material, bahan baku, cat, semua harus net zero. Prospeknya akan sangat bagus bagi teknologi cat terbaru yang mengusung konsep renewable dan lebih ramah lingkungan," katanya.

Kris mengungkapkan setidaknya ada 10 tren keberlanjutan dalam industri pelapis saat ini. Pelapis kini harus terbuat dari bahan yang aman dan tidak mengganggu kesehatan; rendah emisi; rendah energi; bisa menekan limbah; dapat digunakan kembali (reuse) dan diolah kembali (recycle).

Selanjutnya, berbahan baku aman dan tidak beracun; berbahan baku nabati atau terbarukan; diproduksi secara efisien dengan bantuan AI; rendah senyawa organik yang mudah menguap (VOC); dan punya daya tahan yang lama.

Baca juga: Beasiswa Kaltim tingkatkan SDM lokal sambut IKN
Baca juga: Menjelajah destinasi wisata di IKN Nusantara Kaltim

Kris menyebut industri konstruksi diharapkan akan tumbuh sehat dalam beberapa tahun ke depan. Namun, ia mengingatkan industri konstruksi mungkin akan menghadapi tantangan dari kenaikan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global. Khusus di industri cat, hal tersebut juga dinilai cukup berpengaruh karena bahan baku cat saat ini masih didominasi oleh produk impor.



 

Pewarta : Ade irma Junida
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024