Mataram (ANTARA) - Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Mataram (Unram) Nusa Tenggara Barat bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menggelar kegiatan sekolah kebangsaan guna menumbuhkan pemilih pemula yang cerdas dan kritis menuju Pemilu 2024.
"Kita mengajak mahasiswa menjadi pemilih yang cerdas dan kritis. Mahasiswa yang senantiasa mencari tahu kebenaran sebuah berita, tanggap dalam melihat kebenaran, dan tangguh melawan hoaks, sehingga akhirnya dapat ikut menyebarkan kebenaran tersebut, bukan malah menjadi penyebar hoaks," kata Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Unram Agus Purbathin Hadi di Mataram, Jumat.
Ia mengemukakan pentingnya pemilih pemula berpikir kritis agar mampu memeriksa fakta dan melakukan navigasi berbagai tantangan digital, serta berkomitmen menjadi pemilih cerdas.
Perkembangan teknologi pada era digital, kata dia, menyebabkan penyebaran informasi menjadi tidak terkontrol.
Akibatnya, katanya, banyak tersebar berita bohong, misinformasi, dan ujaran kebencian karena minim kemampuan masyarakat untuk memeriksa sumber berita dan kesadaran untuk selalu mempertanyakan berita yang diterima.
Dalam kasus pemilihan presiden dan wakil presiden misalnya, kata dia, jangan sampai mahasiswa menjadi pemuja satu pasangan dan menjadi pembenci pasangan lainnya hingga kehilangan akal sehat.
"Gunakan daya nalar dan tularkan nalar cerdas dan kritis dalam menyikapi suatu isu," katanya
Koordinator kegiatan sekolah kebangsaan, Muhlis mengingatkan mahasiswa agar menggunakan hak pilih dengan baik dan tidak golput pada pemilu mendatang.
“Partisipasi pemilih pemula dalam pemilu akan menentukan nasib bangsa dan negara Indonesia lima tahun ke depan," ujar Dosen Mata Kuliah Komunikasi Politik Unram ini.
Dia berharap, melalui kegiatan ini mahasiswa mampu memahami makna pemilu sebagai wadah demokrasi, mengetahui peran penting pemilih pemula, serta mengidentifikasi tantangan yang ada.
"Tsunami informasi, banjir hoaks, politik identitas, hingga masalah ujaran kebencian adalah tantangan pemilih pemula, karenanya kegiatan ini menjadi penting sebagai bekal mahasiswa," katanya.
"Kita mengajak mahasiswa menjadi pemilih yang cerdas dan kritis. Mahasiswa yang senantiasa mencari tahu kebenaran sebuah berita, tanggap dalam melihat kebenaran, dan tangguh melawan hoaks, sehingga akhirnya dapat ikut menyebarkan kebenaran tersebut, bukan malah menjadi penyebar hoaks," kata Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Unram Agus Purbathin Hadi di Mataram, Jumat.
Ia mengemukakan pentingnya pemilih pemula berpikir kritis agar mampu memeriksa fakta dan melakukan navigasi berbagai tantangan digital, serta berkomitmen menjadi pemilih cerdas.
Perkembangan teknologi pada era digital, kata dia, menyebabkan penyebaran informasi menjadi tidak terkontrol.
Akibatnya, katanya, banyak tersebar berita bohong, misinformasi, dan ujaran kebencian karena minim kemampuan masyarakat untuk memeriksa sumber berita dan kesadaran untuk selalu mempertanyakan berita yang diterima.
Dalam kasus pemilihan presiden dan wakil presiden misalnya, kata dia, jangan sampai mahasiswa menjadi pemuja satu pasangan dan menjadi pembenci pasangan lainnya hingga kehilangan akal sehat.
"Gunakan daya nalar dan tularkan nalar cerdas dan kritis dalam menyikapi suatu isu," katanya
Koordinator kegiatan sekolah kebangsaan, Muhlis mengingatkan mahasiswa agar menggunakan hak pilih dengan baik dan tidak golput pada pemilu mendatang.
“Partisipasi pemilih pemula dalam pemilu akan menentukan nasib bangsa dan negara Indonesia lima tahun ke depan," ujar Dosen Mata Kuliah Komunikasi Politik Unram ini.
Dia berharap, melalui kegiatan ini mahasiswa mampu memahami makna pemilu sebagai wadah demokrasi, mengetahui peran penting pemilih pemula, serta mengidentifikasi tantangan yang ada.
"Tsunami informasi, banjir hoaks, politik identitas, hingga masalah ujaran kebencian adalah tantangan pemilih pemula, karenanya kegiatan ini menjadi penting sebagai bekal mahasiswa," katanya.