Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa dengan magnitudo 5,5 yang mengguncang wilayah barat laut Wetar Utara, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, pada kedalaman 10 kilometer dipicu Wetar thrust.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Wetar thrust," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Sabtu.
Ia menambahkan bahwa episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,62 lintang selatan dan 125,89 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 5 km arah barat laut Wetar Utara, Maluku Barat Daya, Maluku.
Ia mengemukakan gempa yang terjadi pada pukul 20.04.53 WIB itu menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust).
"Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Ia memaparkan berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Wetar Utara, Wetar Barat, Wetar, dan Kota Tiakur dengan skala intensitas IV MMI (modified mercally intensity), artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Gempa juga dirasakan di daerah Kota Kalabahi dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Kota Atambua, Kota Betun, dan Kota Kefamenanu dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.
Baca juga: Stasiun Geofisika Manado mencatat 47 kejadian gempa getarkan Sulut
Baca juga: Pemda Sulbar membangun 24 rumah bagi korban gempa
Daryono menyampaikan bahwa hingga pukul 20.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Ia mengimbau masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Wetar thrust," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Sabtu.
Ia menambahkan bahwa episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,62 lintang selatan dan 125,89 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 5 km arah barat laut Wetar Utara, Maluku Barat Daya, Maluku.
Ia mengemukakan gempa yang terjadi pada pukul 20.04.53 WIB itu menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust).
"Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Ia memaparkan berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Wetar Utara, Wetar Barat, Wetar, dan Kota Tiakur dengan skala intensitas IV MMI (modified mercally intensity), artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Gempa juga dirasakan di daerah Kota Kalabahi dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Kota Atambua, Kota Betun, dan Kota Kefamenanu dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.
Baca juga: Stasiun Geofisika Manado mencatat 47 kejadian gempa getarkan Sulut
Baca juga: Pemda Sulbar membangun 24 rumah bagi korban gempa
Daryono menyampaikan bahwa hingga pukul 20.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Ia mengimbau masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.