Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan konsep pembentukan Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) untuk  peningkatan pelayanan, pengelolaan sampah serta mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Senin mengatakan UPTD tersebut sekaligus untuk memaksimalkan pengelolaan TPST modern di Sandubaya yang saat ini dalam proses pembangunan.

"Target kita, begitu TPST modern di Sandubaya rampung dibangun pada Mei 2024, UPTD TPST juga sudah terbentuk," katanya.

Karena itu, lanjutnya, saat ini pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk membahas konsep pembentukan UPTD TPST.

"Apalagi, TPST modern sudah ditargetkan menjadi salah satu sumber baru pendapatan daerah (PAD) melalui berbagai program pengolahan sampah menjadi barang bernilai ekonomi," katanya.

Di sisi lain, Denny yang belum genap dua minggu dilantik menjadi Kepala Dinas LH Kota Mataram mengatakan, realisasi pembangunan TPST modern di Sandubaya yang mulai dikerjakan 2 Oktober 2023, saat ini mencapai sekitar 5 persen.

"Realisasi itu, sesuai dengan target. Sekarang sedang dilakukan pengecoran tiang-tiang pancang," katanya.

Menurut dia pembangunan TPST modern di Sandubaya yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp19,9 miliar di atas lahan 5.300 meter per segi. Sejumlah program pengolahan sampah yang sudah disiapkan di TPST Sandubaya untuk menjadi sumber baru PAD adalah budidaya maggot dengan target awal 8.000 biopond.

Sampah organik sisa makanan hasil pemilahan di TPST, akan langsung digiling hingga menjadi bubur kemudian dimanfaatkan sebagai pakan maggot.

"Produksi maggot baik maggot kering maupun basah bisa dijual kepada peternak ikan dan unggas," katanya.

Selain itu, sampah organik juga akan diolah menjadi kompos dan pupuk cair yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk program pemanfaatan pekarangan. TPST Sandubaya juga akan dilengkapi dengan mesin pengolahan sampah plastik khususnya kantong kresek. Limbah kantong kresek akan diolah menjadi batako dan dapat jual atau dimanfaatkan untuk jalan lingkungan sehingga dapat mengurangi anggaran pemerintah daerah.

"Sementara untuk sampah plastik lain seperti botol, gelas air mineral dan lainnya, bisa langsung dijual di bank sampah," katanya.

Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan konsep TPST Ampenan
Baca juga: TPST modern senilai Rp19,9 miliar di Mataram mulai dibangun

Berdasarkan data DLH Kota Mataram sebelumnya menyebutkan, volume sampah di Mataram setiap hari mencapai sekitar 250-260 ton, tapi yang bisa terangkut ke TPA sekitar 200 ton. Namun, sampah yang di bawa ke TPA kini terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 170 ton per hari.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024