Ambon (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendata sebanyak 82 kali gempa susulan pasca gempa bumi utama magnitudo 7.2 di Laut Banda, Rabu (8/11).

"Sampai hari ini tercatat terjadi 78 kali gempa susulan, dengan gempa susulan yang dirasakan sebanyak dua kali," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Ambon, Djati Cipto Kuncoro, di Ambon, Kamis.

Ia mengatakan, dari data 82 kali gempa susulan yang terjadi, berkekuatan Magnitudo 6,8 dan magnitudo terkecil 3.2, serta gempa susulan yang dirasakan sebanyak dua kali.

"Dari 82 kali gempa susulan yang terjadi hanya dua kali gempa yang dirasakan getarannya," katanya.

Data yang dihimpun kejadian gempa susulan pada pukul 18 14:19 WIT wilayah Laut Banda, Maluku diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,3.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,41° Lintang Selatan, 130,25° Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 257 Km arah Barat Daya Seram Bagian Timur, Maluku pada kedalaman 10 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan (kerak bumi) di dasar Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar. Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Amahai dan Banda, Maluku Tengah, daerah Kilmury, Seram Bagian Timur dengan skala intensitas II-III MMI.

Baca juga: BMKG mencatat 45 kali gempa bumi susulan di wilayah Laut Banda
Baca juga: Geofisika Manado catat Sulut diguncang gempa tektonik sebanyak 61 kali

Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

 

Pewarta : Penina Fiolana Mayaut
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024