Denpasar (ANTARA) - Wakil Wali Kota Denpasar, Bali, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan jajaran pemerintah kota setempat akan terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait metode Wolbachia untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
"Metode Wolbachia sudah melalui penelitian yang cukup panjang sejak 2011 yang dilakukan UGM serta sudah mendapat persetujuan dan dianggap aman oleh Kementerian Kesehatan RI," kata Arya Wibawa di Denpasar, Jumat.
Ia menegaskan, dengan metode Wolbachia itu tidak ada rekayasa genetika. Hal ini untuk menanggapi ada sejumlah wacana yang menyatakan metode Wolbachia sebagai rekayasa genetika sehingga menimbulkan sejumlah penolakan.
"Itu nyamuk yang alami yang mengandung Wolbachia yang dikawinkan dengan nyamuk Aedes Aegypti yang ada di wilayah-wilayah tertentu," ujarnya.
Wolbachia merupakan bakteri alamiah yang umum ditemukan dalam tubuh serangga seperti nyamuk, ngengat, capung, dan lalat buah. Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti, penyebab demam berdarah dengue (DBD).
"Akan ditingkatkan sosialisasi dan edukasi keberadaan metode Wolbachia ini di masyarakat. Jangan sampai ada informasi-informasi tidak disampaikan secara benar ke masyarakat. Kementerian Kesehatan juga sudah menyatakan metode Wolbachia aman," kata Arya Wibawa.
Sebelumnya dinyatakan lokasi daerah yang dilakukan penyebaran Wolbachia dipilih berdasarkan jumlah kepadatan penduduk, sanitasi masyarakat di wilayah tersebut, hingga indikator perkembangan nyamuk aedes aegypti.
Arya Wibawa menambahkan, pemerintah pusat sudah menunjuk lima kabupaten/kota yang ada di Indonesia untuk melakukan penyebaran nyamuk Wolbachia. "Yang sudah berhasil ada tiga yakni Yogyakarta, Klaten, dan Sleman. Di sana berhasil menekan kasus DBD sampai 77 persen," katanya.
Di Provinsi Bali sendiri untuk penyebaran Wolbachia ini dilaksanakan berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Provinsi Bali dengan World Mosquito Program (WMP). Untuk di Bali, selain Kota Denpasar, penyebaran nyamuk Wolbachia juga akan dilakukan di Kabupaten Buleleng.
Baca juga: Kalbar instruksikan nakes gencarkan sosialisasi cegah DBD
Baca juga: Bintang film Ringgo dan keluarga jalani hidup bersih
Terkait kapan waktu penyebarannya, Arya Wibawa mengatakan masih menunggu MoU (nota kesepahaman) antara Penjabat Gubernur Bali dengan World Mosquito Program (WMP).
"Kami tunggu MoU itu akan diperpanjang atau tidak dengan WMP. Sebelumnya MoU sudah ditandatangani oleh Gubernur Bali terdahulu, Bapak Wayan Koster dengan jangka waktu satu tahun," kata Arya Wibawa.
"Metode Wolbachia sudah melalui penelitian yang cukup panjang sejak 2011 yang dilakukan UGM serta sudah mendapat persetujuan dan dianggap aman oleh Kementerian Kesehatan RI," kata Arya Wibawa di Denpasar, Jumat.
Ia menegaskan, dengan metode Wolbachia itu tidak ada rekayasa genetika. Hal ini untuk menanggapi ada sejumlah wacana yang menyatakan metode Wolbachia sebagai rekayasa genetika sehingga menimbulkan sejumlah penolakan.
"Itu nyamuk yang alami yang mengandung Wolbachia yang dikawinkan dengan nyamuk Aedes Aegypti yang ada di wilayah-wilayah tertentu," ujarnya.
Wolbachia merupakan bakteri alamiah yang umum ditemukan dalam tubuh serangga seperti nyamuk, ngengat, capung, dan lalat buah. Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti, penyebab demam berdarah dengue (DBD).
"Akan ditingkatkan sosialisasi dan edukasi keberadaan metode Wolbachia ini di masyarakat. Jangan sampai ada informasi-informasi tidak disampaikan secara benar ke masyarakat. Kementerian Kesehatan juga sudah menyatakan metode Wolbachia aman," kata Arya Wibawa.
Sebelumnya dinyatakan lokasi daerah yang dilakukan penyebaran Wolbachia dipilih berdasarkan jumlah kepadatan penduduk, sanitasi masyarakat di wilayah tersebut, hingga indikator perkembangan nyamuk aedes aegypti.
Arya Wibawa menambahkan, pemerintah pusat sudah menunjuk lima kabupaten/kota yang ada di Indonesia untuk melakukan penyebaran nyamuk Wolbachia. "Yang sudah berhasil ada tiga yakni Yogyakarta, Klaten, dan Sleman. Di sana berhasil menekan kasus DBD sampai 77 persen," katanya.
Di Provinsi Bali sendiri untuk penyebaran Wolbachia ini dilaksanakan berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Provinsi Bali dengan World Mosquito Program (WMP). Untuk di Bali, selain Kota Denpasar, penyebaran nyamuk Wolbachia juga akan dilakukan di Kabupaten Buleleng.
Baca juga: Kalbar instruksikan nakes gencarkan sosialisasi cegah DBD
Baca juga: Bintang film Ringgo dan keluarga jalani hidup bersih
Terkait kapan waktu penyebarannya, Arya Wibawa mengatakan masih menunggu MoU (nota kesepahaman) antara Penjabat Gubernur Bali dengan World Mosquito Program (WMP).
"Kami tunggu MoU itu akan diperpanjang atau tidak dengan WMP. Sebelumnya MoU sudah ditandatangani oleh Gubernur Bali terdahulu, Bapak Wayan Koster dengan jangka waktu satu tahun," kata Arya Wibawa.