Jakarta (ANTARA) - Perusahaan milik negara bidang pupuk PT Petrokimia Gresik berkomitmen untuk menjaga ketahanan pangan nasional salah satunya melalui Program Smart Precision Farming.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyebutkan Smart Precision Farming merupakan transformasi dari program precision farming yang sudah dikembangkan perusahaan selama lebih dari 20 tahun.
"Program precision farming diinisiasi sejak tahun 2000 lalu, ditandai terciptanya pupuk NPK dengan formula yang dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan tanaman," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Program precision farming berikutnya dikembangkan Petrokimia Gresik tahun 2005 dengan menciptakan pupuk organik granul Petroganik untuk mengantisipasi berkurangnya kandungan organik tanah. Pupuk ini, tambahnya, juga mendukung program Pemupukan Berimbang yang disosialisasikan Pemerintah untuk pertanian berkelanjutan. Tahun 2010, Petrokimia Gresik juga mengembangkan pupuk hayati berbahan aktif mikroba, untuk mengefektifkan penggunaan N dan P. Sehingga penyerapan oleh tanaman semakin optimal.
Menurut Dwi Satriyo, pada 2015 perusahaan mengoptimalkan layanan precision farming dengan menghadirkan Mobil Uji Tanah (MUT) yang kemudian jangkauan layanannya diperluas ke seluruh wilayah di Indonesia pada tahun 2020.
Mobil ini mampu menganalisa tingkat kesuburan tanah, sehingga dapat memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat sesuai dengan lokasi dan komoditi. Tahun 2021 Petrokimia Gresik juga melahirkan pupuk NPK Phonska Alam, pupuk mineral alam yang bersertifikat organik pertama di Indonesia dengan kandungan N, P, dan K terstandar.
Pada 2023, lanjutnya, mengembangkan Smart Precision Farming atau program precision farming yang lebih maju, dengan salah satunya mengembangkan pupuk yang diaplikasikan berteknologi nano, sehingga lebih optimal penyerapannya oleh tanaman.
Petrokimia Gresik juga memanfaatkan teknologi drone yang dilengkapi dengan IoT untuk mengaplikasikan pupuk nano dan mengambil data geo-spasial, soil test kit untuk mengukur unsur hara tanah, serta teknologi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) yang dapat merekam indeks vegetasi tanaman melalui citra satelit kanal infra merah dan kanal merah.
"Smart Precision Farming dapat menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh pertanian Indonesia, dengan memanfaatkan teknologi modern, sehingga budidaya pertanian dapat dilakukan dengan cara lebih efektif, efisien, dan presisi," katanya.
Baca juga: NFA mengandeng Kemendikbudristek perkuat ketahanan pangan dan gizi
Baca juga: Bupati Bekasi mendampingi Wapres meluncurkan gerakan ketahanan pangan
Terkait hal itu, Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo bersama Dirut PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi pada Kamis (9/11) lalu meninjau persiapan Program Smart Precision Farming di pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik, Kabupaten Gresik. Jawa Timur.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyebutkan Smart Precision Farming merupakan transformasi dari program precision farming yang sudah dikembangkan perusahaan selama lebih dari 20 tahun.
"Program precision farming diinisiasi sejak tahun 2000 lalu, ditandai terciptanya pupuk NPK dengan formula yang dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan tanaman," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Program precision farming berikutnya dikembangkan Petrokimia Gresik tahun 2005 dengan menciptakan pupuk organik granul Petroganik untuk mengantisipasi berkurangnya kandungan organik tanah. Pupuk ini, tambahnya, juga mendukung program Pemupukan Berimbang yang disosialisasikan Pemerintah untuk pertanian berkelanjutan. Tahun 2010, Petrokimia Gresik juga mengembangkan pupuk hayati berbahan aktif mikroba, untuk mengefektifkan penggunaan N dan P. Sehingga penyerapan oleh tanaman semakin optimal.
Menurut Dwi Satriyo, pada 2015 perusahaan mengoptimalkan layanan precision farming dengan menghadirkan Mobil Uji Tanah (MUT) yang kemudian jangkauan layanannya diperluas ke seluruh wilayah di Indonesia pada tahun 2020.
Mobil ini mampu menganalisa tingkat kesuburan tanah, sehingga dapat memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat sesuai dengan lokasi dan komoditi. Tahun 2021 Petrokimia Gresik juga melahirkan pupuk NPK Phonska Alam, pupuk mineral alam yang bersertifikat organik pertama di Indonesia dengan kandungan N, P, dan K terstandar.
Pada 2023, lanjutnya, mengembangkan Smart Precision Farming atau program precision farming yang lebih maju, dengan salah satunya mengembangkan pupuk yang diaplikasikan berteknologi nano, sehingga lebih optimal penyerapannya oleh tanaman.
Petrokimia Gresik juga memanfaatkan teknologi drone yang dilengkapi dengan IoT untuk mengaplikasikan pupuk nano dan mengambil data geo-spasial, soil test kit untuk mengukur unsur hara tanah, serta teknologi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) yang dapat merekam indeks vegetasi tanaman melalui citra satelit kanal infra merah dan kanal merah.
"Smart Precision Farming dapat menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh pertanian Indonesia, dengan memanfaatkan teknologi modern, sehingga budidaya pertanian dapat dilakukan dengan cara lebih efektif, efisien, dan presisi," katanya.
Baca juga: NFA mengandeng Kemendikbudristek perkuat ketahanan pangan dan gizi
Baca juga: Bupati Bekasi mendampingi Wapres meluncurkan gerakan ketahanan pangan
Terkait hal itu, Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo bersama Dirut PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi pada Kamis (9/11) lalu meninjau persiapan Program Smart Precision Farming di pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik, Kabupaten Gresik. Jawa Timur.