Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemkab Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) memaksimalkan fasilitas instalasi pengelolaan lumpur tinja (IPLT) di Desa Pengengat, Kecamatan Pujut untuk menangani sanitasi yang ada di daerah setempat, karena belum masuk kategori aman.
"Masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan kotoran manusia atau tinja ini memang belum tertangani maksimal," kata Kepala Bapperinda Lombok Tengah, Lalu Wiranata di Praya, Selasa.
Ia mengatakan, selama ini banyak masyarakat yang beraktivitas sebagai penyedot lumpur tinja ternyata membuang kotoran manusia ini sembarangan, bahkan mereka membuangnya ke sungai. Sehingga agar nantinya sanitasi bisa menjadi aman ke depan diharapkan keberadaan fasilitas IPLT bisa dimanfaatkan dengan maksimal.
"IPLT yang ada di Desa Pengengat ini belum jalan maksimal, karena IPLT ini mulai berjalan tahun 2023 ini," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya sudah melakukan pendataan kepada para pekerja atau yang penyedot tinja pada awal November 2023 dan kita akan panggil untuk dilakukan sosialisasi agar nantinya kalau sudah melakukan penyedotan lumpur tinja itu agar dibawa ke IPLT.
"Hasil penyedotan itu harus di buang ke IPLT," katanya.
Selama ini, setelah dilakukan penyedotan lumpur tinja maka tidak diketahui secara pasti dimana dibuang lumpur kotoran manusia ini bahkan informasi yang didapat ada yang dibuang ke lahan kosong dan berbagai tempat lainnya.
"Hal inilah yang membuat sanitasi menjadi tidak aman. Tapi kalau IPLT ini sudah jalan maka kita yakin akan aman apalagi di IPLT ini ada pengolahannya dengan fasilitas lengkap," katanya .
Nantinya kotoran tinja ini akan diolah untuk bisa menjadi air murni lagi dan nanti tidak boleh lagi membuang lumpur tinja ini selain di IPLT apalagi yang bekerja sebagai penyedot tinja ini juga memungut biaya ke warga yang menyedot tinja.
Baca juga: Mengolah limbah plastik jadi BBM alternatif
Baca juga: Rekind siapkan pabrik percontohan pengolahan limbah sawit
Lebih jauh disampaikan bahwa sebenarnya dari pemkab berencana akan membuat semacam depo sementara untuk penampungan lumpur tinja sebelum dibawa ke IPLT ini. Hanya saja yang menjadi kendala saat ini masih belum ada lokasi yang pas untuk dijadikan sebagai depo sementara ini.
“Lokasi untuk membuat depo ini sangat sulit apalagi kita akan hadapi bisa saja penolakan warga yang tidak mau bertetangga dengan penampungan kotoran," katanya.
"Masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan kotoran manusia atau tinja ini memang belum tertangani maksimal," kata Kepala Bapperinda Lombok Tengah, Lalu Wiranata di Praya, Selasa.
Ia mengatakan, selama ini banyak masyarakat yang beraktivitas sebagai penyedot lumpur tinja ternyata membuang kotoran manusia ini sembarangan, bahkan mereka membuangnya ke sungai. Sehingga agar nantinya sanitasi bisa menjadi aman ke depan diharapkan keberadaan fasilitas IPLT bisa dimanfaatkan dengan maksimal.
"IPLT yang ada di Desa Pengengat ini belum jalan maksimal, karena IPLT ini mulai berjalan tahun 2023 ini," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya sudah melakukan pendataan kepada para pekerja atau yang penyedot tinja pada awal November 2023 dan kita akan panggil untuk dilakukan sosialisasi agar nantinya kalau sudah melakukan penyedotan lumpur tinja itu agar dibawa ke IPLT.
"Hasil penyedotan itu harus di buang ke IPLT," katanya.
Selama ini, setelah dilakukan penyedotan lumpur tinja maka tidak diketahui secara pasti dimana dibuang lumpur kotoran manusia ini bahkan informasi yang didapat ada yang dibuang ke lahan kosong dan berbagai tempat lainnya.
"Hal inilah yang membuat sanitasi menjadi tidak aman. Tapi kalau IPLT ini sudah jalan maka kita yakin akan aman apalagi di IPLT ini ada pengolahannya dengan fasilitas lengkap," katanya .
Nantinya kotoran tinja ini akan diolah untuk bisa menjadi air murni lagi dan nanti tidak boleh lagi membuang lumpur tinja ini selain di IPLT apalagi yang bekerja sebagai penyedot tinja ini juga memungut biaya ke warga yang menyedot tinja.
Baca juga: Mengolah limbah plastik jadi BBM alternatif
Baca juga: Rekind siapkan pabrik percontohan pengolahan limbah sawit
Lebih jauh disampaikan bahwa sebenarnya dari pemkab berencana akan membuat semacam depo sementara untuk penampungan lumpur tinja sebelum dibawa ke IPLT ini. Hanya saja yang menjadi kendala saat ini masih belum ada lokasi yang pas untuk dijadikan sebagai depo sementara ini.
“Lokasi untuk membuat depo ini sangat sulit apalagi kita akan hadapi bisa saja penolakan warga yang tidak mau bertetangga dengan penampungan kotoran," katanya.