Mataram (Antara NTB) - PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk, melalui program Sekolah Tukang Semen Tiga Roda (SETARA), berhasil mencetak sebanyak 1.000 tenaga ahli konstruksi bangunan bersertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
"Sejak dibentuk pada Februari 2015, SETARA berhasil menghasilkan 1.000 tenaga ahli di bidang konstruksi bangunan," kata Corporate Comunication PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk Rizky Dinihari di Mataram, Selasa.
Sebanyak 1.000 tenaga ahli konstruksi bangunan itu, mendapat sertifikat dari program SETARA yang digelar di delapan kota di Indonesia. "Jadi sampai saat ini, SETARA sudah mencetak 10 angkatan, mereka semua berasal dari delapan kota besar," ujarnya.
Delapan kota yang pernah disambangi SETARA, antara lain di Bandung, Malang, Semarang, Tabanan, Banjarmasin, Bogor, dan Palangkaraya. "Jadi pelaksanaannya ini bekerjasama dengan institusi pendidikan yang berkompeten di wilayah setempat," ucap Rizky.
Kemudian untuk target tahun 2016, lanjutnya, SETARA rencananya akan menggelar program tersebut di sejumlah kota besar lainnya, seperti di Tasikmalaya, Cirebon, Surabaya, Lampung, dan Banjarmasin.
"Untuk di tahun ini yang sudah terlaksana di Bogor dan Palangkaraya, rencananya Banjarmasin akan dapat lagi," katanya.
Kemudian saat disinggung apakah pekerja bangunan yang berdomisili di NTB nantinya mendapat kesempatan sebagai peserta SETARA, Rizky mengatakan bahwa pihaknya merencanakan hal itu pada tahun berikutnya.
"Tahun depan ada rencana di NTB, jadi tiap tahun itu kita ada target hingga 2020 mendatang, yang targetannya mencapai 10.000 tenaga ahli konstruksi bangunan," ujar Rizky.
Program SETARA ini adalah buah dari kerjasama antara PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), LPJK, dan perguruan tinggi yang berkompeten di bidang konstruksi bangunan.
Untuk sertifikasi, dikeluarkan secara sah oleh LPJK yang didukung oleh pendanaan dari pemerintah melalui Kementerian PUPR. Sedangkan untuk pendanaan sekolahnya, akan diberikan gratis langsung dari PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk.
Harapannya dengan adanya program ini, tenaga ahli konstruksi bangunan yang telah mendapat sertifikat kepiawaiannya dari LPJK, kelak dapat menjadi bekal dan mampu bersaing di tengah perhelatan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Namun untuk saat ini, tenaga ahli konstruksi bangunan hasil cetakan SETARA diakuinya belum begitu merasakan manfaat yang cukup siginifikan. Karena Rizky melihat, persaingan pasar bebas belum begitu memberikan dampak di masyarakat Indonesia.
"Tapi untuk dua atau tiga tahun ke depannya, setelah MEA berjalan, hasilnya dapat dirasakan. Tenaga ahli konstruksi bangunan keluaran SETARA, nantinya tidak hanya mendapat kesempatan bekerja di Indonesia, tapi bisa juga bersaing sampai ke luar negeri, kita akan upayakan itu," katanya. (*)
"Sejak dibentuk pada Februari 2015, SETARA berhasil menghasilkan 1.000 tenaga ahli di bidang konstruksi bangunan," kata Corporate Comunication PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk Rizky Dinihari di Mataram, Selasa.
Sebanyak 1.000 tenaga ahli konstruksi bangunan itu, mendapat sertifikat dari program SETARA yang digelar di delapan kota di Indonesia. "Jadi sampai saat ini, SETARA sudah mencetak 10 angkatan, mereka semua berasal dari delapan kota besar," ujarnya.
Delapan kota yang pernah disambangi SETARA, antara lain di Bandung, Malang, Semarang, Tabanan, Banjarmasin, Bogor, dan Palangkaraya. "Jadi pelaksanaannya ini bekerjasama dengan institusi pendidikan yang berkompeten di wilayah setempat," ucap Rizky.
Kemudian untuk target tahun 2016, lanjutnya, SETARA rencananya akan menggelar program tersebut di sejumlah kota besar lainnya, seperti di Tasikmalaya, Cirebon, Surabaya, Lampung, dan Banjarmasin.
"Untuk di tahun ini yang sudah terlaksana di Bogor dan Palangkaraya, rencananya Banjarmasin akan dapat lagi," katanya.
Kemudian saat disinggung apakah pekerja bangunan yang berdomisili di NTB nantinya mendapat kesempatan sebagai peserta SETARA, Rizky mengatakan bahwa pihaknya merencanakan hal itu pada tahun berikutnya.
"Tahun depan ada rencana di NTB, jadi tiap tahun itu kita ada target hingga 2020 mendatang, yang targetannya mencapai 10.000 tenaga ahli konstruksi bangunan," ujar Rizky.
Program SETARA ini adalah buah dari kerjasama antara PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), LPJK, dan perguruan tinggi yang berkompeten di bidang konstruksi bangunan.
Untuk sertifikasi, dikeluarkan secara sah oleh LPJK yang didukung oleh pendanaan dari pemerintah melalui Kementerian PUPR. Sedangkan untuk pendanaan sekolahnya, akan diberikan gratis langsung dari PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk.
Harapannya dengan adanya program ini, tenaga ahli konstruksi bangunan yang telah mendapat sertifikat kepiawaiannya dari LPJK, kelak dapat menjadi bekal dan mampu bersaing di tengah perhelatan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Namun untuk saat ini, tenaga ahli konstruksi bangunan hasil cetakan SETARA diakuinya belum begitu merasakan manfaat yang cukup siginifikan. Karena Rizky melihat, persaingan pasar bebas belum begitu memberikan dampak di masyarakat Indonesia.
"Tapi untuk dua atau tiga tahun ke depannya, setelah MEA berjalan, hasilnya dapat dirasakan. Tenaga ahli konstruksi bangunan keluaran SETARA, nantinya tidak hanya mendapat kesempatan bekerja di Indonesia, tapi bisa juga bersaing sampai ke luar negeri, kita akan upayakan itu," katanya. (*)