Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mewaspadai kenaikan harga bahan pokok menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024 sehingga bisa segera dicarikan solusi untuk mengatasinya.

Pj Wali Kota Kediri Zanariah, Rabu, mengemukakan cabai, beras, dan gula menjadi komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi di Kota Kediri. Ditambah mendekati perayaan Natal dan tahun baru identik dengan permintaan masyarakat yang meningkat.

"Harus tetap ada monitoring berkala kondisi stok dan harga komoditas di pasar," katanya di Kediri.

Berdasar data dari BPS Kota Kediri, inflasi month to month Kota Kediri sebesar 0,38 persen, berada di atas rata-rata inflasi Jawa Timur 0,31 persen dan setara dengan inflasi nasional. Inflasi year to date sebesar 2,46 persen, berada di bawah inflasi Jatim 2,63 persen dan di atas nasional sebesar 2,19 persen.

Untuk inflasi year on year sebesar 3,06 persen, berada di bawah rata-rata inflasi Jatim 3,24 persen dan di atas rata-rata nasional 2,86 persen.

Di bulan November ada 10 komoditas utama penyumbang inflasi. Yakni, cabai rawit, cabai merah, emas perhiasan, telur ayam ras, beras, gula pasir, ayam hidup, bawang merah, sate, dan kembang kol.

Menurut dia, sesuai Permenkeu Nomor 101/PMK.010/2021 tentang Sasaran Inflasi Tahun 2022, Tahun 2023, dan Tahun 2024, pemerintah memiliki target untuk menurunkan angka inflasi dari 3,0 persen +-1 persen di tahun 2023 menjadi 2,5 persen +- 1 persen di tahun 2024.

"Untuk mencapai angka tersebut tentu diperlukan kontribusi tiap daerah untuk ikut serta mengendalikan. Agar inflasi tetap on the track sesuai sasaran," ujarnya.

Zanariah menjelaskan beberapa waktu lalu Mendagri telah memberikan arahan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan program dan kebijakan dalam pengendalian inflasi antara lain, melakukan gerak tanam, pendistribusian bantuan pada keluarga penerima manfaat agar tepat sasaran, kampanyekan tidak boros pangan melakukan rekonsiliasi data, melakukan gerakan stabilitas pasokan dan harga pangan, serta langkah-langkah menghadapi El Nino.

Beberapa arahan tersebut sudah dijalankan di Kota Kediri. Seperti, pemantauan harga yang di upload di website Siskaperbapo dan Siasat, melakukan rapat teknis TPID secara berkala, menjaga pasokan barang melalui bazar pangan murah dan operasi pasar beras, melakukan sidak pasar, serta bantuan transportasi dari APBD.

Ia mengatakan, yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah menjalin komunikasi lebih intensif dan meningkatkan kerjasama antardaerah penghasil komoditas, serta pencanangan gerakan menanam baik di pekarangan rumah bahkan kantor. Salah satu caranya dengan urban farming utamanya pada komoditas cabai.

Baca juga: Gubernur mengajak masyarakat Sulut tak boros pangan saat musim kering
Baca juga: Stok gula konsumsi di Sumut aman sampai akhir 2023

"Nanti bisa dibuat campaign, sosialisasi melalui sosial media, hingga edukasi, pendampingan dan pembinaan pada masyarakat. Harapannya dengan gerakan ini masyarakat tidak perlu khawatir dan terpengaruh dengan kenaikan harga komoditas tertentu. Saya juga minta ada laporan mingguan supaya kita bisa cepat mengambil kebijakan intervensi pasar jika ditemukan kondisi tertentu," kata dia.

 

Pewarta : Asmaul Chusna
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024