Sentani (ANTARA) - Balai Guru Penggerak (BGP) Papua menyatakan terdapat 127 sekolah penggerak di empat provinsi tanah Papua yaitu Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Kepala Balai Guru Penggerak Papua Fatkurohmah ketika dihubungi ANTARA, di Sentani, Minggu, mengatakan sekolah penggerak sudah diterapkan di Provinsi Papua dengan 29 kabupaten/kota sebelum adanya pemekaran tiga Daerah Otonomi Baru (DOB).
“Di sekolah penggerak, guru-gurunya juga akan menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif,” katanya.
Menurut Fatkurohmah, sistem di sekolah penggerak yakni memberikan kesempatan kepada murid untuk berkreasi dalam mengembangkan kemampuan diri sesuai ilmu pelajaran yang diperoleh.
“Kami juga mengharapkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,” ujarnya.
Dia menjelaskan manfaat dari adanya sekolah penggerak dapat meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid.
“Siswa dapat pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan, dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan,” katanya.
Dia menambahkan program sekolah penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Profil Pelajar Pancasila.
Baca juga: PGRI mengingatkan perubahan kurikulum harus dikaji mendalam
Baca juga: UMKM soko guru bagi ekonomi perkotaan di IKN
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI melalui Balai Guru Penggerak Papua masih menangani sekolah dan guru penggerak di Provinsi Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan.
Kepala Balai Guru Penggerak Papua Fatkurohmah ketika dihubungi ANTARA, di Sentani, Minggu, mengatakan sekolah penggerak sudah diterapkan di Provinsi Papua dengan 29 kabupaten/kota sebelum adanya pemekaran tiga Daerah Otonomi Baru (DOB).
“Di sekolah penggerak, guru-gurunya juga akan menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif,” katanya.
Menurut Fatkurohmah, sistem di sekolah penggerak yakni memberikan kesempatan kepada murid untuk berkreasi dalam mengembangkan kemampuan diri sesuai ilmu pelajaran yang diperoleh.
“Kami juga mengharapkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,” ujarnya.
Dia menjelaskan manfaat dari adanya sekolah penggerak dapat meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid.
“Siswa dapat pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan, dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan,” katanya.
Dia menambahkan program sekolah penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Profil Pelajar Pancasila.
Baca juga: PGRI mengingatkan perubahan kurikulum harus dikaji mendalam
Baca juga: UMKM soko guru bagi ekonomi perkotaan di IKN
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI melalui Balai Guru Penggerak Papua masih menangani sekolah dan guru penggerak di Provinsi Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan.