Jakarta (ANTARA) -
Anak usaha PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (HIN) memastikan menjaga nilai warisan relief bersejarah di lobby Hotel Grand Inna Bali Beach yang direvitalisasi dalam proyek pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Bali.

Revitalisasi Grand Inna Bali Beach menjadi hotel bintang lima di area KEK Sanur diharapkan dapat menjadi diversifikasi ekonomi bagi pariwisata Indonesia, khususnya Bali.
 
"Kami berkomitmen untuk menjaga warisan budaya Bali dan mengusung kearifan lokal Bali dalam pengembangan KEK Sanur, salah satunya relief di hotel. Relief ini menjadi saksi dan ikon warisan yang memiliki nilai historikal dan menceritakan perkembangan pariwisata Bali sejak hotel ini dibangun," kata Plt VP Corporate Secretary HIN Adianta Apriadi dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
 
KEK Sanur merupakan inisiatif strategis untuk mengoptimalisasi potensi area Grand Inna Bali Beach seluas 41,6 hektare untuk menjadi "World Class Wellness & Tourism Destination" sebagai Pusat Layanan Kesehatan dan Pariwisata Baru Terpadu kelas dunia/berstandar internasional yang memiliki fasilitas terintegrasi, salah satunya yaitu hotel bintang lima.
 
Hotel Grand Inna Bali Beach memiliki sejarah kuat dan menjadi hotel berbintang pertama di Indonesia dan tertinggi di Bali yang terletak di pinggir Pantai Sanur.
 
Salah satu hal yang mencolok dari hotel milik PT Hotel Indonesia Natour ini adalah peninggalan relief bersejarah yang berada di area lobby hotel.
 
Relief tersebut merupakan salah satu karya monumental peninggalan pematung Edhi Sunarso yang merupakan salah satu pematung terbaik pada masa Bung Karno, yang telah menciptakan banyak karya salah satunya seperti Patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.
 
Adapun relief yang terdapat di Grand Inna Bali Beach ini memiliki tema "Bangsa Indonesia Bangkit".
 
Pada relief tersebut, secara detail pemahat menggambarkan pariwisata yang berada di Bali yang memiliki makna tumbuhnya pariwisata Bali yang disambut sangat antusias dan memberikan sinar kehidupan baru dalam beragam aktivitas, kebudayaan, kehidupan masyarakat Bali.
 
Unsur budaya Jawa Kuno juga terlihat jelas ditandai dengan padma (bunga teratai dalam bahasa Sansekerta) sebagai bagian elemen arsitektur, tata ruang kota interior, dan kriya. Umumnya, padma diaplikasikan pada alas arca (padmasana), relief, dan ornamen dekorasi dinding candi di Jawa Tengah.
 
Relief tersebut juga menggambarkan Presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno, di tengah rakyat dan sedang berdiri menggendong anak kecil yang menunjukkan perkembangan dari pariwisata yang berpengaruh kepada kebudayaan, keindahan, kehidupan masyarakat di Bali dan membentuk suatu destinasi baru dalam pariwisata yang akan digemari oleh banyak pengunjung, baik dari domestik maupun mancanegara.
 
Di dalam pahatan atau relief tersebut, matahari ditafsirkan mengandung makna di masa depan tentang perkembangan pariwisata tersebut akan berdampak positif dan juga negatif yang akan sangat mempengaruhi kehidupan secara ekonomi atau terjadi suatu denyut kehidupan dalam masyarakat Bali.

Baca juga: Bebas visa kunjungan guna ciptakan pariwisata berkualitas
Baca juga: Pj Gubernur NTB luncurkan logo Gili Balu Sumbawa Barat
 
Relief tersebut juga menggambarkan pengembangan Grand Inna Bali Beach (GIBB) menjadi salah satu barometer pariwisata Bali.
 
"GIBB sebagai perwujudan modernisasi yang pada masanya adalah mercusuar kebangkitan pariwisata Bali. Kami optimis keunikan ini juga menjadi daya tarik dan memberikan experience (pengalaman) unik bagi pengunjung yang datang ke hotel baik domestik maupun internasional," imbuh Adianta.

 

 

Pewarta : Ade irma Junida
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024