Mataram (ANTARA) - PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) menghadirkan tracking mangrove dalam upaya pelestarian lingkungan di Kawasan Ekowisata Lembar Selatan, Kabupaten Lombok Barat.
General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo di Mataram, Jumat mengatakan sinergi yang baik antara PLN dan Pokdarwis Lembar Selatan diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi warga sekitar, salah satunya pemanfaatan fasilitas penunjang wisata di daerah tersebut.
"Melalui Program Tanggung Jawab dan Sosial Lingkungan (TJSL) PLN, kami menyambut baik kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas lokal guna mencapai tujuan bersama dalam pelestarian hutan bakau yang kaya biodiversitas," ujarnya.
Langkah awal yang dilakukan dalam Program TJSL PLN ini, yakni pembersihan lokasi tracking yang sudah dilaksanakan pada akhir Oktober 2023.
Selanjutnya akan ada pengerjaan Penerangan Jalan Umum (PJU) yang sedang dilaksanakan hingga Desember 2023, pengadaan pembuatan board walk berupa berupa pemasangan board walk, pekerjaan ralling, dan pengecatan pada Oktober hingga Desember 2023, serta pengadaan bibit mangrove pada Desember 2023.
"Pembangunan kawasan itu melibatkan Pokdarwis Lembar Selatan yang berjumlah 28 orang dan diharapkan mampu memberikan dampak positif kepada desa di area program sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan Desa Wisata Lembar Selatan, di Dusun Puyuhan dan Cemare, Lembar, Lombok Barat," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa Kawasan Ekowisata Mangrove merupakan bagian dari Kawasan Ekowisata Lembar Selatan yang melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Kelompok Masyarakat (Pokmas) dan pemuda pemudi di desa tersebut.
"Dengan adanya proyek ini, PLN tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap lingkungan, tetapi juga berupaya memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat setempat. Semoga ini akan menjadi langkah nyata menuju keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan bersama," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lembar Selatan, Zaenal mengatakan tracking mangrove dibangun agar pengunjung dapat menikmati keindahan alam, mengamati flora dan fauna yang hidup di hutan bakau, serta mempelajari ekosistem mangrove. Ia pun mengapresiasi langkah positif yang diambil oleh PLN UIW NTB.
"Tracking mangrove ini dapat menjadi sarana edukasi dan konservasi lingkungan di lokasi pembibitan mangrove, termasuk nantinya aula pertemuan bisa digunakan sebagai lokasi camping. Terima kasih kami haturkan kepada PLN atas kepedulian terhadap lingkungan di sini, kami berharap ke depannya, akan ada wisata air atau outbound," katanya.
General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo di Mataram, Jumat mengatakan sinergi yang baik antara PLN dan Pokdarwis Lembar Selatan diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi warga sekitar, salah satunya pemanfaatan fasilitas penunjang wisata di daerah tersebut.
"Melalui Program Tanggung Jawab dan Sosial Lingkungan (TJSL) PLN, kami menyambut baik kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas lokal guna mencapai tujuan bersama dalam pelestarian hutan bakau yang kaya biodiversitas," ujarnya.
Langkah awal yang dilakukan dalam Program TJSL PLN ini, yakni pembersihan lokasi tracking yang sudah dilaksanakan pada akhir Oktober 2023.
Selanjutnya akan ada pengerjaan Penerangan Jalan Umum (PJU) yang sedang dilaksanakan hingga Desember 2023, pengadaan pembuatan board walk berupa berupa pemasangan board walk, pekerjaan ralling, dan pengecatan pada Oktober hingga Desember 2023, serta pengadaan bibit mangrove pada Desember 2023.
"Pembangunan kawasan itu melibatkan Pokdarwis Lembar Selatan yang berjumlah 28 orang dan diharapkan mampu memberikan dampak positif kepada desa di area program sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan Desa Wisata Lembar Selatan, di Dusun Puyuhan dan Cemare, Lembar, Lombok Barat," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa Kawasan Ekowisata Mangrove merupakan bagian dari Kawasan Ekowisata Lembar Selatan yang melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Kelompok Masyarakat (Pokmas) dan pemuda pemudi di desa tersebut.
"Dengan adanya proyek ini, PLN tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap lingkungan, tetapi juga berupaya memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat setempat. Semoga ini akan menjadi langkah nyata menuju keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan bersama," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lembar Selatan, Zaenal mengatakan tracking mangrove dibangun agar pengunjung dapat menikmati keindahan alam, mengamati flora dan fauna yang hidup di hutan bakau, serta mempelajari ekosistem mangrove. Ia pun mengapresiasi langkah positif yang diambil oleh PLN UIW NTB.
"Tracking mangrove ini dapat menjadi sarana edukasi dan konservasi lingkungan di lokasi pembibitan mangrove, termasuk nantinya aula pertemuan bisa digunakan sebagai lokasi camping. Terima kasih kami haturkan kepada PLN atas kepedulian terhadap lingkungan di sini, kami berharap ke depannya, akan ada wisata air atau outbound," katanya.