Jakarta (ANTARA) - Calon wakil presiden nomor urut 3 Mohammad Mahfud MD mengatakan bahwa cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyimpang dari rumus soal target pertumbuhan ekonomi, terutama terkait Incremental Capital Output Ratio (ICOR).
ICOR merupakan rasio antara tambahan modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan keluaran atau output. ICOR yang tinggi menunjukkan bahwa investasi di suatu negara membutuhkan biaya yang besar.
"Anda menyimpang dari rumus yang selama ini terjadi. Kalau Anda berani dengan ICOR 4 saja, Anda pasti bisa 7 persen (pertumbuhan ekonominya), apalagi 4 sampai 5. Lah ini Anda yang segini, tetapi pertumbuhan ekonominya cuma 5,5 sampai 6,5 (persen). Secara matematis saya anggap kurang cepat," kata Mahfud dalam debat kedua Pilpres 2024 yang mempertemukan antarcawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat.
Baca juga: Mahfud: Ide Gibran naikkan rasio pajak jadi 23 persen tak masuk akal
Sebelumnya, Mahfud menyoroti visi misi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin yang mencantumkan target ICOR sebesar 4 sampai 5 poin, sementara pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 sampai 6,5 persen per tahunnya.
"Saya melihat di dalam visi misi Anda itu ada ICOR 4 (sampai) 5, efisiensi akan meningkat. Kalau itu bisa dicapai seperti tahun 89-91 (1989-1991) maka pertumbuhan ekonomi kita bisa mencapai 7 persen. Kalau 4 saja, Anda punya visi target ICOR-nya itu 4 sampai 5, padahal pertumbuhan (ICOR) dengan 4 saja bisa 7 persen pertumbuhan ekonomi nasional," kata Mahfud saat menyampaikan pertanyaan kepada Cak Imin.
"Sehingga dengan demikian, saya kok jadi ingin tahu kenapa di dalam visi misi Anda tingkat pertumbuhan (ekonomi) yang ditargetkan hanya 5,5 sampai 6,5. Kok tidak berani 7? Kalau (ICOR) 4 apalagi sampai 5 seharusnya berani sampai 7 (pertumbuhan ekonominya)," tambah Mahfud.
Baca juga: Cak Imin: "Slepetnomics" solusi pembangunan ekonomi Indonesia
Menanggapi pertanyaan itu, Cak Imin menjelaskan bahwa pihaknya bisa saja membuat target pertumbuhan sebesar 7 hingga 8 persen. Akan tetapi, target yang diusung pasangan AMIN lebih realistis.
"Target yang berjumlah 5,5 persen sampai 6,5 persen itu realistis yang akan tidak membebani bagi proses pembangunan kita pada masa yang akan datang. Di sisi lain, kita pasti tahu bahwa salah satu syarat-syarat pertumbuhan yang bisa sehat itu adalah apabila investasi yang masuk tidak menjadi beban baru bagi pembangunan nasional kita," kata Cak Imin.
"Apa beban baru itu? Yaitu tingginya tanggungan bunga-bunga yang harus diselesaikan, apalagi utang G2G (government to government) yang menjadi beban berat bagi APBN kita hari ini dan di masa-masa yang akan datang," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Cek fakta, Cak Imin sebut lebih dari 20 persen APBN digunakan untuk bayar utang luar negeri
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan tiga pasang capres-cawapres peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 pada Senin, 13 Desember 2023.
Hasil pengundian nomor urut sehari berselang menetapkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Selepas debat pertama antarcapres pada Selasa (12/12), KPU menggelar debat kedua yang melibatkan tiga cawapres di JCC, Jakarta, Jumat (22/12).
Tema debat kedua meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Baca juga: Pengamat: Cawapres kurang paparkan kedalaman analisis-solusi praktis
Baca juga: Mahfud: Lemahnya kedisiplinan hukum hambat penyelesaian masalah tanah
Baca juga: Gibran: Lebur DJP, Bea Cukai untuk fokus penerimaan negara
ICOR merupakan rasio antara tambahan modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan keluaran atau output. ICOR yang tinggi menunjukkan bahwa investasi di suatu negara membutuhkan biaya yang besar.
"Anda menyimpang dari rumus yang selama ini terjadi. Kalau Anda berani dengan ICOR 4 saja, Anda pasti bisa 7 persen (pertumbuhan ekonominya), apalagi 4 sampai 5. Lah ini Anda yang segini, tetapi pertumbuhan ekonominya cuma 5,5 sampai 6,5 (persen). Secara matematis saya anggap kurang cepat," kata Mahfud dalam debat kedua Pilpres 2024 yang mempertemukan antarcawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat.
Baca juga: Mahfud: Ide Gibran naikkan rasio pajak jadi 23 persen tak masuk akal
Sebelumnya, Mahfud menyoroti visi misi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin yang mencantumkan target ICOR sebesar 4 sampai 5 poin, sementara pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 sampai 6,5 persen per tahunnya.
"Saya melihat di dalam visi misi Anda itu ada ICOR 4 (sampai) 5, efisiensi akan meningkat. Kalau itu bisa dicapai seperti tahun 89-91 (1989-1991) maka pertumbuhan ekonomi kita bisa mencapai 7 persen. Kalau 4 saja, Anda punya visi target ICOR-nya itu 4 sampai 5, padahal pertumbuhan (ICOR) dengan 4 saja bisa 7 persen pertumbuhan ekonomi nasional," kata Mahfud saat menyampaikan pertanyaan kepada Cak Imin.
"Sehingga dengan demikian, saya kok jadi ingin tahu kenapa di dalam visi misi Anda tingkat pertumbuhan (ekonomi) yang ditargetkan hanya 5,5 sampai 6,5. Kok tidak berani 7? Kalau (ICOR) 4 apalagi sampai 5 seharusnya berani sampai 7 (pertumbuhan ekonominya)," tambah Mahfud.
Baca juga: Cak Imin: "Slepetnomics" solusi pembangunan ekonomi Indonesia
Menanggapi pertanyaan itu, Cak Imin menjelaskan bahwa pihaknya bisa saja membuat target pertumbuhan sebesar 7 hingga 8 persen. Akan tetapi, target yang diusung pasangan AMIN lebih realistis.
"Target yang berjumlah 5,5 persen sampai 6,5 persen itu realistis yang akan tidak membebani bagi proses pembangunan kita pada masa yang akan datang. Di sisi lain, kita pasti tahu bahwa salah satu syarat-syarat pertumbuhan yang bisa sehat itu adalah apabila investasi yang masuk tidak menjadi beban baru bagi pembangunan nasional kita," kata Cak Imin.
"Apa beban baru itu? Yaitu tingginya tanggungan bunga-bunga yang harus diselesaikan, apalagi utang G2G (government to government) yang menjadi beban berat bagi APBN kita hari ini dan di masa-masa yang akan datang," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Cek fakta, Cak Imin sebut lebih dari 20 persen APBN digunakan untuk bayar utang luar negeri
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan tiga pasang capres-cawapres peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 pada Senin, 13 Desember 2023.
Hasil pengundian nomor urut sehari berselang menetapkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Selepas debat pertama antarcapres pada Selasa (12/12), KPU menggelar debat kedua yang melibatkan tiga cawapres di JCC, Jakarta, Jumat (22/12).
Tema debat kedua meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Baca juga: Pengamat: Cawapres kurang paparkan kedalaman analisis-solusi praktis
Baca juga: Mahfud: Lemahnya kedisiplinan hukum hambat penyelesaian masalah tanah
Baca juga: Gibran: Lebur DJP, Bea Cukai untuk fokus penerimaan negara