Mataram (Antara NTB)- Tim pemeriksa kesehatan hewan kurban Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menemukan cacing hati pada seekor sapi yang dipotong di halaman kantor Wali Kota Mataram, Senin.
"Dari lima sapi yang dipotong di halaman Kantor Wali Kota Mataram dalam rangkaian Hari Raya Idul Adha 1437 Hijriah, satu sapi diantaranya mengidap cacing hati, kondisinya cacingan ringan," kata drh Ana Mustiana yang ditemui di sela melakukan pemeriksaan daging kurban bersama anggotanya.
Dikatakan, cacing hati itu ditemukan saat tim mulai memeriksa bagian hati sapi yang dipotong dan pada bagian lubang hati ditemukan dua ekor cacing hati.
Untuk memastikan adanya cacing-cacing lainnya pada bagian hati tersebut, tim melakukan pemeriksaan secara intensif dengan mengiris bagian hati dan memisahkan bagian hati yang terindikasi ada cacing.
"Bagian hati yang terindikasi cacingan itu biasanya keras dan berubah warna, tapi selama hati tidak berubah warna, bagian tersebut masih bisa dikonsumsi," katanya.
Ia mengatakan, tingkat temuan cacing hati saat pemotongan hewan kurban setiap tahun selalu ada namun persentasenya sangat kecil, hal itu salah satunya dipicu karena faktor makanan atau pakan yang dikonsumsi.
Kemungkinan, katanya, masih ada sisa telur cacing dan pakan dalam keadaan basah. "Karena itu, pakan yang baik untuk ternak adalah pakan yang sudah dikeringkan," katanya.
Ana Mustiana mengatakan, sebelum dipotong sapi tersebut telah lulus pemeriksaan fisik dan kelima sapi itu sehat, tidak sakit mata, flu, cacat dan lainnya.
"Tapi hal itu belum menjamin 100 persen, organ dalamnya juga sehat," katanya.
Untuk itulah, pemeriksaan organ dalam harus tetap dilakukan. Organ dalam yang dimaksud, selain hati tim kesehatan hewan kurban juga melakukan pemeriksaan pada bagian paru dan limpa.
Tetapi rata-rata bagian paru dan limpa tidak ada masalah, jika paru berubah warga menjadi hitam berarti ada penyakit, begitu juga kalau limpa sapi jika membesar berarti sapi itu terindikasi mengidap penyakit antraks.
"Namun, sejauh ini selain cacing hati, tim kesehatan hewan kurban belum menemukan kasus-kasus lainnya, apalagi kasus penyakit antraks," ucapnya.
Untuk memastikan hewan dan daging kurban ASUH (aman, sehat, utuh dan halal), Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan menurunkan 90 orang tim pemeriksa kesehatan hewan kurban.
Pada hari pertama ini, tim menyasar sekitar 250 titik pemotongan yang tersebar dienam kecamatan di kota ini. (*)
"Dari lima sapi yang dipotong di halaman Kantor Wali Kota Mataram dalam rangkaian Hari Raya Idul Adha 1437 Hijriah, satu sapi diantaranya mengidap cacing hati, kondisinya cacingan ringan," kata drh Ana Mustiana yang ditemui di sela melakukan pemeriksaan daging kurban bersama anggotanya.
Dikatakan, cacing hati itu ditemukan saat tim mulai memeriksa bagian hati sapi yang dipotong dan pada bagian lubang hati ditemukan dua ekor cacing hati.
Untuk memastikan adanya cacing-cacing lainnya pada bagian hati tersebut, tim melakukan pemeriksaan secara intensif dengan mengiris bagian hati dan memisahkan bagian hati yang terindikasi ada cacing.
"Bagian hati yang terindikasi cacingan itu biasanya keras dan berubah warna, tapi selama hati tidak berubah warna, bagian tersebut masih bisa dikonsumsi," katanya.
Ia mengatakan, tingkat temuan cacing hati saat pemotongan hewan kurban setiap tahun selalu ada namun persentasenya sangat kecil, hal itu salah satunya dipicu karena faktor makanan atau pakan yang dikonsumsi.
Kemungkinan, katanya, masih ada sisa telur cacing dan pakan dalam keadaan basah. "Karena itu, pakan yang baik untuk ternak adalah pakan yang sudah dikeringkan," katanya.
Ana Mustiana mengatakan, sebelum dipotong sapi tersebut telah lulus pemeriksaan fisik dan kelima sapi itu sehat, tidak sakit mata, flu, cacat dan lainnya.
"Tapi hal itu belum menjamin 100 persen, organ dalamnya juga sehat," katanya.
Untuk itulah, pemeriksaan organ dalam harus tetap dilakukan. Organ dalam yang dimaksud, selain hati tim kesehatan hewan kurban juga melakukan pemeriksaan pada bagian paru dan limpa.
Tetapi rata-rata bagian paru dan limpa tidak ada masalah, jika paru berubah warga menjadi hitam berarti ada penyakit, begitu juga kalau limpa sapi jika membesar berarti sapi itu terindikasi mengidap penyakit antraks.
"Namun, sejauh ini selain cacing hati, tim kesehatan hewan kurban belum menemukan kasus-kasus lainnya, apalagi kasus penyakit antraks," ucapnya.
Untuk memastikan hewan dan daging kurban ASUH (aman, sehat, utuh dan halal), Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan menurunkan 90 orang tim pemeriksa kesehatan hewan kurban.
Pada hari pertama ini, tim menyasar sekitar 250 titik pemotongan yang tersebar dienam kecamatan di kota ini. (*)