Taliwang (Antara NTB) - Bupati Sumbawa Barat HW Musyafirin mengaku kecewa terhadap kinerja aparatnya yang belum menyelesaikan pengurusan izin operasional Bandara Sekongkang dan Dermaga Pelabuhan Lalar sebagai pendukung pembangunan perekonomian daerah.
"Saya kecewa sama kinerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika karena pengurusan izin Bandara Sekongkang belum sesuai harapan," kata HW Musyafirin di Taliwang, ibu kota Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Bupati mengaku sudah dua kali mendatangi jajaran Kementerian Perhubungan di Jakarta, menanyakan masalah izin operasional Bandara Sekongkang dan Dermaga Pelabuhan Lalar.
Dari kunjungan tersebut, diketahui bahwa proses perizinan operasional kedua infrastruktur tersebut ternyata belum begitu menggembirakan.
"Yang lebih miris lagi mereka di Kementerian Perhubungan, tidak mengenal Sumbawa Barat. Ini masalah serius. Jangankan mau dilirik, mengenal saja tidak," ujar Musyafirin.
Karena itu, dia meminta kepada Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Sumbawa Barat H Mashur Yusuf, yang baru dilantik untuk segera menindaklanjuti persoalan perizinan tersebut secara sungguh-sungguh.
Musyafirin menegaskan, selain orang yang mengurus masalah tersebut harus paham masalah perhubungan, syarat-syarat administrasi yang dibutuhkan juga harus lengkap, runut dan sistematis.
"Seluruh administrasinya sudah dilengkapi dan diserahkan. Ini benar-benar saya minta tolong kepada kepala dinas, minimal sebelum 31 Desember tahun 2016 ini semua perizinan itu sudah harus tuntas di tingkat pusat," katanya.
Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaefuddin, juga menyatakan pengoperasian Bandara Sekongkang merupakan keniscayaan dalam rangka mempermudah arus transportasi demi pengembangan ekonomi masyarakat dan menarik minat investasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki Sumbawa Barat di bidang pariwisata.
"Potensi wisata alam kita sangat banyak, tetapi meski ada investasi tetap sulit berkembang karena terbatasnya moda transportasi," katanya.
Investor yang ingin investasi atau wisatawan yang ingin berkunjung terpaksa urung karena perjalanan yang harus ditempuh sangat melelahkan. "Jadi pengoperasian Bandara Sekongkang merupakan solusi," katanya. (*)
"Saya kecewa sama kinerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika karena pengurusan izin Bandara Sekongkang belum sesuai harapan," kata HW Musyafirin di Taliwang, ibu kota Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Bupati mengaku sudah dua kali mendatangi jajaran Kementerian Perhubungan di Jakarta, menanyakan masalah izin operasional Bandara Sekongkang dan Dermaga Pelabuhan Lalar.
Dari kunjungan tersebut, diketahui bahwa proses perizinan operasional kedua infrastruktur tersebut ternyata belum begitu menggembirakan.
"Yang lebih miris lagi mereka di Kementerian Perhubungan, tidak mengenal Sumbawa Barat. Ini masalah serius. Jangankan mau dilirik, mengenal saja tidak," ujar Musyafirin.
Karena itu, dia meminta kepada Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Sumbawa Barat H Mashur Yusuf, yang baru dilantik untuk segera menindaklanjuti persoalan perizinan tersebut secara sungguh-sungguh.
Musyafirin menegaskan, selain orang yang mengurus masalah tersebut harus paham masalah perhubungan, syarat-syarat administrasi yang dibutuhkan juga harus lengkap, runut dan sistematis.
"Seluruh administrasinya sudah dilengkapi dan diserahkan. Ini benar-benar saya minta tolong kepada kepala dinas, minimal sebelum 31 Desember tahun 2016 ini semua perizinan itu sudah harus tuntas di tingkat pusat," katanya.
Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaefuddin, juga menyatakan pengoperasian Bandara Sekongkang merupakan keniscayaan dalam rangka mempermudah arus transportasi demi pengembangan ekonomi masyarakat dan menarik minat investasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki Sumbawa Barat di bidang pariwisata.
"Potensi wisata alam kita sangat banyak, tetapi meski ada investasi tetap sulit berkembang karena terbatasnya moda transportasi," katanya.
Investor yang ingin investasi atau wisatawan yang ingin berkunjung terpaksa urung karena perjalanan yang harus ditempuh sangat melelahkan. "Jadi pengoperasian Bandara Sekongkang merupakan solusi," katanya. (*)