Mataram (ANTARA) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Nusa Tenggara Barat mulai 12 Januari akan menggelar pemusatan latihan daerah (Pelatda) sebagai persiapan menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh - Sumatera Utara yang dijadwalkan berlangsung pada 8-20 September 2024.
"Kita sudah putuskan kita mulai Pelatda 12 Januari 2024," kata Ketua KONI NTB, Mori Hanafi di Mataram, Senin.
Ia mengakui, seharusnya pelaksanaan Pelatda tersebut dilaksanakan pada 5 Januari, namun diundur menjadi 12 Januari 2024. Alasannya, karena ada data yang belum sesuai antara data yang dimiliki KONI Pusat dan Pengurus Besar (PB) masing cabang olahraga.
"Dari 16 Cabor, ada 9 Cabor yang bersinggungan dengan kita (KONI NTB, red) di PB, sehingga itu yang kita tunggu. Nah sekarang itu yang berproses di KONI Pusat. Meski berproses dan belum selesai, kita tetap tanggal 12 harus jalan (Pelatda, red). Karena waktu kita sudah mepet," terangnya.
Baca juga: KONI Pusat mengecek kesiapan arena PON 2028 di Lombok Tengah NTB
Oleh karena itu, lanjut Mori, meski persoalan tersebut belum tuntas, pihaknya tidak bisa menunda pelaksanaan Pelatda. Sebab, pada PON 2028 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut), NTB menargetkan meraih 20 emas.
"Kita punya keinginan meraih 20 medali emas sehingga Pelatda ini kita tidak bisa tunda. Jadi kita sudah putuskan 12 Januari dengan berbagai konsekuensi yang kita sudah bahas di rapat," kata Mori Hanafi.
Menurut dia, di PON Aceh - Sumut, NTB meloloskan 41 cabang olahraga. Jumlah ini lebih banyak dari PON Papua 2021, NTB hanya meloloskan 19 cabang olahraga.
"Sekarang kita 41 cabor, ini rekor dan sejarah buat kita, sehingga dalam pertemuan bersama KONI dan Pemprov, kami sampaikan ucapan terimakasih, bangga dan salut terhadap cabor-cabor itu," ujarnya.
Baca juga: KONI Pusat sebut persiapan PON 2024 sesuai rencana
Disinggung terkait anggaran Pelatda yang diketahui minim anggaran. Mori mengakui ada kekurangan anggaran. Oleh karena itu untuk menyiasati kekurangan anggaran tersebut, pihaknya membagi pelaksanaan Pelatda menjadi dua tahap.
"Untuk tanggal 12 Januari itu, 50 orang. Sisanya lagi sebulan atau dua bulan lagi dilaksanakan, sehingga tersisa 105 orang. Kemudian anggaran Pelatda dibutuhkan Rp20 miliar dari kebutuhan idealnya Rp42 miliar," kata Mori.
Anggaran Pelatda itu, digunakan untuk membiayai honor atlet, pelatih, makan, minum dan penginapan.
"Kalau honor kita nggak bisa sebut yang pasti ada standar-nya, honor atlet ada standar-nya, pelatih ada standar-nya. Karena kalau bicara makan saja berbeda antara atlet dengan masyarakat biasa, sehingga kita maklumi mereka butuh energi," ujarnya.
Baca juga: NTB loloskan 41 cabor menuju PON Aceh-Sumut 2024
Sedangkan untuk pelaksanaan Pelatda akan dipusatkan di sejumlah tempat, seperti GOR Turide Mataram, sedangkan untuk penginapan juga tersebar. Sementara terkait target PON Aceh - Sumut, Mori menyatakan pihaknya tidak ingin melihat berdasarkan rangking secara nasional. Namun, bagaimana target 20 emas tersebut bisa tercapai.
"Kalau rangking kita nggak hitung, yang penting target emas dulu kita capai. Kalau 5 besar itu kalau kita jadi tuan rumah PON 2028 baru. Tapi kalau target ini kita di Aceh - Sumut bukan urutan tapi bagaimana 20 emas bisa tercapai atau bahkan lebih. Kalau sebelumnya PON Papua kita 15 emas dari target 17 emas, sekarang insya Allah dari pemetaan 20 emas bisa tercapai, optimis banget lah kita," katanya.
Baca juga: KONI Pusat sebut persiapan PON 2024 sesuai rencana
"Kita sudah putuskan kita mulai Pelatda 12 Januari 2024," kata Ketua KONI NTB, Mori Hanafi di Mataram, Senin.
Ia mengakui, seharusnya pelaksanaan Pelatda tersebut dilaksanakan pada 5 Januari, namun diundur menjadi 12 Januari 2024. Alasannya, karena ada data yang belum sesuai antara data yang dimiliki KONI Pusat dan Pengurus Besar (PB) masing cabang olahraga.
"Dari 16 Cabor, ada 9 Cabor yang bersinggungan dengan kita (KONI NTB, red) di PB, sehingga itu yang kita tunggu. Nah sekarang itu yang berproses di KONI Pusat. Meski berproses dan belum selesai, kita tetap tanggal 12 harus jalan (Pelatda, red). Karena waktu kita sudah mepet," terangnya.
Baca juga: KONI Pusat mengecek kesiapan arena PON 2028 di Lombok Tengah NTB
Oleh karena itu, lanjut Mori, meski persoalan tersebut belum tuntas, pihaknya tidak bisa menunda pelaksanaan Pelatda. Sebab, pada PON 2028 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut), NTB menargetkan meraih 20 emas.
"Kita punya keinginan meraih 20 medali emas sehingga Pelatda ini kita tidak bisa tunda. Jadi kita sudah putuskan 12 Januari dengan berbagai konsekuensi yang kita sudah bahas di rapat," kata Mori Hanafi.
Menurut dia, di PON Aceh - Sumut, NTB meloloskan 41 cabang olahraga. Jumlah ini lebih banyak dari PON Papua 2021, NTB hanya meloloskan 19 cabang olahraga.
"Sekarang kita 41 cabor, ini rekor dan sejarah buat kita, sehingga dalam pertemuan bersama KONI dan Pemprov, kami sampaikan ucapan terimakasih, bangga dan salut terhadap cabor-cabor itu," ujarnya.
Baca juga: KONI Pusat sebut persiapan PON 2024 sesuai rencana
Disinggung terkait anggaran Pelatda yang diketahui minim anggaran. Mori mengakui ada kekurangan anggaran. Oleh karena itu untuk menyiasati kekurangan anggaran tersebut, pihaknya membagi pelaksanaan Pelatda menjadi dua tahap.
"Untuk tanggal 12 Januari itu, 50 orang. Sisanya lagi sebulan atau dua bulan lagi dilaksanakan, sehingga tersisa 105 orang. Kemudian anggaran Pelatda dibutuhkan Rp20 miliar dari kebutuhan idealnya Rp42 miliar," kata Mori.
Anggaran Pelatda itu, digunakan untuk membiayai honor atlet, pelatih, makan, minum dan penginapan.
"Kalau honor kita nggak bisa sebut yang pasti ada standar-nya, honor atlet ada standar-nya, pelatih ada standar-nya. Karena kalau bicara makan saja berbeda antara atlet dengan masyarakat biasa, sehingga kita maklumi mereka butuh energi," ujarnya.
Baca juga: NTB loloskan 41 cabor menuju PON Aceh-Sumut 2024
Sedangkan untuk pelaksanaan Pelatda akan dipusatkan di sejumlah tempat, seperti GOR Turide Mataram, sedangkan untuk penginapan juga tersebar. Sementara terkait target PON Aceh - Sumut, Mori menyatakan pihaknya tidak ingin melihat berdasarkan rangking secara nasional. Namun, bagaimana target 20 emas tersebut bisa tercapai.
"Kalau rangking kita nggak hitung, yang penting target emas dulu kita capai. Kalau 5 besar itu kalau kita jadi tuan rumah PON 2028 baru. Tapi kalau target ini kita di Aceh - Sumut bukan urutan tapi bagaimana 20 emas bisa tercapai atau bahkan lebih. Kalau sebelumnya PON Papua kita 15 emas dari target 17 emas, sekarang insya Allah dari pemetaan 20 emas bisa tercapai, optimis banget lah kita," katanya.
Baca juga: KONI Pusat sebut persiapan PON 2024 sesuai rencana