Mataram (Antara NTB) - Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Nusa Tenggara Barat Lalu Bayu Windia mengatakan pihaknya terus mengintensifkan sosialisasi keberadaan Bus Rapid Transit (BRT) yang telah diluncurkan pada 21 November 2016.
"Kita sudah melakukan sosialisasi ke beberapa sekolah. Tetapi masyarakat belum berubah, maka melalui ini kita mengajak masyarakat bisa beralih ke kenaraan umum BRT," kata Lalu Bayu Windia di Mataram.
Ia menuturkan, setelah BRT diopeasikan ke beberapa sekolah, belum banyak membuat warga berubah dari menggunakan sepeda motor atau diantar dengan kendaraan roda 4 oleh orang tua.
"Wajar mengingat sarana sistem angkutan umum massal masih merupakan barang baru di Ibu Kota Provinsi NTB ini. Oleh karenanya, Dishubkominfo NTB akan terus menggencarkan kampanye kepada masyarakat agar mau beralih dari kendaraan pribadi," jelasnya.
Dikatakannya, marga Mataram masih belum yakin dengan layanan BRT yang berkelanjutan. Karenannya, ke depan pihaknya juga terus melakukan evaluasi baik dari segi rute, jadwal, dan juga haltenya.
Ia menambahkan, kehadiran BRT tak lain untuk mengubah pilihan transportasi warga kota dari kendaraan pribadi menjadi angkutan umum, melatih warga disiplin pada jadwal atau waktu, dan menyediakan manajemen transportasi angkutan kota yang berjadwal, berkepastian, dan berkelanjutan.
"Termasuk, mengurangi pelanggaran, belum punya SIM bawa kendaraan, mengurangi kemacetan, dan mengurangi polusi," ucapnya.
Diketahui jumlah BRT di Mataram sebanyak 25 unit, masing-masing berkapasitas 70 orang penumpang dengan durasi pengoperasian dari pagi dan siang hari selama 4 jam. Sementara, jumlah koridor atau rute yang akan dilalui terdapat empat koridor. (*)
"Kita sudah melakukan sosialisasi ke beberapa sekolah. Tetapi masyarakat belum berubah, maka melalui ini kita mengajak masyarakat bisa beralih ke kenaraan umum BRT," kata Lalu Bayu Windia di Mataram.
Ia menuturkan, setelah BRT diopeasikan ke beberapa sekolah, belum banyak membuat warga berubah dari menggunakan sepeda motor atau diantar dengan kendaraan roda 4 oleh orang tua.
"Wajar mengingat sarana sistem angkutan umum massal masih merupakan barang baru di Ibu Kota Provinsi NTB ini. Oleh karenanya, Dishubkominfo NTB akan terus menggencarkan kampanye kepada masyarakat agar mau beralih dari kendaraan pribadi," jelasnya.
Dikatakannya, marga Mataram masih belum yakin dengan layanan BRT yang berkelanjutan. Karenannya, ke depan pihaknya juga terus melakukan evaluasi baik dari segi rute, jadwal, dan juga haltenya.
Ia menambahkan, kehadiran BRT tak lain untuk mengubah pilihan transportasi warga kota dari kendaraan pribadi menjadi angkutan umum, melatih warga disiplin pada jadwal atau waktu, dan menyediakan manajemen transportasi angkutan kota yang berjadwal, berkepastian, dan berkelanjutan.
"Termasuk, mengurangi pelanggaran, belum punya SIM bawa kendaraan, mengurangi kemacetan, dan mengurangi polusi," ucapnya.
Diketahui jumlah BRT di Mataram sebanyak 25 unit, masing-masing berkapasitas 70 orang penumpang dengan durasi pengoperasian dari pagi dan siang hari selama 4 jam. Sementara, jumlah koridor atau rute yang akan dilalui terdapat empat koridor. (*)