Doha (ANTARA) - Indonesia tinggal selangkah untuk memastikan keberlanjutannya di Piala Asia 2023, melalui pertandingan lawan Jepang di match day 3 Grup D yang begitu menentukan.

Jika satu atau dua hari sebelumnya Indonesia masih berada pada zona aman sebagai salah satu tim peringkat tiga terbaik, kini situasi berubah karena dinamika grup lain yang berubah dalam 24 jam terakhir.

Indonesia yang semula kokoh bertengger di peringkat 2, kini berada di tepi jurang dengan mengantongi tiga poin berkat kemenangan atas Vietnam pada match day 2 pekan lalu.

Karena itu, Indonesia dituntut untuk mengamankan paling tidak satu poin melalui skor imbang, atau jika memungkinkan kembali mencetak poin penuh dengan mengalahkan tim berjuluk The Samurai Blue tersebut.

Dengan tambahan poin, skuad asuhan pelatih Shin Tae-yong itu akan menyumbang sejarah bagi Indonesia, yaitu lolos ke babak 16 besar Piala Asia untuk pertama kalinya.

Peluang yang kian menipis itu masih menjadi pengharapan besar bagi bangsa, terutama suporter di Tanah Air.

Harapan itu pula yang akhirnya mendorong Ketua Umum PSSI Erick Thohir bertolak ke Doha, Senin malam waktu Qatar. Ia ingin memastikan laju para pemain-pemainnya dan ikut menyaksikan sejarah baru bagi persepakbolaan nasional.

Tak hanya sekedar memantau, Erick pun menunjukkan peran kepemimpinannya dengan menghampiri Skuad Garuda pada sesi sarapan Selasa pagi. Motivasi dan kalimat penyemangat ia suntikkan pada seluruh pemain.

Posisi Indonesia sekarang yang tinggal selangkah mencatatkan sejarah baru itu tidak boleh disia-siakan, kata Erick. Oleh karenanya semua pemain harus melakukan yang terbaik agar Indonesia bisa melaju ke 16 besar dan memberikan kebanggaan bagi seluruh warga Indonesia.

Ia pun mewanti-wanti timnas untuk waspada karena Jepang adalah lawan kuat yang harus dihadapi dengan serius. Erick meminta para pemainnya untuk fokus dan menyiapkan strategi terbaik agar semua berjalan sesuai harapan.

"Sebuah kehormatan bagi saya sebagai Ketua PSSI datang ke sini untuk menyaksikan kalian membuat sejarah. Terima kasih," tutup Erick sebelum melepas pemain untuk berlatih.


Arah yang benar

Kehadiran Timnas Indonesia di Piala Asia untuk kali pertama setelah hampir 17 tahun menjadi tajuk nasional.

Kebanggaan dan dukungan penuh mengalir tidak hanya dari Tanah Air, namun juga para diaspora yang berada di Qatar dan Jazirah Arab. Penggemar sepak bola Indonesia berbondong-bondong menuju stadion demi menyaksikan tim kesayangan mereka tampil di turnamen empat tahunan terbesar se-Asia itu.

Salah satu di antaranya ialah mantan pemain Timnas Indonesia era 1960-an, sekaligus mantan Exco PSSI, Bob Hippy, yang hadir ke Stadion Abdullah bin Khalifa.

Sebagai orang yang pernah merasakan kompetisi secara langsung, kemudian berkontribusi dalam kepengurusan induk sepak bola Indonesia, Bob melontarkan penilaian positif untuk timnas dan PSSI era Erick Thohir sekarang.

Skuad Garuda punya tantangan dari segi sinergi pemain lokal dan naturalisasi, kata Bob mengenai pandangan pertamanya pada timnas.

Kombinasi itu akan sulit padu jika waktu latihan terlalu pendek. Sayangnya timnas hanya punya waktu satu pekan atau 10 hari sebelum berangkat ke Qatar.

Beruntung timnas diasuh oleh Shin Tae-yong, yang dinilai Bob merupakan pelatih berkualitas serta sarat pengalaman, termasuk catatan membawa Korea Selatan tampil di Piala Dunia.

"Dia tidak jelek, justru (kualitasnya) bagus sekali," kata Bob, yang mengaku puas melihat kinerja Shin.

Tangan dingin Shin dalam menukangi Skuad Garuda senior juga didukung dengan sikap ketum yang dalam memberikan perhatian pada para pemain.

PSSI kini menuju arah yang baru, salah satunya dengan naturalisasi pemain yang diharapkan bisa mengawali gebrakan sepak bola Indonesia di level dunia.

Kehadiran pemain naturalisasi akan menjembatani pengembangan kualitas pemain. Para pemain asing yang cukup pengalaman berlaga di lapangan luar negeri, bisa menularkan teknik dan pengalamannya kepada pemain lokal.

Begitu pula pemain lokal pun bisa saling bertukar pengalaman terkait gaya bermain di dalam negeri.

Tanggung jawab Shin begitu besar, namun namanya akan dikenang jika mampu membawa Indonesia keluar dari fase grup. Mendulang poin dari Jepang adalah keharusan, meski hanya satu poin.

Shin memang sejak awal tidak terlalu berharap lolos dengan hitung-hitungan poin dari grup lain. Ia menyadari hal itu sangat dinamis dan nasib tim asuhannya bisa berubah drastis kapan pun.

Memang, bisa lolos tanpa peduli hasil pertandingan kontra Jepang adalah hal yang menyenangkan. Namun ia tak mau terlena dengan klasemen sementara sehingga sejak awal merancang strategi dan persiapan matang untuk menghadapi Jepang.

Tekadnya ialah menggempur Jepang dengan kemampuan maksimal, ungkap Shin sehari sebelum pertandingan.

Tentu bisa lolos ke babak 16 besar Piala Asia dengan pencapaian sendiri jauh lebih membanggakan dan bisa menjadi pelecut semangat tim pada babak selanjutnya. Apalagi kali ini yang dihadapi adalah Jepang.

Jepang, top level di Asia, jelas akan menjadi pesaing yang sulit dan berat. Namun, Shin berkomitmen menunjukkan performa yang baik berbekal persiapan yang sudah dilakukan.

"Saya tetap memperhatikan persiapan dan detail teknis lainnya. Tentu dengan permainan yang berbeda, gaya yang berbeda, dan sentuhan yang berbeda untuk melawan Jepang," pungkas Shin.

Baca juga: Prediksi skor Indonesia vs Jepang, susunan pemain, dan fakta menarik laga

Pewarta : Roy Rosa Bachtiar
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024