Jakarta (ANTARA) - Kapitalisasi pasar (market cap) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menembus Rp100 triliun, yang mendorong bank bersandi saham BRIS tersebut naik ke posisi ke-11 dari sebelumnya peringkat ke-13 di perbankan syariah global.
Pencapaian kapitalisasi pasar tersebut terjadi pada penutupan perdagangan bursa Selasa (30/1) di mana harga saham BRIS ditutup positif 1,87 persen ke level Rp2.180.
"Pergerakan saham BRIS pada perdagangan Selasa (30/1) sejalan dengan pergerakan pasar di mana IHSG ditutup positif ke level 7.192,22 atau terapresiasi 0,49 persen," kata Group Head Investor Relations BSI Rizky Budinanda di Jakarta, Rabu.
Rizky menuturkan saham BRIS sedang mengalami tren positif sejak penghujung 2023 hingga Januari 2024 setelah sempat sideways di pertengahan tahun. Pada akhir 2022 market cap BSI baru mencapai Rp59,51 triliun. Adapun pada Desember 2023 naik menjadi Rp80,26 triliun.
Pergerakan saham BRIS menunjukkan tren positif sejak penghujung November 2023 sejalan juga dengan tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menghijau. Pada rentang November 2023-Januari 2024 harga terendah saham BRIS berada di level Rp1.455 dan harga tertinggi di level Rp2.180.
Kenaikan harga saham tersebut seiring makin kuatnya kinerja perseroan secara fundamental. Di sisi lain, kinerja tersebut berbanding lurus dengan meningkatnya kepercayaan investor.
Baca juga: BSI salurkan beasiswa pendidikan
Baca juga: BSI tingkatkan pemahaman masyarakat investasi emas
"Pada akhir 2023 jumlah investor institusi di BSI naik menjadi sekitar 70 persen dibanding sekitar 60 persen pada akhir 2022. BSI tidak hanya menarik bagi investor domestik tapi juga asing,” ujarnya.
Pada sesi perdagangan Selasa (30/1), net buy investor asing terhadap saham BRIS mencapai sebesar Rp36,27 miliar.
Baca juga: BSI kena serangan siber, BPKN kawal kasusnya
Pencapaian kapitalisasi pasar tersebut terjadi pada penutupan perdagangan bursa Selasa (30/1) di mana harga saham BRIS ditutup positif 1,87 persen ke level Rp2.180.
"Pergerakan saham BRIS pada perdagangan Selasa (30/1) sejalan dengan pergerakan pasar di mana IHSG ditutup positif ke level 7.192,22 atau terapresiasi 0,49 persen," kata Group Head Investor Relations BSI Rizky Budinanda di Jakarta, Rabu.
Rizky menuturkan saham BRIS sedang mengalami tren positif sejak penghujung 2023 hingga Januari 2024 setelah sempat sideways di pertengahan tahun. Pada akhir 2022 market cap BSI baru mencapai Rp59,51 triliun. Adapun pada Desember 2023 naik menjadi Rp80,26 triliun.
Pergerakan saham BRIS menunjukkan tren positif sejak penghujung November 2023 sejalan juga dengan tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menghijau. Pada rentang November 2023-Januari 2024 harga terendah saham BRIS berada di level Rp1.455 dan harga tertinggi di level Rp2.180.
Kenaikan harga saham tersebut seiring makin kuatnya kinerja perseroan secara fundamental. Di sisi lain, kinerja tersebut berbanding lurus dengan meningkatnya kepercayaan investor.
Baca juga: BSI salurkan beasiswa pendidikan
Baca juga: BSI tingkatkan pemahaman masyarakat investasi emas
"Pada akhir 2023 jumlah investor institusi di BSI naik menjadi sekitar 70 persen dibanding sekitar 60 persen pada akhir 2022. BSI tidak hanya menarik bagi investor domestik tapi juga asing,” ujarnya.
Pada sesi perdagangan Selasa (30/1), net buy investor asing terhadap saham BRIS mencapai sebesar Rp36,27 miliar.
Baca juga: BSI kena serangan siber, BPKN kawal kasusnya