Mataram (Antara NTB)- Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera membuka objek wisata air berupa kegiatan olahraga "rafting" atau arung jeram dengan memanfaatkan aliran Sungai Jangkuk.
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Senin, mengatakan, objek wisata arung jeram akan menjadi alternatif wisata berbeda dan menantang bagi warga kota.
"Dengan aliran sungai yang deras dan tebing-tebing tinggi, ternyata Mataram memiliki potensi menjadi lokasi wisata `rafting`," katanya kepada sejumlah wartawan.
Hal itu disampaikannya setelah melihat dan turun langsung mengikuti kegiatan "rafting" dalam rangkaian acara "Festival Dedoro" dari pinggir Sungai Jangkuk di kawasan Sayang-Sayang sampai ke muara Jangkuk Ampenan, Minggu (26/2).
Saat menelusuri sepanjang aliran Sungai Jangkuk sekitar dua jam setengah, wakil wali kota melihat aktivitas masyarakat di sungai sangat dinamis, mulai dari mencuci, mandi, menambang pasir, membuka usaha keramba ikan dan lainnya yang sangat menghibur.
Wakil wali kota menyebutkan, potensi Sungai Jangkuk yang merupakan salah satu sungai yang membelah Kota Mataram sangat luar biasa.
Karenanya, dirinya semakin antusias untuk menjadikan potensi tersebut sebagai salah satu objek wisata air khususnya untuk kegiatan olahraga "rafting".
"Ini sangat menarik, bisa menjadi ikon Mataram karena memiliki daya tarik tersendiri," katanya.
Dengan adanya objek wisata air itu, Kota Mataram tidak hanya terlihat dari sudut bangunan-bangunan tinggi, dan kepadatan populasi penduduknya, tapi Mataram punya geografis yang bisa dikelola menjadi objek wisata baru.
Untuk mendukung hal itu, pemerintah kota segera akan menjajaki dan menfasilitasi pihak ketiga yang siap mengelola objek wisata itu.
"Untuk kebutuhan anggaran bisa kita siapkan, karena kebutuhan angaran tidak terlalu besar hanya untuk menata dan membuka jalur yang masih tertup batu," katanya.
Di samping itu, pihaknya juga akan menyiapkan fasilitas tempat peristirahatan sehingga masyarakat di lokasi tersebut bisa mengambil bagian dengan membuka usaha.
"Kami juga akan menyiapkan fasilitas `rafting` dan tenaga-tenaga profesional. Bulan depan semuanya akan kita siapkan agar objek wisata ini bisa segera dibuka," katanya.
Sementara untuk penataan kawasan pinggir sungai mulai di kawasan Monjok hingga ke muara Jangkuk, menjadi program jangka panjang.
Diyakini, dengan dibukanya objek wisata "rafting" yang akan menyusuri sepanjang aliran Sungai Jangkuk bisa merubah kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai.
"Secara perlahan, masyarakat akan malu membuang sampah ke sungai," katanya. (*)
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Senin, mengatakan, objek wisata arung jeram akan menjadi alternatif wisata berbeda dan menantang bagi warga kota.
"Dengan aliran sungai yang deras dan tebing-tebing tinggi, ternyata Mataram memiliki potensi menjadi lokasi wisata `rafting`," katanya kepada sejumlah wartawan.
Hal itu disampaikannya setelah melihat dan turun langsung mengikuti kegiatan "rafting" dalam rangkaian acara "Festival Dedoro" dari pinggir Sungai Jangkuk di kawasan Sayang-Sayang sampai ke muara Jangkuk Ampenan, Minggu (26/2).
Saat menelusuri sepanjang aliran Sungai Jangkuk sekitar dua jam setengah, wakil wali kota melihat aktivitas masyarakat di sungai sangat dinamis, mulai dari mencuci, mandi, menambang pasir, membuka usaha keramba ikan dan lainnya yang sangat menghibur.
Wakil wali kota menyebutkan, potensi Sungai Jangkuk yang merupakan salah satu sungai yang membelah Kota Mataram sangat luar biasa.
Karenanya, dirinya semakin antusias untuk menjadikan potensi tersebut sebagai salah satu objek wisata air khususnya untuk kegiatan olahraga "rafting".
"Ini sangat menarik, bisa menjadi ikon Mataram karena memiliki daya tarik tersendiri," katanya.
Dengan adanya objek wisata air itu, Kota Mataram tidak hanya terlihat dari sudut bangunan-bangunan tinggi, dan kepadatan populasi penduduknya, tapi Mataram punya geografis yang bisa dikelola menjadi objek wisata baru.
Untuk mendukung hal itu, pemerintah kota segera akan menjajaki dan menfasilitasi pihak ketiga yang siap mengelola objek wisata itu.
"Untuk kebutuhan anggaran bisa kita siapkan, karena kebutuhan angaran tidak terlalu besar hanya untuk menata dan membuka jalur yang masih tertup batu," katanya.
Di samping itu, pihaknya juga akan menyiapkan fasilitas tempat peristirahatan sehingga masyarakat di lokasi tersebut bisa mengambil bagian dengan membuka usaha.
"Kami juga akan menyiapkan fasilitas `rafting` dan tenaga-tenaga profesional. Bulan depan semuanya akan kita siapkan agar objek wisata ini bisa segera dibuka," katanya.
Sementara untuk penataan kawasan pinggir sungai mulai di kawasan Monjok hingga ke muara Jangkuk, menjadi program jangka panjang.
Diyakini, dengan dibukanya objek wisata "rafting" yang akan menyusuri sepanjang aliran Sungai Jangkuk bisa merubah kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai.
"Secara perlahan, masyarakat akan malu membuang sampah ke sungai," katanya. (*)