Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Akbar Djohan mengatakan bahwa diperlukan empat fokus utama untuk mewujudkan ekosistem logistik nasional yang efisien, di antaranya diversifikasi dan berkelanjutan.
“Terdapat empat fokus utama untuk menyempurnakan ekosistem logistik nasional, yakni diversifikasi, aman, transparan, dan berkelanjutan,” kata Akbar dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu.
Akbar menjelaskan prinsip diversifikasi menuntut ekosistem logistik nasional tidak bergantung pada satu sumber saja yang dapat menyebabkan kelambatan logistik dan siklus rantai pasok.
Sedangkan aman, yakni mengacu pada kepastian keamanan dari berbagai ancaman baik dari dampak bencana alam dan ulah manusia, termasuk serangan dunia maya dan cyber-attack.
Selanjutnya transparan, mengharuskan adanya keterbukaan antara Pemerintah Indonesia dan sektor swasta yang dapat terus bersinergi untuk meningkatkan kinerja, performa, dan mengantisipasi berbagai kekurangan di seluruh rangkaian proses logistik dan rantai pasok;
“Terakhir berkelanjutan, merupakan prinsip untuk memastikan seluruh rangkaian logistik dan rantai pasok Indonesia bebas dari pekerja paksa dan pekerja anak, mendukung martabat dan suara pekerja, serta sejalan dengan visi logistik nasional Indonesia,” kata Akbar.
Dia menilai bahwa hal tersebut sangat penting dilakukan, sebab Indonesia saat ini masih stagnan di peringkat ke-116 karena ekosistem logistik nasional yang belum efisien. Menurutnya, biaya logistik Indonesia tergolong tinggi dibandingkan lima negara ASEAN lain.
Akbar menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung sektor logistik nasional menjadi level efisien, sehingga berkontribusi menuju Indonesia Emas 2045.
“Terwujudnya sistem logistik yang terintegrasi secara lokal, terhubung secara global untuk meningkatkan daya saing nasional dan kesejahteraan rakyat,” kata Akbar pula.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi mengukuhkan kepengurusan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) atau Indonesian Logistics & Forwarders Association (ILFA) masa bakti 2023-2028.
Proses pengukuhan ini berlangsung setelah penetapan berdasarkan hasil Musyawarah Nasional (Munas) VII DPP ALFI/ILFA di Jakarta pada 11 Desember 2023.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan, ALFI merupakan mitra strategis pemerintah yang telah banyak berkontribusi dalam sistem transportasi barang di Indonesia, baik untuk pengiriman barang perdagangan domestik maupun internasional (ekspor dan impor).
Baca juga: Alquran terjemahan bahasa Palembang dicetak 500 eks
Baca juga: Pos Indonesia mengukuhkan komitmen penuhi kebutuhan logistik pemerintah
“Kontribusi ALFI tidak hanya dalam operasional pengiriman barang/logistik, tetapi juga banyak memberikan masukan kepada Kementerian Perhubungan dalam menyusun kebijakan atau peraturan,” kata Novie.
Data World Bank mencatat Logistics Performance Index (LPI) Indonesia di tahun 2023 berada di peringkat ke-63 dari 139 negara. Beberapa negara lain yang berada di atas Indonesia adalah Singapura (1), RRT/China (19), Thailand (34), Vietnam (43), Malaysia (26), dan India (38).
Sama halnya dengan kondisi Indonesia dalam Indeks Trading Across Borders tahun 2020 di mana Indonesia berada di peringkat 116 dari 213 negara. Peringkat ini dipengaruhi oleh nilai keefektifan waktu dan biaya yang perlu ditingkatkan.