Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa pers bisa menjadi penyuluh edukasi kesehatan masyarakat pada momen Hari Pers Nasional yang jatuh setiap tanggal 9 Februari.
"Hari pers mestinya bisa menjadi hari untuk mengedukasi masyarakat, karena peran pers juga salah satunya adalah edukasi dan informasi, mengedukasi tentang kesehatan, memberikan informasi tentang kondisi kesehatannya," ujar Hasto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
BKKBN bekerja sama dengan Paguyuban Wartawan Kulon Progo, DI Yogyakarta mengadakan kegiatan bakti sosial dan pengobatan gratis, sekaligus menjadi ajang komunikasi, informasi dan edukasi program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan pencegahan stunting.
Menurut Hasto, bila tidak ada bakti sosial (baksos) masyarakat umumnya datang memeriksakan diri di fasilitas kesehatan ketika sudah merasa tidak sehat. Untuk itu kegiatan baksos yang bekerja sama dengan berbagai unsur pentahelix tersebut dapat mengidentifikasi masyarakat yang sakit dengan lebih cepat.
"Harusnya dengan baksos ini masyarakat yang sakit bisa teridentifikasi lebih cepat. Tadi saya menunggu yang baru periksa, sudah ketahuan bahwa ternyata ada satu yang hemoglobinnya cuma 8,9, artinya dia anemia (kurang darah merah). Setelah saya tanya, anaknya kembar. Dia kalau enggak KB, hamil lagi, anaknya pasti stunting," paparnya.
Baca juga: Hari Pers Nasional, Ganjar: Mudah-mudahan semua jadi paham ada kebebasan pers
Baca juga: BNNP NTB tetapkan 26 tersangka kasus narkotika sepanjang 2023
Ia menegaskan, media massa mempunyai peran yang strategis, tidak hanya untuk masyarakat, tetapi juga menggerakkan mitra untuk berkontribusi. Ia juga menekankan pentingnya inovasi dan kreativitas saat menyediakan makanan untuk anak-anak, karena hal tersebut menjadi kunci dalam pemenuhan gizi seimbang mereka.
“Penyajian makanan yang disukai oleh anak-anak itu penting sekali. Termasuk kemasan yang disukai anak-anak. Itu kunci kalau menurut saya," kata dia.
"Hari pers mestinya bisa menjadi hari untuk mengedukasi masyarakat, karena peran pers juga salah satunya adalah edukasi dan informasi, mengedukasi tentang kesehatan, memberikan informasi tentang kondisi kesehatannya," ujar Hasto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
BKKBN bekerja sama dengan Paguyuban Wartawan Kulon Progo, DI Yogyakarta mengadakan kegiatan bakti sosial dan pengobatan gratis, sekaligus menjadi ajang komunikasi, informasi dan edukasi program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan pencegahan stunting.
Menurut Hasto, bila tidak ada bakti sosial (baksos) masyarakat umumnya datang memeriksakan diri di fasilitas kesehatan ketika sudah merasa tidak sehat. Untuk itu kegiatan baksos yang bekerja sama dengan berbagai unsur pentahelix tersebut dapat mengidentifikasi masyarakat yang sakit dengan lebih cepat.
"Harusnya dengan baksos ini masyarakat yang sakit bisa teridentifikasi lebih cepat. Tadi saya menunggu yang baru periksa, sudah ketahuan bahwa ternyata ada satu yang hemoglobinnya cuma 8,9, artinya dia anemia (kurang darah merah). Setelah saya tanya, anaknya kembar. Dia kalau enggak KB, hamil lagi, anaknya pasti stunting," paparnya.
Baca juga: Hari Pers Nasional, Ganjar: Mudah-mudahan semua jadi paham ada kebebasan pers
Baca juga: BNNP NTB tetapkan 26 tersangka kasus narkotika sepanjang 2023
Ia menegaskan, media massa mempunyai peran yang strategis, tidak hanya untuk masyarakat, tetapi juga menggerakkan mitra untuk berkontribusi. Ia juga menekankan pentingnya inovasi dan kreativitas saat menyediakan makanan untuk anak-anak, karena hal tersebut menjadi kunci dalam pemenuhan gizi seimbang mereka.
“Penyajian makanan yang disukai oleh anak-anak itu penting sekali. Termasuk kemasan yang disukai anak-anak. Itu kunci kalau menurut saya," kata dia.