Jakarta (ANTARA) - Pelatih Pantai Gading Emerse Fae memuji timnya yang disebutnya mukjizat para penyintas setelah tuan rumah Piala Afrika 2023 itu menuntaskan salah satu pembalikan terbesar dalam sejarah turnamen besar sepak bola dunia dengan mengalahkan Nigeria 2-1 dalam final Piala Afrika Senin dini hari tadi.
"Ini lebih dari sekadar dongeng. Saya berjuang keras menggapai semua ini," kata Fae setelah Pantai Gading bangkit dari ketertinggalan pada babak pertama di Stadion Olimpiade Ebimpe untuk berbalik menang berkat dua gol yang dibuat Franck Kessie dan Sebastien Haller.
"Ketika saya mengenang lagi semua yang telah kami lalui, kami adalah para penyintas yang ajaib," kata dia seperti dikutip AFP pada Senin.
"Kami tidak pernah menyerah dan berhasil bangkit dari begitu banyak hantaman keras."
Pantai Gading menjadi negara tuan rumah pertama yang menjuarai Piala Afrika sejak Mesir melakukannya pada 2006, namun mereka hampir tersingkir pada fase grup.
Pantai Gading kalah 1-0 dari Nigeria dalam pertandingan kedua, sebelum digebuk 0-4 oleh Guinea Ekuatorial, yang merupakan kekalahan kandang terberat yang mereka alami. Itu menjadikan Pantai Gading tuan rumah AFCON pertama dalam 40 tahun terakhir yang kalah dalam dua pertandingan grup dan membuat pelatih Jean-Louis Gasset kehilangan posisinya untuk digantikan Fae.
Baca juga: Kesebelasan Pantai Gading juara Piala Afrika untuk ketiga kali
Baca juga: Tim Nigeria atau Pantai Gading yang akan antiklimaks?
Ajaibnya mereka lolos ke babak 16 besar sebagai tim terakhir dari empat tim peringkat ketiga terbaik. Pantai Gading lalu mengalahkan juara bertahan Senegal melalui adu penalti pada babak 16 besar setelah menyamakan kedudukan pada menit-menit terakhir. Mereka mengalahkan Mali 2-1 dalam perempat final yang juga dengan babak perpanjangan waktu. Mereka juga bermain dengan 10 pemain pada babak pertama dan sempat tertinggal pada menit ke-90.
Setelah itu merang 1-0 atas Republik Demokratik Kongo dalam semifinal, sebelum menuntaskan dendam kepada Nigeria dalam final.
"Ini lebih dari sekadar dongeng. Saya berjuang keras menggapai semua ini," kata Fae setelah Pantai Gading bangkit dari ketertinggalan pada babak pertama di Stadion Olimpiade Ebimpe untuk berbalik menang berkat dua gol yang dibuat Franck Kessie dan Sebastien Haller.
"Ketika saya mengenang lagi semua yang telah kami lalui, kami adalah para penyintas yang ajaib," kata dia seperti dikutip AFP pada Senin.
"Kami tidak pernah menyerah dan berhasil bangkit dari begitu banyak hantaman keras."
Pantai Gading menjadi negara tuan rumah pertama yang menjuarai Piala Afrika sejak Mesir melakukannya pada 2006, namun mereka hampir tersingkir pada fase grup.
Pantai Gading kalah 1-0 dari Nigeria dalam pertandingan kedua, sebelum digebuk 0-4 oleh Guinea Ekuatorial, yang merupakan kekalahan kandang terberat yang mereka alami. Itu menjadikan Pantai Gading tuan rumah AFCON pertama dalam 40 tahun terakhir yang kalah dalam dua pertandingan grup dan membuat pelatih Jean-Louis Gasset kehilangan posisinya untuk digantikan Fae.
Baca juga: Kesebelasan Pantai Gading juara Piala Afrika untuk ketiga kali
Baca juga: Tim Nigeria atau Pantai Gading yang akan antiklimaks?
Ajaibnya mereka lolos ke babak 16 besar sebagai tim terakhir dari empat tim peringkat ketiga terbaik. Pantai Gading lalu mengalahkan juara bertahan Senegal melalui adu penalti pada babak 16 besar setelah menyamakan kedudukan pada menit-menit terakhir. Mereka mengalahkan Mali 2-1 dalam perempat final yang juga dengan babak perpanjangan waktu. Mereka juga bermain dengan 10 pemain pada babak pertama dan sempat tertinggal pada menit ke-90.
Setelah itu merang 1-0 atas Republik Demokratik Kongo dalam semifinal, sebelum menuntaskan dendam kepada Nigeria dalam final.