Mataram (ANTARA) - Realisasi pendapatan negara di Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga 31 Januari 2024 tercatat naik 30,65 persen.
Kepala Bidang PAPK, Kanwil Ditjen Perbendaraan NTB, Ana Sariasih mengakui terdapat peningkatan target pendapatan negara dari Rp7.298 miliar di tahun 2023 menjadi Rp9.535 miliar di tahun 2024.
"Angka ini naik 30,65 persen," ujarnya melalui siaran pers yang diterima di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan kenaikan tersebut utamanya dari penambahan target bea keluar dari Rp3.161 miliar naik ke angka Rp4.756 miliar atau 50,47 persen.
Peningkatan target pada komponen pajak perdagangan internasional tersebut dapat diimbangi dengan peningkatan realisasi yang ditunjukkan dengan pertumbuhan penerimaannya sebesar 186,7 persen dibanding tahun lalu.
"Artinya sampai dengan 31 Januari 2024, pendapatan negara terkumpul Rp654.07 miliar atau 6,86 persen dari target. Kinerja ini tumbuh 67,33 dibandingkan tahun lalu," terang Ana.
Dari total pendapatan negara tersebut, penerimaan perpajakan menyumbang 84,91 persen, sedangkan PNBP menyumbang 15,09 persen. Pajak penghasilan sebagai salah satu komponen penerimaan perpajakan mampu tumbuh sebesar 39,67 persen dibandingkan tahun lalu dengan capaian realisasi Rp183.02 miliar per 31 Januari 2024.
Sementara itu realisasi belanja negara pagu belanja negara tahun 2024 sebesar Rp21.269 miliar lebih. Terdapat penurunan pagu belanja negara pada tahun 2024 tersebut yakni sebesar Rp3.242 miliar lebih atau 13,23 persen pagu tahun 2023.
Menurutnya penurunan pagu tersebut sebagai imbas dari berkurangnya pagu transfer ke daerah (TKD) sebesar 19,92 persen atau y-o-y dan belanja pemerintah pusat (BPP) sebesar 0,05 persen atau y-o-y.
Realisasi belanja negara sampai dengan 31 Januari 2024 sebesar Rp2.139 miliar. Kinerja ini menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan sebesar 17,75 persen atau y-o-y.
"Porsi sebesar 82,72 persen dari belanja negara tersebut merupakan komponen transfer ke daerah sebesar Rp1.769 miliar lebih," ucapnya.
Baca juga: Wisata Loang Baloq Mataram ditargetkan jadi sumber PAD
Baca juga: Teras Udayana berpotensi jadi sumber PAD baru
Sedangkan dana transfer ke daerah (TKD) sampai dengan 31 Januari 2024 di NTB telah disalurkan sebesar Rp1,76 triliun. Angka ini tumbuh 32,3 persen dibandingkan tahun lalu.
"TKD memberikan kontribusi besar untuk pertumbuhan ekonomi dan kualitas layanan publik di daerah," katanya.
Kepala Bidang PAPK, Kanwil Ditjen Perbendaraan NTB, Ana Sariasih mengakui terdapat peningkatan target pendapatan negara dari Rp7.298 miliar di tahun 2023 menjadi Rp9.535 miliar di tahun 2024.
"Angka ini naik 30,65 persen," ujarnya melalui siaran pers yang diterima di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan kenaikan tersebut utamanya dari penambahan target bea keluar dari Rp3.161 miliar naik ke angka Rp4.756 miliar atau 50,47 persen.
Peningkatan target pada komponen pajak perdagangan internasional tersebut dapat diimbangi dengan peningkatan realisasi yang ditunjukkan dengan pertumbuhan penerimaannya sebesar 186,7 persen dibanding tahun lalu.
"Artinya sampai dengan 31 Januari 2024, pendapatan negara terkumpul Rp654.07 miliar atau 6,86 persen dari target. Kinerja ini tumbuh 67,33 dibandingkan tahun lalu," terang Ana.
Dari total pendapatan negara tersebut, penerimaan perpajakan menyumbang 84,91 persen, sedangkan PNBP menyumbang 15,09 persen. Pajak penghasilan sebagai salah satu komponen penerimaan perpajakan mampu tumbuh sebesar 39,67 persen dibandingkan tahun lalu dengan capaian realisasi Rp183.02 miliar per 31 Januari 2024.
Sementara itu realisasi belanja negara pagu belanja negara tahun 2024 sebesar Rp21.269 miliar lebih. Terdapat penurunan pagu belanja negara pada tahun 2024 tersebut yakni sebesar Rp3.242 miliar lebih atau 13,23 persen pagu tahun 2023.
Menurutnya penurunan pagu tersebut sebagai imbas dari berkurangnya pagu transfer ke daerah (TKD) sebesar 19,92 persen atau y-o-y dan belanja pemerintah pusat (BPP) sebesar 0,05 persen atau y-o-y.
Realisasi belanja negara sampai dengan 31 Januari 2024 sebesar Rp2.139 miliar. Kinerja ini menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan sebesar 17,75 persen atau y-o-y.
"Porsi sebesar 82,72 persen dari belanja negara tersebut merupakan komponen transfer ke daerah sebesar Rp1.769 miliar lebih," ucapnya.
Baca juga: Wisata Loang Baloq Mataram ditargetkan jadi sumber PAD
Baca juga: Teras Udayana berpotensi jadi sumber PAD baru
Sedangkan dana transfer ke daerah (TKD) sampai dengan 31 Januari 2024 di NTB telah disalurkan sebesar Rp1,76 triliun. Angka ini tumbuh 32,3 persen dibandingkan tahun lalu.
"TKD memberikan kontribusi besar untuk pertumbuhan ekonomi dan kualitas layanan publik di daerah," katanya.