Mataram (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengusulkan peremajaan kendaraan operasional untuk meningkatkan layanan masyarakat sekaligus demi kelancaran tugas saat terjadi kebakaran.
Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Mataram H Achmad Muslehaddin di Mataram, Kamis, mengatakan, jumlah kendaraan operasional saat ini tercatat sebanyak tujuh unit.
"Dari jumlah itu, tiga dapat digunakan maksimal. Dua sudah rusak berat sehingga tidak bisa dipakai, dua lagi butuh pemeliharaan karena sering mogok," katanya.
Sementara ketika terjadi bencana kebakaran, pihaknya membutuhkan kendaraan operasional yang prima, karena intensitas dan mobilitas saat itu tinggi dan berkaitan dengan kecepatan dan ketetapan waktu sehingga dapat mengurangi dampak risiko bencana kebakaran.
Dikatakan, dengan melihat kebutuhan dan kondisi kendaraan operasional yang ada saat ini, sudah saatnya dilakukan peremajaan karena untuk pemeliharaan kendaraan-kendaraan yang sudah tua atau aus membutuhkan anggaran besar.
"Untuk itulah, kita usulkan dilakukan peremajaan guna mengoptimalkan kerja tim ketika ada bencana kebakaran," katanya.
Muslehaddin mengatakan, jumlah kendaraan operasional Damkar saat ini juga belum ideal, sebab jika melihat luas wilayah dan jumlah kecamatan di Kota Mataram yang enam kecamatan, idealnya Mataram memiliki 12 unit kendaraan operasional.
"Jadi satu kecamatan masing-masing memiliki dua kendaraan operasional," katanya.
Selain kekurangan kendaraan operasional, lanjutnya, Damkar juga masih kekurangan personel operasional yang jumlahnya saat ini sebanyak 60 orang.
Jika melihat dari aturan yang ada, jumlah personel operasional harus disesuaikan dengan jumlah kendaraan operasional.
Artinya, kalau di Kota Mataram memiliki tujuh unit kendaraan operasional maka satu unit kendaraan dijaga oleh lima orang menjadi 35 orang harus tetap siaga sesuai jam kerja yang dibagi tiga shift.
"Artinya, satu shift kita harus siagakan 35 orang petugas operasional dikali tiga shift. Jadi kebutuhan kita untuk personel operasional sekitar 105 orang," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki Damkar, personel Damkar tetap memberikan layanan maksimal kepada masyarakat agar masyarakat tidak kecewa.
"Meskipun sekarang tugas kita bertambah menjadi Damar dan Penyelamatan, namun semangat dan komitmen kami Insya Allah tetap kuat memberikan layanan prima bagi masyarakat," katanya.
Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Mataram H Achmad Muslehaddin di Mataram, Kamis, mengatakan, jumlah kendaraan operasional saat ini tercatat sebanyak tujuh unit.
"Dari jumlah itu, tiga dapat digunakan maksimal. Dua sudah rusak berat sehingga tidak bisa dipakai, dua lagi butuh pemeliharaan karena sering mogok," katanya.
Sementara ketika terjadi bencana kebakaran, pihaknya membutuhkan kendaraan operasional yang prima, karena intensitas dan mobilitas saat itu tinggi dan berkaitan dengan kecepatan dan ketetapan waktu sehingga dapat mengurangi dampak risiko bencana kebakaran.
Dikatakan, dengan melihat kebutuhan dan kondisi kendaraan operasional yang ada saat ini, sudah saatnya dilakukan peremajaan karena untuk pemeliharaan kendaraan-kendaraan yang sudah tua atau aus membutuhkan anggaran besar.
"Untuk itulah, kita usulkan dilakukan peremajaan guna mengoptimalkan kerja tim ketika ada bencana kebakaran," katanya.
Muslehaddin mengatakan, jumlah kendaraan operasional Damkar saat ini juga belum ideal, sebab jika melihat luas wilayah dan jumlah kecamatan di Kota Mataram yang enam kecamatan, idealnya Mataram memiliki 12 unit kendaraan operasional.
"Jadi satu kecamatan masing-masing memiliki dua kendaraan operasional," katanya.
Selain kekurangan kendaraan operasional, lanjutnya, Damkar juga masih kekurangan personel operasional yang jumlahnya saat ini sebanyak 60 orang.
Jika melihat dari aturan yang ada, jumlah personel operasional harus disesuaikan dengan jumlah kendaraan operasional.
Artinya, kalau di Kota Mataram memiliki tujuh unit kendaraan operasional maka satu unit kendaraan dijaga oleh lima orang menjadi 35 orang harus tetap siaga sesuai jam kerja yang dibagi tiga shift.
"Artinya, satu shift kita harus siagakan 35 orang petugas operasional dikali tiga shift. Jadi kebutuhan kita untuk personel operasional sekitar 105 orang," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki Damkar, personel Damkar tetap memberikan layanan maksimal kepada masyarakat agar masyarakat tidak kecewa.
"Meskipun sekarang tugas kita bertambah menjadi Damar dan Penyelamatan, namun semangat dan komitmen kami Insya Allah tetap kuat memberikan layanan prima bagi masyarakat," katanya.