Surabaya (ANTARA) - Program 'Gerakan Segelas Beras (Gernas) untuk Disabilitas yang dicanangkan oleh Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Purn) TNI Moeldoko sejak April 2021 kian masif, hal itu sebagai bukti nyata Perempuan Tani (Pertani) HKTI bangun aksi sosial.
Aksi peduli Pertani HKTI pimpinan Dian Novita Susanto sangat masif dan getol menunjukkan rangkaian aksi kepedulian. Sebagai Ketua Umum DPP Perempuan Tani HKTI & Kandidat Doktor Agribisbisnis IPB, Dian tidak hanya gagasannya yang ramai mengisi di berbagai laman media, namun potret nyata Pertani selaku orsap HKTI, tetap menyentuh masyarakat secara langsung.
Di antara aksi nyata yang masih berlangsung dan serentak di nasional adalah Program "Gerakan Segelas Beras" (Gernas) untuk Disabilitas.
Di Jawa Timur misalnya, Gernas pun masih berjalan secara masif. Beberapa Kabupaten/Kota pun sudah merasakan, baik dilangsungkan di Sekolah Luar Biasa maupun di masyarakat difabel secara umum. Yang terbaru, gernas Jatim dilangsungkan di Desa Sekaran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Lamongan.
Sebanyak 100 penyandang disabilitas pun dihadirkan di kantor balai desa, Sabtu (9/3). Hadir secara langsung untuk menyerahkan bantuan adalah Dr. Lia Istifhama atau ning Lia selaku Ketua Pertani HKTI Jatim, Reny Setiawati selaku Ketua Pertani HKTI Lamongan, dan perangkat desa, termasuk Kades Effendi dan Kepala Dusun setempat.
"Terima kasih kepada Perempuan Tani HKTI yang selalu menguatkan kepedulian untuk masyarakat, terutama warga kami yang menjadi penyandang difabel," kata Effendi.
Sedangkan Ning Lia, keponakan Khofifah, menjelaskan bahwa tujuan dari acara tersebut adalah rangkaian aksi gernas yang berlangsung sejak 2021 sesuai instruksi Ketum HKTI, Jenderal (Purn) TNI Moeldoko.
Pertani HKTI sendiri, dijelaskan oleh Ning Lia melalui seluler pada (12/3), merupakan organisasi nirlaba yang memiliki swadaya mandiri untuk membangun peran di tengah masyarakat.
"Sebagai salah satu organisasi sosial nirlaba atau non profit, maka kami pun selalu mencoba berikhtiar secara swadaya, secara mandiri, menunjukkan peran di tengah masyarakat. Ini tak lain pengejawantahan peran PESONA, yaitu peran dengan karakter Peduli, Strong, dan Naluri Keibuan," katanya.
"Peduli di sini bahwa memang kami membangun kepedulian secara tulus tanpa tendensi kepentingan tertentu. Strong bahwa kami ketika turun ke tengah masyarakat, berusaha menunjukkan motivasi untuk semangat bangkit, terutama bagi kaum perempuan. Naluri keibuan adalah bahwa memang kami bergerak nyata sesuai karakter perempuan yang lekat dengan passion berbuat kebaikan kebajikan," ucap Ning Lia menambahkan.
Aksi peduli Pertani HKTI pimpinan Dian Novita Susanto sangat masif dan getol menunjukkan rangkaian aksi kepedulian. Sebagai Ketua Umum DPP Perempuan Tani HKTI & Kandidat Doktor Agribisbisnis IPB, Dian tidak hanya gagasannya yang ramai mengisi di berbagai laman media, namun potret nyata Pertani selaku orsap HKTI, tetap menyentuh masyarakat secara langsung.
Di antara aksi nyata yang masih berlangsung dan serentak di nasional adalah Program "Gerakan Segelas Beras" (Gernas) untuk Disabilitas.
Di Jawa Timur misalnya, Gernas pun masih berjalan secara masif. Beberapa Kabupaten/Kota pun sudah merasakan, baik dilangsungkan di Sekolah Luar Biasa maupun di masyarakat difabel secara umum. Yang terbaru, gernas Jatim dilangsungkan di Desa Sekaran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Lamongan.
Sebanyak 100 penyandang disabilitas pun dihadirkan di kantor balai desa, Sabtu (9/3). Hadir secara langsung untuk menyerahkan bantuan adalah Dr. Lia Istifhama atau ning Lia selaku Ketua Pertani HKTI Jatim, Reny Setiawati selaku Ketua Pertani HKTI Lamongan, dan perangkat desa, termasuk Kades Effendi dan Kepala Dusun setempat.
"Terima kasih kepada Perempuan Tani HKTI yang selalu menguatkan kepedulian untuk masyarakat, terutama warga kami yang menjadi penyandang difabel," kata Effendi.
Sedangkan Ning Lia, keponakan Khofifah, menjelaskan bahwa tujuan dari acara tersebut adalah rangkaian aksi gernas yang berlangsung sejak 2021 sesuai instruksi Ketum HKTI, Jenderal (Purn) TNI Moeldoko.
Pertani HKTI sendiri, dijelaskan oleh Ning Lia melalui seluler pada (12/3), merupakan organisasi nirlaba yang memiliki swadaya mandiri untuk membangun peran di tengah masyarakat.
"Sebagai salah satu organisasi sosial nirlaba atau non profit, maka kami pun selalu mencoba berikhtiar secara swadaya, secara mandiri, menunjukkan peran di tengah masyarakat. Ini tak lain pengejawantahan peran PESONA, yaitu peran dengan karakter Peduli, Strong, dan Naluri Keibuan," katanya.
"Peduli di sini bahwa memang kami membangun kepedulian secara tulus tanpa tendensi kepentingan tertentu. Strong bahwa kami ketika turun ke tengah masyarakat, berusaha menunjukkan motivasi untuk semangat bangkit, terutama bagi kaum perempuan. Naluri keibuan adalah bahwa memang kami bergerak nyata sesuai karakter perempuan yang lekat dengan passion berbuat kebaikan kebajikan," ucap Ning Lia menambahkan.