Lombok Barat (Antara NTB) - Sebanyak 40.286 balita di dua kabupaten, yakni Lombok Barat dan di Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera diberi Imunisasi Pneumokokus Konyugasi.
Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin, mengatakan Peneumonia merupakan penyakit radang paru-paru yang masih menjadi penyebab kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Bahkan, diperkirakan sekitar 816.500 balita pertahun terserang pneumonia dan kasus tertinggi dijumpai di Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Penyebab penyakit mematikan itu umumnya karena kuman bakteri. Sedangkan cara pencegahan terbaik adalah dengan memberikan imunisasi," kata Muhammad Amin saat Pencanangan Program Demonstrasi Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PVC) di Puskesmas Gunungsari, Selasa.
Wagub menegaskan penyuntikan vaksin imunisasi pneumokokus kepada balita merupakan upaya pencegahan penyakit radang paru-paru yang sudah terbukti secara klinis paling efektif dan efisien.
"Pemberian imunisasi PVC adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak NTB, dalam rangka mewujudkan generasi emas tahun 2025," katanya.
Sementara itu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) H M Subuh mengatakan, Provinsi NTB adalah pioner dalam pemberian imunisasi.
"Jadi, tolak ukur keberhasilan program imunisasi di Indonesia adalah Provinsi NTB," katanya.
Sebelumnya proyek demonstrasi imunisasi hepatitis dilaksanakan di NTB dan akhirnya program imunisasi hepatitis bisa diadopsi secara nasional.
"Imunisasi Pneumokokus Konyugasi adalah proyek imunisasi ketiga yang dilaksanakan di NTB. Jika ujicoba ini berhasil maka akan diterapkan di seluruh Indonesia," tegasnya.
Vaksinasi akan diujicobakan selama 2 tahun. Dengan vaksinasi ini diharapkan dapat menjadikan NTB sebagai daerah bebas penyakit Pneumonia (penyakit infeksi paru-paru).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi mengatakan untuk NTB ada dua kabupaten yang menjadi penerapan imunisasi Peneumonia, yakni Lombok Barat dan Lombok Timur.
"Di mana, PCV 25.894 bayi di Lombok Timur dan 14.392 bayi di Lombok Barat, dengan dosis vaksin yang disediakan sebanyak 40.286 dosis," katanya. (*)
Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin, mengatakan Peneumonia merupakan penyakit radang paru-paru yang masih menjadi penyebab kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Bahkan, diperkirakan sekitar 816.500 balita pertahun terserang pneumonia dan kasus tertinggi dijumpai di Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Penyebab penyakit mematikan itu umumnya karena kuman bakteri. Sedangkan cara pencegahan terbaik adalah dengan memberikan imunisasi," kata Muhammad Amin saat Pencanangan Program Demonstrasi Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PVC) di Puskesmas Gunungsari, Selasa.
Wagub menegaskan penyuntikan vaksin imunisasi pneumokokus kepada balita merupakan upaya pencegahan penyakit radang paru-paru yang sudah terbukti secara klinis paling efektif dan efisien.
"Pemberian imunisasi PVC adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak NTB, dalam rangka mewujudkan generasi emas tahun 2025," katanya.
Sementara itu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) H M Subuh mengatakan, Provinsi NTB adalah pioner dalam pemberian imunisasi.
"Jadi, tolak ukur keberhasilan program imunisasi di Indonesia adalah Provinsi NTB," katanya.
Sebelumnya proyek demonstrasi imunisasi hepatitis dilaksanakan di NTB dan akhirnya program imunisasi hepatitis bisa diadopsi secara nasional.
"Imunisasi Pneumokokus Konyugasi adalah proyek imunisasi ketiga yang dilaksanakan di NTB. Jika ujicoba ini berhasil maka akan diterapkan di seluruh Indonesia," tegasnya.
Vaksinasi akan diujicobakan selama 2 tahun. Dengan vaksinasi ini diharapkan dapat menjadikan NTB sebagai daerah bebas penyakit Pneumonia (penyakit infeksi paru-paru).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi mengatakan untuk NTB ada dua kabupaten yang menjadi penerapan imunisasi Peneumonia, yakni Lombok Barat dan Lombok Timur.
"Di mana, PCV 25.894 bayi di Lombok Timur dan 14.392 bayi di Lombok Barat, dengan dosis vaksin yang disediakan sebanyak 40.286 dosis," katanya. (*)