Jakarta (ANTARA) - Petenis muda berbakat Carlos Alcaraz mengungkap satu kata rahasia yang sering disampaikan sang pelatih Juan Carlos Ferrero saat dia menghadapi momen-momen krusial dalam pertandingan.
"Tergantung bagaimana dia memperhatikan saya. Jika saya kesulitan, apakah saya dalam masalah atau tidak, dia akan memberi tahu saya tergantung pada momennya," kata Alcaraz dalam konferensi pers Miami Open, seperti disiarkan ATP, Rabu.
"Tapi saya bisa memberitahu Anda salah satu hal yang paling sering dia katakan pada saya adalah, "Senyum"," kata dia.
Hal itu terbukti di semifinal BNP Paribas Open, di mana Alcaraz bangkit dari kedudukan 1-6 untuk mengakhiri 19 kemenangan beruntun lawannya Jannik Sinner. Senyuman magnetis dan pukulan luar biasa mudah dikenali dari Alcaraz, yang kemudian mengalahkan Daniil Medvedev keesokan harinya untuk merebut gelar Indian Wells.
Petenis Spanyol, yang merupakan unggulan teratas di Miami Open, itu telah dilatih oleh mantan petenis nomor satu dunia Ferrero sejak usia 14 tahun.
Mereka telah menjalin ikatan yang kuat sejak awal mereka di turnamen junior hingga kini tahapan terbesar dalam turnamen olahraga tersebut. Ferrero telah membantu Alcaraz memenangi 13 gelar tingkat tur, termasuk dua gelar major.
"Dia sangat berarti bagi saya," kata Alcaraz.
"Tentu saja ini merupakan dukungan yang luar biasa ketika saya memiliki dia di dalam kotak pendukung. Dukungannya sangat spesial bagi saya."
"Perjalanan bersama yang panjang, saya kira sudah enam tahun sekarang. Ini merupakan perjalanan panjang bersama. Kami memulainya ketika saya masih bermain di junior... bepergian bersama saya," ujar petenis berusia 20 tahun itu.
"Kami telah melakukan kerja sama yang luar biasa. Saya menghabiskan banyak waktu bersamanya di turnamen dan juga di luar turnamen. Kami memiliki hubungan yang sangat baik secara profesional, tetapi juga secara pribadi. Saya telah belajar banyak darinya."
Baca juga: Timnas U14 putri bertanding di kualifikasi ITF World Junior Tennis
Baca juga: Petenis Rublev didiskualifikasi dari ATP Dubai
Petenis nomor dua dunia tersebut tiba di Miami dengan catatan menang kalah musim ini 12-3. Alcaraz menjadi petenis kedua yang memenangi lima gelar ATP Masters 1000 sebelum berusia 21 tahun, setelah rekan senegaranya Rafael Nadal.
Alcaraz, yang memenangi gelar Masters 1000 pertamanya di Miami dua tahun lalu, selanjutnya akan berusaha menjadi orang kedelapan yang memenangi "Sunshine Double," dan yang pertama sejak Roger Federer pada 2017.
"Saya merasa luar biasa, dengan kepercayaan diri yang tinggi saat ini," ujar Alcaraz.
"Saya rasa saya memainkan tenis dengan hebat. Saya sangat senang berada di sini lagi di Miami, tempat yang sangat spesial bagi saya, tempat saya menunjukkan permainan tenis yang hebat dalam beberapa tahun terakhir. Saya merasa baik secara fisik dan mental dan saya siap untuk turnamen ini."
Sebagai semifinalis tahun lalu, Alcaraz akan menghadapi petenis Australia Aleksandar Vukic atau sesama petenis Spanyol Roberto Carballes Baena.
"Tergantung bagaimana dia memperhatikan saya. Jika saya kesulitan, apakah saya dalam masalah atau tidak, dia akan memberi tahu saya tergantung pada momennya," kata Alcaraz dalam konferensi pers Miami Open, seperti disiarkan ATP, Rabu.
"Tapi saya bisa memberitahu Anda salah satu hal yang paling sering dia katakan pada saya adalah, "Senyum"," kata dia.
Hal itu terbukti di semifinal BNP Paribas Open, di mana Alcaraz bangkit dari kedudukan 1-6 untuk mengakhiri 19 kemenangan beruntun lawannya Jannik Sinner. Senyuman magnetis dan pukulan luar biasa mudah dikenali dari Alcaraz, yang kemudian mengalahkan Daniil Medvedev keesokan harinya untuk merebut gelar Indian Wells.
Petenis Spanyol, yang merupakan unggulan teratas di Miami Open, itu telah dilatih oleh mantan petenis nomor satu dunia Ferrero sejak usia 14 tahun.
Mereka telah menjalin ikatan yang kuat sejak awal mereka di turnamen junior hingga kini tahapan terbesar dalam turnamen olahraga tersebut. Ferrero telah membantu Alcaraz memenangi 13 gelar tingkat tur, termasuk dua gelar major.
"Dia sangat berarti bagi saya," kata Alcaraz.
"Tentu saja ini merupakan dukungan yang luar biasa ketika saya memiliki dia di dalam kotak pendukung. Dukungannya sangat spesial bagi saya."
"Perjalanan bersama yang panjang, saya kira sudah enam tahun sekarang. Ini merupakan perjalanan panjang bersama. Kami memulainya ketika saya masih bermain di junior... bepergian bersama saya," ujar petenis berusia 20 tahun itu.
"Kami telah melakukan kerja sama yang luar biasa. Saya menghabiskan banyak waktu bersamanya di turnamen dan juga di luar turnamen. Kami memiliki hubungan yang sangat baik secara profesional, tetapi juga secara pribadi. Saya telah belajar banyak darinya."
Baca juga: Timnas U14 putri bertanding di kualifikasi ITF World Junior Tennis
Baca juga: Petenis Rublev didiskualifikasi dari ATP Dubai
Petenis nomor dua dunia tersebut tiba di Miami dengan catatan menang kalah musim ini 12-3. Alcaraz menjadi petenis kedua yang memenangi lima gelar ATP Masters 1000 sebelum berusia 21 tahun, setelah rekan senegaranya Rafael Nadal.
Alcaraz, yang memenangi gelar Masters 1000 pertamanya di Miami dua tahun lalu, selanjutnya akan berusaha menjadi orang kedelapan yang memenangi "Sunshine Double," dan yang pertama sejak Roger Federer pada 2017.
"Saya merasa luar biasa, dengan kepercayaan diri yang tinggi saat ini," ujar Alcaraz.
"Saya rasa saya memainkan tenis dengan hebat. Saya sangat senang berada di sini lagi di Miami, tempat yang sangat spesial bagi saya, tempat saya menunjukkan permainan tenis yang hebat dalam beberapa tahun terakhir. Saya merasa baik secara fisik dan mental dan saya siap untuk turnamen ini."
Sebagai semifinalis tahun lalu, Alcaraz akan menghadapi petenis Australia Aleksandar Vukic atau sesama petenis Spanyol Roberto Carballes Baena.