Mataram, NTB (ANTARA) - Bupati Sumbawa Barat, NTB, Musyafirin mengatakan air Bendungan Tiu Suntuk di Kecamatan Brang Ene, yang telah rampung dikerjakan, akan segera dimanfaatkan untuk mendukung pertanian daerah.

"Air Bendungan Tiu Suntuk ini bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah di Kecamatan Jereweh dan penyediaan air baku di kawasan industri Kecamatan Maluk," katanya saat acara safari Ramadhan di Kecamatan Jereweh, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya, yang diterima di Mataram, NTB, Minggu.

Ia mengatakan kendala yang dihadapi para petani itu adalah air irigasi, sehingga pemerintah daerah berupaya agar air Bendungan Tiu Suntuk bisa mengalir hingga Kecamatan Jereweh.

"Untuk air bakunya bisa sampai ke kawasan industri Kecamatan Maluk," katanya.

Baca juga: Pemkab Sumbawa Barat menerima Izin penggunaan lahan Bendungan Tiu

Ia mengatakan dokumen studi kelayakan telah dibuat dan Balai Wilayah Sungai (BWS) NTB Kementerian PUPR sudah menyetujui. Panjang jaringan irigasi dari Bendungan Tiu Suntuk hingga Desa Jelenga sekitar 50 kilometer.

"Kemudian, ada terowongan sepanjang tiga kilometer," katanya.

Sementara itu, untuk biaya pembangunan jaringan irigasi tersebut diestimasi sekitar Rp864 miliar atau lebih murah dari jaringan Bintang Bano menuju Kecamatan Poto Tano, yang hampir Rp1 triliun.

"Ini insya Allah kita akan lakukan, walaupun Kecamatan Jereweh tidak punya bendungan besar, tetapi sebagian besar penggunaan air Bendungan Tiu Suntuk akan dimanfaatkan oleh Kecamatan Jereweh dan air baku untuk Kecamatan Maluk," katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi dijadwalkan meresmikan Bendungan Bintang Bano di NTB

Ia juga mengatakan perubahan iklim, yang terjadi saat ini mengakibatkan sebagian petani gagal tanam maupun gagal panen. Selain itu, menyebabkan terjadi kenaikan inflasi, karena harga kebutuhan pokok naik.

"Saya mengajak masyarakat untuk mensyukuri apapun kondisi yang ada. Ini menjadi ujian dan pembelajaran untuk kita lebih berhati-hati dan introspeksi," katanya.

Dengan kondisi tersebut, kata Bupati, pemerintah tentu tidak membiarkan persoalan itu, bagi yang gagal tanam, kalau mau tanam lagi, paling tidak bibit bisa dibantu. Kemudian, untuk harga naik, dinas terkait telah diminta untuk intervensi agar harga bisa stabil.

Bendungan yang menelan anggaran Rp1,2 triliun dan dikerjakan sejak 2020-2023 itu memiliki kapasitas tampungan 55,90 juta m3 dan luas genangan 312,09 hektare.

Bendungan Tiu Suntuk mampu menyuplai air baku sebesar 68 liter/detik dan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 1.900 hektare yang mencakup wilayah Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Ene.


Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024