Jakarta (ANTARA) - Tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting berharap Indonesia bisa memiliki fasilitas sarana-prasarana olahraga yang lebih merata, terutama untuk stadion bulu tangkis.
Hal tersebut menyusul dibatalkannya Indonesia Arena di Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. sebagai venue turnamen Indonesia Open 2024.
Turnamen BWF Super 1000 itu akan kembali ke Istora Senayan, setelah dilaporkan terdapat kendala teknis dalam pemasangan rigging gantung beserta perlengkapan pencahayaan (lighting) di Indonesia Arena.
“Pastinya (ingin ada venue bulu tangkis). Istora sebenarnya juga bagus, walaupun digunakan untuk beberapa event (selain olahraga dan bulu tangkis). Tapi, menurut saya, bukan soal itu, lebih ke seperti di China, di setiap kota, mereka memiliki GBK-nya sendiri, pembangunannya merata,” kata Ginting, saat ditemui usai jumpa pers di Jakarta, Selasa (2/4).
“Jadi meskipun (turnamen) pindah tempat, tapi fasilitasnya ada di kota-kota lain. Jadi seperti misalnya selain Jakarta, ada fasilitas (olahraga) yang sama seperti di Jakarta. Kita semua ingin ada hal seperti itu di Indonesia,” ujarnya menambahkan.
Meski menyayangkan bahwa Indonesia Arena masih belum bisa menjadi venue baru Indonesia Open, tunggal putra peringkat tiga dunia itu tetap mengapresiasi langkah pencegahan risiko yang diambil oleh PBSI dan tim terkait, mengingat pertimbangannya adalah terkait kekuatan struktur bangunan.
“PBSI dan panitia sudah mempertimbangkan, jadi daripada dipaksakan, takut terjadi apa-apa. Rangka-rangka (yang bisa menghalangi pandangan penonton) juga pasti membuat penonton tidak nyaman karena terhalang. Jadi pasti semua hal, aspek, sudah dipertimbangkan,” jelas Ginting.
Di sisi lain, Ketua Panitia Penyelenggara Indonesia Open 2024 Armand Darmadji mengungkapkan harapannya agar Indonesia memiliki stadion bulu tangkis yang bisa menampung setidaknya 10 ribu penonton, selayaknya negara-negara lain yang menjadi tuan rumah turnamen Super 1000, seperti China dan Malaysia.
Baca juga: Penyelenggara mengungkap alasan utama kembalinya Indonesia Open ke Istora
Baca juga: Ganda putri Indonesia amankan satu tempat final Swiss Open
“Indonesia masih menjadi satu-satunya negara dengan turnamen Super 1000 yang tidak memiliki (stadion bulu tangkis) berkapasitas 10 ribu penonton,” ungkap Armand.
“Kami berharap kita bisa sekelas dengan negara-negara lainnya yang punya turnamen Super 1000,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Indonesia Open 2024 yang digelar pada 4-9 Juni akan menjadi ajang penentuan seeding (unggulan) Olimpiade 2024 Paris. Selain itu, turnamen ini juga menyediakan hadiah 1,3 juta dolar AS yang akan diperebutkan oleh para pemain elite dunia.