Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem saat merayakan tradisi Lebaran Topat pada 7 Syawal 1445 Hijriah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Rabu, mengatakan imbauan itu seiring dengan informasi cuaca dari BMKG yang menyebutkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang di Mataram masih berpotensi terjadi tiga hari ke depan.
"Karena itu masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem saat merayakan Lebaran Topat," katanya.
Hal itu disampaikan karena dalam beberapa hari terakhir ini, kata dia, Kota Mataram dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang sehingga berpotensi memicu gelombang pasang.
Sementara pada perayaan tradisi Lebaran Topat biasanya masyarakat tumpah ruah di sepanjang pantai dan sebagian besar pengunjung akan mandi di pantai.
"Hal inilah yang harus kita waspadai, kendati saat ini cuaca terlihat cerah," katanya.
Melihat cuaca cerah saat ini dan kondisi laut masih normal dengan ketinggian gelombang 0-1 meter , kata dia, memungkinkan masyarakat untuk mandi di pantai, terutama pada pagi hari ketika kondisi gelombang terpantau landai. Namun saat siang ketinggian gelombang berpotensi naik. Ia berharap tidak terjadi perubahan cuaca ekstrem pada hari Lebaran Topat ini.
"Dengan demikian, kegiatan puncak Lebaran Topat bisa berjalan aman dan lancar serta didukung dengan kondisi cuaca stabil," katanya.
Namun demikian pihaknya tetap berharap aktivitas perayaan Lebaran Topat di pantai bisa selesai sampai pukul 17.00 WITA, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Para orang tua juga harus berperan aktif menjaga dan mengawasi anak-anak mereka saat beraktivitas di pantai," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram Cahya Samudra sebelumnya mengatakan Lebaran Topat merupakan lebaran yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri atau Lebaran bagi umat Muslim yang telah melaksanakan puasa enam hari pada awal bulan Syawal.
Namun masyarakat di Kota Mataram dan Pulau Lombok secara serentak merayakan Lebaran Topat dengan berbagai kegiatan religi dengan doa dan zikir di masjid atau mushala, berziarah ke makam-makam keramat, kemudian makan-makan sambil bersantai ke sejumlah objek wisata, terutama pantai.
"Kegiatan juga dirangkaikan dengan berbagai atraksi budaya dari pagi sampai sore, sekaligus sebagai hiburan bagi warga yang datang merayakan Lebaran Topat di kawasan itu," katanya.
Karena itu saat Lebaran Topat kawasan 9,1 kilometer pesisir pantai di Kota Mataram dipadati puluhan ribu warga dari berbagai wilayah di Pulau Lombok.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Rabu, mengatakan imbauan itu seiring dengan informasi cuaca dari BMKG yang menyebutkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang di Mataram masih berpotensi terjadi tiga hari ke depan.
"Karena itu masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem saat merayakan Lebaran Topat," katanya.
Hal itu disampaikan karena dalam beberapa hari terakhir ini, kata dia, Kota Mataram dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang sehingga berpotensi memicu gelombang pasang.
Sementara pada perayaan tradisi Lebaran Topat biasanya masyarakat tumpah ruah di sepanjang pantai dan sebagian besar pengunjung akan mandi di pantai.
"Hal inilah yang harus kita waspadai, kendati saat ini cuaca terlihat cerah," katanya.
Melihat cuaca cerah saat ini dan kondisi laut masih normal dengan ketinggian gelombang 0-1 meter , kata dia, memungkinkan masyarakat untuk mandi di pantai, terutama pada pagi hari ketika kondisi gelombang terpantau landai. Namun saat siang ketinggian gelombang berpotensi naik. Ia berharap tidak terjadi perubahan cuaca ekstrem pada hari Lebaran Topat ini.
"Dengan demikian, kegiatan puncak Lebaran Topat bisa berjalan aman dan lancar serta didukung dengan kondisi cuaca stabil," katanya.
Namun demikian pihaknya tetap berharap aktivitas perayaan Lebaran Topat di pantai bisa selesai sampai pukul 17.00 WITA, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Para orang tua juga harus berperan aktif menjaga dan mengawasi anak-anak mereka saat beraktivitas di pantai," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram Cahya Samudra sebelumnya mengatakan Lebaran Topat merupakan lebaran yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri atau Lebaran bagi umat Muslim yang telah melaksanakan puasa enam hari pada awal bulan Syawal.
Namun masyarakat di Kota Mataram dan Pulau Lombok secara serentak merayakan Lebaran Topat dengan berbagai kegiatan religi dengan doa dan zikir di masjid atau mushala, berziarah ke makam-makam keramat, kemudian makan-makan sambil bersantai ke sejumlah objek wisata, terutama pantai.
"Kegiatan juga dirangkaikan dengan berbagai atraksi budaya dari pagi sampai sore, sekaligus sebagai hiburan bagi warga yang datang merayakan Lebaran Topat di kawasan itu," katanya.
Karena itu saat Lebaran Topat kawasan 9,1 kilometer pesisir pantai di Kota Mataram dipadati puluhan ribu warga dari berbagai wilayah di Pulau Lombok.