Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, membentuk kelas lanjut usia (lansia) untuk meningkatkan pengetahuan dan kesehatan lansia serta meningkatkan usia harapan hidup lansia yang berkualitas.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Senin, mengatakan pembukaan kelas lansia itu bekerja sama dengan salah satu komunitas Indonesia Ramah Lansia.
"Untuk tahap pertama, lokasinya kita masih pusatkan di Majeluk Kelurahan Monjok, sebagai lokasi program Indonesia Ramah Lansia," katanya.
Menurutnya, program kelas lansia di Majeluk saat ini mengakomodasi sekitar 30-an lansia dengan menggunakan salah satu ruang kelas di SMA 11 Mataram di kawasan Majeluk.
Dalam programnya, para lansia ini akan mengikuti tiga tingkatan pendidikan yang kurikulumnya sudah disiapkan dari program Indonesia Ramah Lansia berkolaborasi dengan beberapa puskesmas di Kota Mataram.
Selama mengikuti kelas, lansia akan diberikan informasi dan diajarkan tentang banyak hal terkait kesehatan, termasuk pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Selain di dalam ruangan, kelas lansia juga punya kegiatan luar ruangan salah satunya senam bersama.
"Untuk jam belajar dan lama waktu pelaksanaan, sepenuhnya diatur oleh komunitas agar dapat menyesuaikan dengan jam para lansia," katanya.
Melalui kegiatan ini, Emirald berharap dapat menciptakan lansia yang sehat, mandiri, dan tangguh dimensi sosial kemasyarakatan.
Karena itu, para lansia yang mengikuti program tersebut ditargetkan bisa menjadi agen di tengah masyarakat dengan saling membantu dan membagi ilmu pengetahuan dengan warga di sekitar.
"Jadi ilmu kesehatan yang mereka dapat bisa ditularkan ke lansia lain," katanya.
Terkait dengan itu, sebagai bentuk komitmen terhadap program itu, Dinkes akan memberikan satu alat tensi tekanan darah agar para lansia bisa mengecek tekanan darah setiap hari.
Tentunya, lansia yang akan diberikan untuk memegang alat tensi tersebut terlebih dahulu akan dilatih oleh para tim ahli.
Pengecekan tekanan darah ini akan terkoneksi langsung dengan dokter yang bertugas menangani dan memantau kesehatan lansia agar ketika ada keluhan dapat segera ditindaklanjuti.
"Apalagi, kalangan lanjut usia sangat rentan dengan risiko darah tinggi," katanya.*
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Senin, mengatakan pembukaan kelas lansia itu bekerja sama dengan salah satu komunitas Indonesia Ramah Lansia.
"Untuk tahap pertama, lokasinya kita masih pusatkan di Majeluk Kelurahan Monjok, sebagai lokasi program Indonesia Ramah Lansia," katanya.
Menurutnya, program kelas lansia di Majeluk saat ini mengakomodasi sekitar 30-an lansia dengan menggunakan salah satu ruang kelas di SMA 11 Mataram di kawasan Majeluk.
Dalam programnya, para lansia ini akan mengikuti tiga tingkatan pendidikan yang kurikulumnya sudah disiapkan dari program Indonesia Ramah Lansia berkolaborasi dengan beberapa puskesmas di Kota Mataram.
Selama mengikuti kelas, lansia akan diberikan informasi dan diajarkan tentang banyak hal terkait kesehatan, termasuk pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Selain di dalam ruangan, kelas lansia juga punya kegiatan luar ruangan salah satunya senam bersama.
"Untuk jam belajar dan lama waktu pelaksanaan, sepenuhnya diatur oleh komunitas agar dapat menyesuaikan dengan jam para lansia," katanya.
Melalui kegiatan ini, Emirald berharap dapat menciptakan lansia yang sehat, mandiri, dan tangguh dimensi sosial kemasyarakatan.
Karena itu, para lansia yang mengikuti program tersebut ditargetkan bisa menjadi agen di tengah masyarakat dengan saling membantu dan membagi ilmu pengetahuan dengan warga di sekitar.
"Jadi ilmu kesehatan yang mereka dapat bisa ditularkan ke lansia lain," katanya.
Terkait dengan itu, sebagai bentuk komitmen terhadap program itu, Dinkes akan memberikan satu alat tensi tekanan darah agar para lansia bisa mengecek tekanan darah setiap hari.
Tentunya, lansia yang akan diberikan untuk memegang alat tensi tersebut terlebih dahulu akan dilatih oleh para tim ahli.
Pengecekan tekanan darah ini akan terkoneksi langsung dengan dokter yang bertugas menangani dan memantau kesehatan lansia agar ketika ada keluhan dapat segera ditindaklanjuti.
"Apalagi, kalangan lanjut usia sangat rentan dengan risiko darah tinggi," katanya.*