Makkah (ANTARA) - Jamaah calon haji Indonesia diberi penguatan pemahaman soal ibadah haji, utamanya soal persiapan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), setibanya di Makkah Al Mukkaramah.
"Jadi ketika jamaah datang untuk masuk Makkah, jamaah harus umrah wajib dulu. Dua hari setelah datang baru kami datangi untuk memberikan bimbingan, termasuk persiapan puncak haji," ujar Salah Satu Konsultan Ibadah Haji PPIH Daker Makkah, Afifuddin, di Makkah, Sabtu.
Penguatan haji ini merupakan Visitasi Edukasi (Visduk) yang dilakukan Seksi Bimbingan Ibadah untuk jamaah Indonesia. Tujuannya, agar mereka mengetahui apa yang mesti dilakukan dan dilarang selama di Makkah.
Visitasi Edukasi ini digelar dengan mendatangi langsung hotel-hotel tempat jamaah Indonesia menginap. Setiap harinya, konsultan ibadah akan bergerak dari satu hotel ke hotel lain. Adapun materi yang diberikan seputar tawaf, sa'i, hingga apa saja yang harus dilakukan jamaah selama masa tunggu haji di Makkah.
"Kita berikan juga materi tentang apa yang mereka harus siapkan, apa yang mereka harus lakukan dalam masa tunggu sampai ke wukuf itu," kata dia.
Ia berharap jamaah Indonesia bisa memahami apa saja yang harus dihindari selama masa tunggu di Makkah. Karena, menurut dia, jamaah haji akan membutuhkan tenaga yang cukup untuk mengikuti proses pelaksanaan puncak haji di Armuzna.
Baca juga: Sebanyak 392 calon haji kloter 10 NTB tiba di tanah suci
Baca juga: Kemenag protes keras Maskapai Garuda imbas delay penerbangan
"Ketika jamaah itu tidak paham yang mana yang harusnya dihindari, maka bisa jadi nanti ketika masa tunggu itu mereka melakukan hal-hal yang membuat mereka sakit atau lelah, membuat mereka akhirnya sulit mendapati kondisi di mana mereka akan terhalangi untuk sampai kepada tanggal 9 Dzulhijjah hari wukuf itu," kata dia.
Ia juga terus mengingatkan untuk menghindari hal-hal yang berisiko, seperti terlalu sering keluar hotel dan akhirnya terkena cuaca panas di Makkah. Afifudin ingin saat puncak haji nanti jamaah calon haji Indonesia dalam kondisi siap, baik secara fisik dan mental. Apalagi ibadah haji merupakan ibadah fisik, sehingga sehat menjadi salah satu hal terpenting.
"Ini supaya mereka siap fisik untuk menghadapi hari wukuf yang penting itu, jangan sampai mereka kita biarkan melakukan apa saja yang membuat mereka sakit," ujar dia.
"Jadi ketika jamaah datang untuk masuk Makkah, jamaah harus umrah wajib dulu. Dua hari setelah datang baru kami datangi untuk memberikan bimbingan, termasuk persiapan puncak haji," ujar Salah Satu Konsultan Ibadah Haji PPIH Daker Makkah, Afifuddin, di Makkah, Sabtu.
Penguatan haji ini merupakan Visitasi Edukasi (Visduk) yang dilakukan Seksi Bimbingan Ibadah untuk jamaah Indonesia. Tujuannya, agar mereka mengetahui apa yang mesti dilakukan dan dilarang selama di Makkah.
Visitasi Edukasi ini digelar dengan mendatangi langsung hotel-hotel tempat jamaah Indonesia menginap. Setiap harinya, konsultan ibadah akan bergerak dari satu hotel ke hotel lain. Adapun materi yang diberikan seputar tawaf, sa'i, hingga apa saja yang harus dilakukan jamaah selama masa tunggu haji di Makkah.
"Kita berikan juga materi tentang apa yang mereka harus siapkan, apa yang mereka harus lakukan dalam masa tunggu sampai ke wukuf itu," kata dia.
Ia berharap jamaah Indonesia bisa memahami apa saja yang harus dihindari selama masa tunggu di Makkah. Karena, menurut dia, jamaah haji akan membutuhkan tenaga yang cukup untuk mengikuti proses pelaksanaan puncak haji di Armuzna.
Baca juga: Sebanyak 392 calon haji kloter 10 NTB tiba di tanah suci
Baca juga: Kemenag protes keras Maskapai Garuda imbas delay penerbangan
"Ketika jamaah itu tidak paham yang mana yang harusnya dihindari, maka bisa jadi nanti ketika masa tunggu itu mereka melakukan hal-hal yang membuat mereka sakit atau lelah, membuat mereka akhirnya sulit mendapati kondisi di mana mereka akan terhalangi untuk sampai kepada tanggal 9 Dzulhijjah hari wukuf itu," kata dia.
Ia juga terus mengingatkan untuk menghindari hal-hal yang berisiko, seperti terlalu sering keluar hotel dan akhirnya terkena cuaca panas di Makkah. Afifudin ingin saat puncak haji nanti jamaah calon haji Indonesia dalam kondisi siap, baik secara fisik dan mental. Apalagi ibadah haji merupakan ibadah fisik, sehingga sehat menjadi salah satu hal terpenting.
"Ini supaya mereka siap fisik untuk menghadapi hari wukuf yang penting itu, jangan sampai mereka kita biarkan melakukan apa saja yang membuat mereka sakit," ujar dia.