Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, pendistribusian jamaah menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armuzna tahun ini tidak lagi berbasis kelompok terbang (kloter) melainkan berbasis syarikah.
Asisten I Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram H Lalu Martawang di Mataram, Rabu, mengatakan, kondisi tersebut menyebabkan anggota kloter yang sama bisa terpisah saat di tenda-tenda Arafah maupun dalam perjalanan ke Muzdalifah dan Mina.
"Tetapi situasi itu sudah diantisipasi dengan baik oleh para petugas," katanya.
Ia mengatakan, dengan kebijakan baru dari Kementerian Agama yang dikoordinasikan dengan pemerintah Arab Saudi, dimungkinkan adanya pemindahan jamaah yang terpisah.
Misalnya, suami-istri yang terpisah, orang tua-anak, atau jamaah lanjut usia (lansia) dengan pendampingnya, bahkan jamaah disabilitas yang terpisah dengan pendamping.
"Setelah mereka didokumentasikan dengan baik, jamaah yang terpisah bisa dipindahkan ke hotel yang sama dan berarti mereka masuk pada syarikah yang sama," katanya.
Baca juga: 60 persen calon haji Mataram sudah dapat kartu nusuk
Akan tetapi, lanjut Martawang, kendala yang masih dihadapi adalah terkait akses kartu Nusuk atau kartu elektronik yang memuat izin dan rute pergerakan jamaah di Tanah Suci.
Informasi dari petugas kloter, beberapa jamaah asal Mataram, terutama yang tergabung di kloter 9, kloter 10 dan 12, masih belum menerima kartu Nusuk.
Kondisi itu, cukup krusial karena pengawasan di sekitar Masjidil Haram sangat ketat dan sebagian jamaah masih belum terbiasa menggunakan aplikasi Nusuk secara online.
Kendati demikian, Pemerintah Kota Mataram optimis seluruh jamaah asal Mataram dapat mengikuti puncak ibadah haji seperti wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melontar jamrah di Mina sesuai tuntunan syariat.
"Kami berharap, seluruh masyarakat Mataram agar mendoakan jamaah agar diberi kekuatan, kesehatan, dan kemudahan dalam melaksanakan ibadah haji sampai kembali ke Tanah Air dalam keadaan mabrur," katanya.
Baca juga: Jamaah calon haji asal Mataram meninggal dapat asuransi satu kali Bipih
Sementara menyinggung tentang kondisi kesehatan jamaah, Martawang mengatakan, dari laporan petugas semua jamaah Kota Mataram dalam kondisi sehat walafiat dan semua jamaah Kota Mataram bersama dari berbagai negara saat ini sudah berada di Makkah untuk persiapan puncak ibadah Haji.
"Semoga kondisi itu dapat terus dipertahankan hingga pelaksanaan puncak ibadah haji selesai," katanya.
Baca juga: Lagi, Seorang calon haji Mataram meninggal di Makkah
Baca juga: Kemenag jelaskan hak calon haji asal Mataram meninggal ke pihak keluarga
Baca juga: Seorang calon haji Mataram meninggal di Makkah
