Mataram (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus memastikan seluruh Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang berada di wilayahnya mematuhi Standard Operasional Procedure (SOP) dan seluruh peralatan pengisian telah dicek dengan hasil timbangan tera digital akurat 100 persen.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi mengatakan, SPBE adalah supply point LPG yang bertugas mengisi LPG dari jumlah bulk yang dibawa oleh Skid Tank ke dalam kemasan sesuai kapasitas LPG nya.
"Di NTB terdapat 2 Supply Point Utama yakni di Terminal LPG Sekotong Bersama dan Integrated Terminal Bima yang mengcover seluruh kota/kabupaten. Dari situ disalurkan ke SPBE, setelah berbentuk tabung sesuai kemasannya diedarkan lagi ke Agen LPG untuk menjangkau saluran resmi yang melayani konsumen yakni Pangkalan/Outlet LPG," katanya.
Ia menyebutkan terdapat 12 SPBE PSO di NTB. Seluruhnya dalam posisi optimal dan akurasi seluruh alat pengisiannya 100 persen.
Ahad menjelaskan LPG adalah barang cair atau liquid sehingga sifatnya jadi rentan terhadap tekanan.
"Namun pangkalan berhak menolak apabila isi tidak sesuai beratnya. Konsumen pun begitu, pembelian di pangkalan bisa langsung di timbang dan ditukar di tempat oleh konsumen individu apabila berat tidak sesuai," ujarnya.
Kendati demikian seluruh lembaga penyalur LPG terutama SPBE, senantiasa dilakukan kalibrasi alat pengisian secara berkala sesuai SOP yang dikontrol dan diaudit oleh Metrologi setempat dan TUV selaku auditor external.
"Kami pastikan apabila pembelian di jalur resmi semuanya sesuai beratnya. Apabila ada yang tidak sesuai kemungkinannya kecil dan bisa ditukar di tempat," ucap Ahad.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi mengatakan, SPBE adalah supply point LPG yang bertugas mengisi LPG dari jumlah bulk yang dibawa oleh Skid Tank ke dalam kemasan sesuai kapasitas LPG nya.
"Di NTB terdapat 2 Supply Point Utama yakni di Terminal LPG Sekotong Bersama dan Integrated Terminal Bima yang mengcover seluruh kota/kabupaten. Dari situ disalurkan ke SPBE, setelah berbentuk tabung sesuai kemasannya diedarkan lagi ke Agen LPG untuk menjangkau saluran resmi yang melayani konsumen yakni Pangkalan/Outlet LPG," katanya.
Ia menyebutkan terdapat 12 SPBE PSO di NTB. Seluruhnya dalam posisi optimal dan akurasi seluruh alat pengisiannya 100 persen.
Ahad menjelaskan LPG adalah barang cair atau liquid sehingga sifatnya jadi rentan terhadap tekanan.
"Namun pangkalan berhak menolak apabila isi tidak sesuai beratnya. Konsumen pun begitu, pembelian di pangkalan bisa langsung di timbang dan ditukar di tempat oleh konsumen individu apabila berat tidak sesuai," ujarnya.
Kendati demikian seluruh lembaga penyalur LPG terutama SPBE, senantiasa dilakukan kalibrasi alat pengisian secara berkala sesuai SOP yang dikontrol dan diaudit oleh Metrologi setempat dan TUV selaku auditor external.
"Kami pastikan apabila pembelian di jalur resmi semuanya sesuai beratnya. Apabila ada yang tidak sesuai kemungkinannya kecil dan bisa ditukar di tempat," ucap Ahad.