Tokyo (ANTARA) - Sebanyak delapan instansi baik dari Indonesia maupun Jepang berhasil meraih penghargaan dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi atau Ambassador Award dan dari Bank Indonesia.
“Malam ini, kami juga menyerahkan penghargaan kepada sosok dan instansi kunci yang membantu memberikan sumbangsih guna memperkokoh diplomasi di Jepang,” kata Dubes Heri dalam malam penghargaan yang bertema Enchanting Indonesia Evening: Road to the World Expo 2025 Osaka di Tokyo, Rabu.
Empat institusi yang meraih Ambassador Award, yaitu Bank Indonesia yang diterima oleh Imaduddin Sahabat, Garuda Indonesia oleh Sony Syahlan, Kyodai Remittance oleh Yuichiro Kimoto dan Sasakawa Peace Foundation oleh Atsushi Sunami.
Sementara itu, empat institusi yang menyabet penghargaan BI adalah Kementerian Keuangan Jepang yang diwakili oleh Yano Tomofumi, Bank of Japan oleh DG Chikada, ASEAN Japan Centre oleh Dr. Hirabayashi Kunihiko dan Bank Negara Indonesia (BNI) oleh Yudhi Zufrial.
Penghargaan itu diserahkan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta yang menilai institusi-institusi tersebut layak mendapatkannya karena berkontribusi terhadap hubungan baik Indonesia-Jepang.
Salah satu penerima penghargaan, General Manager Garuda Indonesia wilayah Jepang Sony Syahlan mengatakan penghargaan tersebut merupakan pembuktian kiprah maskapai nasional Indonesia sekaligus perusahaan BUMN cabang luar negeri, terutama di bidang pariwisata dan ekspor-impor.
“Kami dan tim selalu mendukung program pemerintah dalam hal ini melalui KBRI, terutama di sektor pariwisata terkait meningkatkan isian pesawat dari ke Jepang ke Indonesia dan juga kargo,” katanya. Selain itu, dia menilai Garuda di wilayah Jepang dan Korea Selatan juga mampu bangkit dari ambang kebangkrutan saat pandemi menerjang.
Baca juga: Neta jalin kerja sama dengan Permata Bank untuk pembayaran dealer
Baca juga: BI-Kemlu perkuat kerja sama diplomasi ekonomi internasional
Beberapa keputusan yang dianggap menyelamatkan kas perusahaan selama masa paceklik itu, di antaranya penutupan sementara rute Denpasar-Bali dan hanya mengandalkan penerbangan kargo serta negosiasi utang melalui Penundaan Kewajiban dan Pembayaran Utang (PKPU).
“Di Jepang ada 32 kreditor di mana Garuda memiliki utang yang pada saat itu kita tidak sanggup membayar, sementara kami juga harus tetap terbang dari Haneda ke Jakarta seminggu dua kali, tentunya perlu komunikasi dan negosiasi intens. Alhamdulillah hampir 90 persen kreditor dan vendor menyetujui proposal yang kami ajukan PKPU,” katanya.