Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengingatkan pentingnya bagi masyarakat menyediakan hari secara efektif bersama keluarga.
Tiga pekan mendatang, tepatnya Sabtu (29/6), adalah Hari Keluarga Nasional yang mana pada 29 Juni 1985, para pejuang kemerdekaan di Yogyakarta akhirnya kembali ke pangkuan keluarga dalam keadaan mereka sudah menjadi bangsa yang berdaulat.
Tiga pekan mendatang, tepatnya Sabtu (29/6), adalah Hari Keluarga Nasional yang mana pada 29 Juni 1985, para pejuang kemerdekaan di Yogyakarta akhirnya kembali ke pangkuan keluarga dalam keadaan mereka sudah menjadi bangsa yang berdaulat.
"Berkegiatan bersama keluarga itu penting," ucap Kepala Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional Kependudukan dan Keluarga Berencana BKKBN Ukik Kusuma Kurniawan kepada awak media di Jakarta, Senin.
Menurut dia, keluarga mungkin sering terlihat berkumpul di mal atau tempat-tempat makan. Tapi waktu bersama tersebut dinilai kurang efektif kalau kita kerap terganggu oleh urusan pribadi bersama ponsel dan gawai.
Ukik berharap pada peringatan Hari Keluarga Nasional di seluruh Indonesia dan puncaknya di Semarang nanti pada Sabtu (29/6), orang bisa mencegah dirinya menjadi individualis.
"Mungkin halangan kita selama ini karena kesibukan saja. Tapi sebenarnya itu bisa kita kelola," kata Ukik.
Baca juga: BKKBN mengajak masyarakat sajikan masakan sendiri
Baca juga: 500,000 divorce cases every year regrettable
Menurut dia, pada satu hari bersama keluarga itu sebaiknya urusan pribadi bersama ponsel dan gawai bisa ditinggalkan sementara. Lalu digantikan dengan aktivitas bercerita dan merespons cerita antara satu anggota keluarga dengan yang lain.
"Atau kalau ibu-ibu sempat mungkin bisa memasak bareng putrinya. Bapak-bapak boleh ikut juga," kata Ukik.
Intinya, hari bersama keluarga adalah momen yang dihabiskan orang tua dan anak untuk saling mencontohkan perilaku yang benar dalam lingkungannya lewat stimulus atau rangsangan komunikasi yang dilakukan secara baik. Sehingga memunculkan motivasi untuk menjaga ketahanan keluarga yang mendukung terwujudnya generasi emas 2045.
Menurut dia, keluarga mungkin sering terlihat berkumpul di mal atau tempat-tempat makan. Tapi waktu bersama tersebut dinilai kurang efektif kalau kita kerap terganggu oleh urusan pribadi bersama ponsel dan gawai.
Ukik berharap pada peringatan Hari Keluarga Nasional di seluruh Indonesia dan puncaknya di Semarang nanti pada Sabtu (29/6), orang bisa mencegah dirinya menjadi individualis.
"Mungkin halangan kita selama ini karena kesibukan saja. Tapi sebenarnya itu bisa kita kelola," kata Ukik.
Baca juga: BKKBN mengajak masyarakat sajikan masakan sendiri
Baca juga: 500,000 divorce cases every year regrettable
Menurut dia, pada satu hari bersama keluarga itu sebaiknya urusan pribadi bersama ponsel dan gawai bisa ditinggalkan sementara. Lalu digantikan dengan aktivitas bercerita dan merespons cerita antara satu anggota keluarga dengan yang lain.
"Atau kalau ibu-ibu sempat mungkin bisa memasak bareng putrinya. Bapak-bapak boleh ikut juga," kata Ukik.
Intinya, hari bersama keluarga adalah momen yang dihabiskan orang tua dan anak untuk saling mencontohkan perilaku yang benar dalam lingkungannya lewat stimulus atau rangsangan komunikasi yang dilakukan secara baik. Sehingga memunculkan motivasi untuk menjaga ketahanan keluarga yang mendukung terwujudnya generasi emas 2045.