Kuala Lumpur (ANTARA) - Lebih dari 1,3 juta turis asing asal China dan India masuk ke Malaysia sejak 1 Januari sampai dengan 15 Juni 2024.

Menteri Dalam Negeri Malaysia Saifuddin Nasution Ismail di Kuala Lumpur, Rabu (26/6), mengatakan saat izin kunjungan sosial dilonggarkan menjadi 30 hari, turis asing asal China mencapai 950.000 orang yang masuk ke Malaysia, dari India 443.000 orang.

“Kalau mereka datang, MOTAC (Kementerian Pelancongan, Seni dan Budaya) yang mengurus ke mana dia pergi dan belanja,” kata Saifuddin, menjawab pertanyaan anggota parlemen dalam sidang di Dewan Rakyat.

Malaysia menjalankan Rencana Liberalisasi Visa sejak 31 Desember 2023 untuk mendorong masuknya turis asing guna menghasilkan pendapatan nasional untuk memastikan negara tersebut tetap menjadi pemimpin dalam industri investasi dan pariwisata utama di kawasan Asia.

Ia mengatakan terdapat lima komponen dari Rencana Liberalisasi Visa tersebut antara lain, negara yang diberikan pengecualian visa selama 30 hari ditambah dengan China dan India. Daftar negara yang diberikan pengecualian visa kunjungan sosial 30 hari cukup panjang dan kini ditambah dengan dua negara. Selanjutnya, Malaysia meningkatkan masa berlaku visa dari tiga bulan menjadi enam bulan bagi semua negara yang memerlukan visa untuk masuk ke Malaysia.

Negara tersebut juga memberikan multiple entry visa untuk jangka waktu 30 hari, yang artinya turis dapat datang ke Malaysia lagi setelah berkunjung ke negara-negara berdekatan seperti Singapura, Thailand dan Brunei.

Upaya meningkatkan angka kunjungan turis asing juga dilakukan dengan menambah waktu berlaku visa kunjungan sosial sarjana dari 25 negara selama 12 bulan ditambah kemudahan memperoleh multiple entry visa bagi mereka yang telah menyelesaikan belajar di perguruan tinggi Malaysia.

Selanjutnya Malaysia memberlakukan visa transit umroh selama tujuh hari melalui agen yang terdaftar di MOTAC bagi mereka yang ingin melancong ke negara tersebut sebelum maupun sesudah umroh.

Menurut Saifuddin, komponen tersebut dibuka dengan harapan Malaysia dapat menjadi hub pelaksanaan umroh. Ia mengatakan Pemerintah Arab Saudi telah menemui Perdana Menteri Anwar Ibrahim dan menanyakan apakah setuju menjadikan Kuala Lumpur sebagai pintu gerbang mereka, sebagai hub haji dan umroh.

Baca juga: KKP: 197 pulau di Indonesia dimanfaatkan untuk pariwisata
Baca juga: KBRI Sofia promosi wisata RI ke agen wisata Bulgaria

“Jadi ini peluang, kami berikan visa transit umrah, artinya masyarakat Thailand, Filipina, Indonesia yang ingin ke Tanah Suci Mekkah bisa menggunakan tempat kami,” ujar Saifuddin.

Seiring dengan pelaksanaan Rencana Liberalisasi Visa, menurut dia, Malaysia juga menyiapkan beberapa langkah pencegahan yang diambil saat turis asing masuk ke negara tersebut. Semua harus mengisi Malaysia Digital Arrival Card (MDAC), sehingga mereka dapat diketahui lokasi alamat tinggal selama di Malaysia. Selain itu, ia mengatakan telah mengidentifikasi 224 lokasi “hot spot” warga asing tinggal di Malaysia. Mereka sudah memprofile hal itu sejak lama.


 

 

Pewarta : Virna P Setyorini
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024