Jakarta (ANTARA) - Jadi Proyek Strategis Nasional (PSN), Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PP GBK) menyiapkan jadwal agar sport tourism terakomodasi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut kawasan Gelanggang Olahraga Bung Karno (GBK), Jakarta, masuk daftar usulan Proyek Strategis Nasional (PSN) penyelenggaraan olahraga hingga hiburan musik berskala internasional.
"Kami pengelola harusnya lebih bisa mempersiapkan diri supaya semua kegiatan bisa terakomodir karena memang kita punya satu PR besar...terkait PSN itu juga kan cita -cita Republik Indonesia ini untuk GBK itu bisa digunakan sebagai sport tourism dan destinasi, artinya memang sport, edukasi, dan entertainment," kata Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PP GBK, Sri Lestari Puji Astuti kepada pewarta, Rabu.
Sri Lestari mengatakan pihak PP GBK mendukung industri kreatif supaya lebih mendukung pariwisata di Indonesia. Sri Lestari juga mengatakan meski masuk ke dalam PSN, namun SUGBK akan tetap kembali ke marwahnya sebagai gelanggang olahraga yang digunakan untuk tim nasional sepak bola.
"Sebenarnya marwahnya SUGBK ini sebagai sarana olahraga dan aset milik pemerintah. Dalam proses pengelolaannya kami utamakan timnas. Dalam hal ini berlatih dan melakukan kegiatan," ujar Sri Lestari.
Baca juga: Persiapan PON XXII, PGI NTB Gelar Turnamen Golf
Baca juga: Tingkatkan wisatawan melalui KONI Badung Sport Tourism
Dari okupansi pemakaian SUGBK, Sri Lestari memaparkan bahwa penggunaan SUGBK masih didominasi oleh penggunaan fasilitas olahraga. Berdasarkan data PP GBK pada 31 Desember 2021, kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta ditaksir mempunyai nilai aset sebesar Rp 348. 111. 529. 510. 196,-.
Aset tersebut berupa luas lahan sebesar 279,08 hektar dengan kawasan olahraga seluas 150,18 hektar atau 52,83 persen dari nilai aset. Lalu kawasan komersial sebesar 68,37 hektar dengan persentase 23,67 persen dari nilai aset. Lalu kawasan pemerintah dengan luas 60,53 hektar dengan persentase 23,50 persen dari nilai aset.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut kawasan Gelanggang Olahraga Bung Karno (GBK), Jakarta, masuk daftar usulan Proyek Strategis Nasional (PSN) penyelenggaraan olahraga hingga hiburan musik berskala internasional.
"Kami pengelola harusnya lebih bisa mempersiapkan diri supaya semua kegiatan bisa terakomodir karena memang kita punya satu PR besar...terkait PSN itu juga kan cita -cita Republik Indonesia ini untuk GBK itu bisa digunakan sebagai sport tourism dan destinasi, artinya memang sport, edukasi, dan entertainment," kata Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PP GBK, Sri Lestari Puji Astuti kepada pewarta, Rabu.
Sri Lestari mengatakan pihak PP GBK mendukung industri kreatif supaya lebih mendukung pariwisata di Indonesia. Sri Lestari juga mengatakan meski masuk ke dalam PSN, namun SUGBK akan tetap kembali ke marwahnya sebagai gelanggang olahraga yang digunakan untuk tim nasional sepak bola.
"Sebenarnya marwahnya SUGBK ini sebagai sarana olahraga dan aset milik pemerintah. Dalam proses pengelolaannya kami utamakan timnas. Dalam hal ini berlatih dan melakukan kegiatan," ujar Sri Lestari.
Baca juga: Persiapan PON XXII, PGI NTB Gelar Turnamen Golf
Baca juga: Tingkatkan wisatawan melalui KONI Badung Sport Tourism
Dari okupansi pemakaian SUGBK, Sri Lestari memaparkan bahwa penggunaan SUGBK masih didominasi oleh penggunaan fasilitas olahraga. Berdasarkan data PP GBK pada 31 Desember 2021, kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta ditaksir mempunyai nilai aset sebesar Rp 348. 111. 529. 510. 196,-.
Aset tersebut berupa luas lahan sebesar 279,08 hektar dengan kawasan olahraga seluas 150,18 hektar atau 52,83 persen dari nilai aset. Lalu kawasan komersial sebesar 68,37 hektar dengan persentase 23,67 persen dari nilai aset. Lalu kawasan pemerintah dengan luas 60,53 hektar dengan persentase 23,50 persen dari nilai aset.