Mataram, 25/1 (Antaranews NTB) - Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat menjajaki kerja sama dengan Korea Selatan dalam berbagai bidang guna menunjang percepatan pembangunan di daerah itu.
Dalam siaran pers Humas dan Protokol Setda LOmbok Utara yang diterima Kamis (25/1) disebutkan untuk menjajaki peluang kerja sama tersebut Wakil Bupati Lombok Utara Syarifudin, SH MH berkunjung ke Korsel pada 15 hingga 19 Januari 2018 atas undangan Asosiasi Perusahaan Korea Selatan.
Wakil Bupati LOmbok Utara berkunjung ke Negeri Gingseng itu bersama rombongan dari Indonesia berjumlah 18 orang diantaranya Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya, Wali Kota Banjarmasin
Ibnu Sina dan utusan dari Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
"Tujuan utama dari kunjungan ke Korsel adalah untuk membuka ruang kerja sama investasi. Kita mengajak Korsel mengembangkan usaha di Kabupaten Lombok Utara, terutama di bidang kelistrikan," katanya.
Peluang investasi di bidang kelistrikan tersebut, menurut Syarifudin, cukup besar, karena energi listrik di daerahnya baru terpenuhi 7 mega watt (MW) dari kebutuhan 14 MW hinga 14 MW.
Menurut dia, potensi untuk pembangkit listrik biosolar tersedia cukup besar di Kabupaten Lombok Utara.
Dalam kaitan itu pada pertengahan Februari 2018 enam perusahaan Korsel akan berkunjung ke Lombok Utara untuk meninjau lokasi dan melakukan penandatanganan nota kespeahaman (MoU) pengembangan biosolar.
"Kerja sama seperti ini tidak menutup kemungkinan dengan negara lain, tetapi yang memotivasi kami memilih Korsel, melihat dari keseriusan pemerintah negara tersebut yang sudah dua kali mengirim undangan ke Lombok Utara dan undangan yang kedua kita baru bisa melakukan kunjungan balasan," kata Syarifudin.
Perusahaan Korsel berencana mendirikan pabrik di Lombk Utara dengan produk bermerk Indonesia dan pekerjanya dari Indonesia yg bergerak di bidang pengembangan biosolar. Mereka akan diberikan berbagau kemudahan, termasuk dalam perizinan.
Pada kunjungan ke Korsel Wakil Bupati Lombok Utara telah menandatangani MoU dengan perusahaan kelistrikan Korsel BUM IL Electric Co Ltd bidang Solar Power Sistem, Donghae Machinery Co Ltd (power plan, oil refining, gas plan), Korean Ocean Tech Co Ltd (Harbor Project dan Chip Building Project.
Selain itu Power Generation, Gas Contruction Project), pabrik KSB Co Ltd dan pabrik LINO Co Ltd (LED Lighting, Automated Brightness Control System, dan Lighting Control.
Pada kunjungan ke Korsel Wakil Bupati Lombok Utara bersama rombongan mengunjungi enam pabrik perusahaan di Korea Selatan, diantaranya, pabrik LED Hanla, Ocean Tech dan pabrik Dong Hea Mesin. Selain itu ke pabrik LED KSB, pabrik lampu terbesar di Korea Selatan.
Sementara itu, Kabag Administrasi Pengendalian Pembangunan (APP) Setda Lombok Utara Lalu Majemuk S Sos mengatakan dalam kunjungannya ke Korsel pihaknya mempromosikan keindahan pesona alam objek wisata Tiga Gili dan Geopark Rinjani serta sejumlah objek wisata air terjun eksotik.
Potensi wisata menarik di Lombok Utara cukup besar yang hingga kini belum mampu dikelola secara maksimal, sehingga diperlukan kerja sama dari perusahaan yang ada di Korsel.
Potensi lain yang bisa digarap melalui kerja sama dengan Korsel adalah terkait kebutuhan infrastruktur, penerangan jalan umum dan dermaga.(*)
Dalam siaran pers Humas dan Protokol Setda LOmbok Utara yang diterima Kamis (25/1) disebutkan untuk menjajaki peluang kerja sama tersebut Wakil Bupati Lombok Utara Syarifudin, SH MH berkunjung ke Korsel pada 15 hingga 19 Januari 2018 atas undangan Asosiasi Perusahaan Korea Selatan.
Wakil Bupati LOmbok Utara berkunjung ke Negeri Gingseng itu bersama rombongan dari Indonesia berjumlah 18 orang diantaranya Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya, Wali Kota Banjarmasin
Ibnu Sina dan utusan dari Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
"Tujuan utama dari kunjungan ke Korsel adalah untuk membuka ruang kerja sama investasi. Kita mengajak Korsel mengembangkan usaha di Kabupaten Lombok Utara, terutama di bidang kelistrikan," katanya.
Peluang investasi di bidang kelistrikan tersebut, menurut Syarifudin, cukup besar, karena energi listrik di daerahnya baru terpenuhi 7 mega watt (MW) dari kebutuhan 14 MW hinga 14 MW.
Menurut dia, potensi untuk pembangkit listrik biosolar tersedia cukup besar di Kabupaten Lombok Utara.
Dalam kaitan itu pada pertengahan Februari 2018 enam perusahaan Korsel akan berkunjung ke Lombok Utara untuk meninjau lokasi dan melakukan penandatanganan nota kespeahaman (MoU) pengembangan biosolar.
"Kerja sama seperti ini tidak menutup kemungkinan dengan negara lain, tetapi yang memotivasi kami memilih Korsel, melihat dari keseriusan pemerintah negara tersebut yang sudah dua kali mengirim undangan ke Lombok Utara dan undangan yang kedua kita baru bisa melakukan kunjungan balasan," kata Syarifudin.
Perusahaan Korsel berencana mendirikan pabrik di Lombk Utara dengan produk bermerk Indonesia dan pekerjanya dari Indonesia yg bergerak di bidang pengembangan biosolar. Mereka akan diberikan berbagau kemudahan, termasuk dalam perizinan.
Pada kunjungan ke Korsel Wakil Bupati Lombok Utara telah menandatangani MoU dengan perusahaan kelistrikan Korsel BUM IL Electric Co Ltd bidang Solar Power Sistem, Donghae Machinery Co Ltd (power plan, oil refining, gas plan), Korean Ocean Tech Co Ltd (Harbor Project dan Chip Building Project.
Selain itu Power Generation, Gas Contruction Project), pabrik KSB Co Ltd dan pabrik LINO Co Ltd (LED Lighting, Automated Brightness Control System, dan Lighting Control.
Pada kunjungan ke Korsel Wakil Bupati Lombok Utara bersama rombongan mengunjungi enam pabrik perusahaan di Korea Selatan, diantaranya, pabrik LED Hanla, Ocean Tech dan pabrik Dong Hea Mesin. Selain itu ke pabrik LED KSB, pabrik lampu terbesar di Korea Selatan.
Sementara itu, Kabag Administrasi Pengendalian Pembangunan (APP) Setda Lombok Utara Lalu Majemuk S Sos mengatakan dalam kunjungannya ke Korsel pihaknya mempromosikan keindahan pesona alam objek wisata Tiga Gili dan Geopark Rinjani serta sejumlah objek wisata air terjun eksotik.
Potensi wisata menarik di Lombok Utara cukup besar yang hingga kini belum mampu dikelola secara maksimal, sehingga diperlukan kerja sama dari perusahaan yang ada di Korsel.
Potensi lain yang bisa digarap melalui kerja sama dengan Korsel adalah terkait kebutuhan infrastruktur, penerangan jalan umum dan dermaga.(*)