Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern Sandubaya sudah beroperasi secara penuh dengan mengelola 46 ton sampah per hari dengan residu hanya 9 ton.
"Jumlah sampah yang dikelola di TPST modern itu, sesuai dengan target yang kita tetapkan," kata Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Sabtu.
Dia mengatakan, dari 46 ton sampah yang dikelola di TPST modern, residu yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok hanya 9 ton atau tiga dump truk.
"Sisanya habis kita olah dan manfaatkan kembali, menjadi batako dari sampak plastik, kompos dan pakan maggot dari sampah organik," katanya.
Dikatakan, pada awal uji coba pemanfaatan TPST modern yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat dengan sebesar Rp19,9 miliar pada 3 Juni 2024, TPST modern secara bertahap mengolah sampah dari TPST Sandubaya.
TPST Sandubaya ini merupakan TPST untuk dua kecamatan yakni Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara dengan volume sampah per hari 46 ton.
"Sejak 3 Juni, kami mulai mengolah sampah secara bertahap mulai dari 3 ton, 6 ton, dan kelipatan-nya, hingga kini sepenuhnya 46 ton bisa kita tangani di TPST modern," katanya.
Keberadaan TPST modern ini, katanya, sangat membantu program penanganan dan pengolahan sampah perkotaan sehingga bisa efisiensi anggaran pembuangan ke TPA Kebon Kongok di Kabupaten Lombok Barat.
Namun demikian, tambahnya, setelah dilakukan evaluasi volume sampah di TPST Sandubaya mengalami peningkatan dari 120 roda tiga atau 46 ton per hari, bertambah sekitar 36-40 roda tiga.
Kondisi itu terjadi, karena adanya penambahan jumlah penduduk dan ritase pengangkutan. "Data ini baru kita tahu setelah ada penutupan sementara TPA pada 29 Juni-3 Juli 2024," katanya.
Terkait dengan itu, dengan melihat ketersediaan SDM dan jam kerja di TPST modern masih sampai pukul 17.00 Wita, sisa 36-40 ritase sampah dari Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara itu, diarahkan ke TPST Sandubaya lama untuk dilakukan pemilihan secara manual.
"Ke depan jika SDM sudah siap, TPST modern bisa beroperasi sampai malam sehingga kita dapat tambah mengolah sampah sampai 20 ton," katanya.
"Jumlah sampah yang dikelola di TPST modern itu, sesuai dengan target yang kita tetapkan," kata Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Sabtu.
Dia mengatakan, dari 46 ton sampah yang dikelola di TPST modern, residu yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok hanya 9 ton atau tiga dump truk.
"Sisanya habis kita olah dan manfaatkan kembali, menjadi batako dari sampak plastik, kompos dan pakan maggot dari sampah organik," katanya.
Dikatakan, pada awal uji coba pemanfaatan TPST modern yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat dengan sebesar Rp19,9 miliar pada 3 Juni 2024, TPST modern secara bertahap mengolah sampah dari TPST Sandubaya.
TPST Sandubaya ini merupakan TPST untuk dua kecamatan yakni Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara dengan volume sampah per hari 46 ton.
"Sejak 3 Juni, kami mulai mengolah sampah secara bertahap mulai dari 3 ton, 6 ton, dan kelipatan-nya, hingga kini sepenuhnya 46 ton bisa kita tangani di TPST modern," katanya.
Keberadaan TPST modern ini, katanya, sangat membantu program penanganan dan pengolahan sampah perkotaan sehingga bisa efisiensi anggaran pembuangan ke TPA Kebon Kongok di Kabupaten Lombok Barat.
Namun demikian, tambahnya, setelah dilakukan evaluasi volume sampah di TPST Sandubaya mengalami peningkatan dari 120 roda tiga atau 46 ton per hari, bertambah sekitar 36-40 roda tiga.
Kondisi itu terjadi, karena adanya penambahan jumlah penduduk dan ritase pengangkutan. "Data ini baru kita tahu setelah ada penutupan sementara TPA pada 29 Juni-3 Juli 2024," katanya.
Terkait dengan itu, dengan melihat ketersediaan SDM dan jam kerja di TPST modern masih sampai pukul 17.00 Wita, sisa 36-40 ritase sampah dari Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara itu, diarahkan ke TPST Sandubaya lama untuk dilakukan pemilihan secara manual.
"Ke depan jika SDM sudah siap, TPST modern bisa beroperasi sampai malam sehingga kita dapat tambah mengolah sampah sampai 20 ton," katanya.