Mataram (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) menjual 1.300 ton jagung kering pipil kepada Koperasi Pinsar Petelur Nasional (KPPN) guna mendukung kebutuhan pakan ternak ayam petelur di Pulau Jawa.
"Kami menyambut baik kerja sama itu mengingat potensi jagung sangat besar di Nusa Tenggara Barat," kata Kepala Bulog NTB Raden Guna Dharma di Mataram, NTB, Senin.
Kerja sama kedua belah pihak itu dikuatkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Bulog NTB dengan KPPN yang berlangsung di Mataram pada 22 Juli 2024.
Bulog NTB menjual jagung kering pipil kepada KPPN seharga Rp5.500 per kilogram dengan pengiriman dari NTB sampai ke Jawa Tengah. Perusahaan pelat merah itu lantas meraup dana sebesar Rp7,15 miliar dari kegiatan penjualan tersebut.
"Saat ini Bulog NTB memiliki stok jagung cadangan pemerintah sebanyak 56.520 ton. Jumlah itu cukup besar dan saat ini potensi penyerapan kami tetap berjalan," kata Raden.
Ketua Pinsar Petelur Nasional Yudianto Yosgiarso mengungkapkan jagung tidak bisa dipisahkan dengan industri peternakan karena jagung memberikan dukungan sebesar 50 persen dari biaya produksi industri peternakan.
Menurutnya, jagung yang dibeli dari Bulog NTB itu nantinya akan disalurkan kepada para peternak di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
"Harga jagung sangat menentukan harga telur yang diproduksi. Saat jagung mahal, peternak berpikir tentang bagaimana masyarakat luas bisa menikmati pangan dengan harga yang memadai," kata Yudianto.
Lebih lanjut dia berterima kasih atas dukungan dan bantuan pemerintah dalam mengintervensi harga jagung untuk pakan ternak ayam petelur melalui Badan Pangan Nasional dan Badan Urusan Logistik.
Baca juga: Fokus pada petani lokal jadi perhatian Pemerintah
Baca juga: Bulog NTB serap 52.672 ton jagung petani
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Nusa Tenggara Barat, jumlah produksi jagung kering panen di NTB hingga semester I 2024 tercatat sebanyak 900 ribu ton. Pada 2024, Pemerintah NTB menargetkan angka produksi jagung kering panen dengan kadar air 25 sampai 30 persen bisa menyentuh angka 2,4 juta ton.
"Kami menyambut baik kerja sama itu mengingat potensi jagung sangat besar di Nusa Tenggara Barat," kata Kepala Bulog NTB Raden Guna Dharma di Mataram, NTB, Senin.
Kerja sama kedua belah pihak itu dikuatkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Bulog NTB dengan KPPN yang berlangsung di Mataram pada 22 Juli 2024.
Bulog NTB menjual jagung kering pipil kepada KPPN seharga Rp5.500 per kilogram dengan pengiriman dari NTB sampai ke Jawa Tengah. Perusahaan pelat merah itu lantas meraup dana sebesar Rp7,15 miliar dari kegiatan penjualan tersebut.
"Saat ini Bulog NTB memiliki stok jagung cadangan pemerintah sebanyak 56.520 ton. Jumlah itu cukup besar dan saat ini potensi penyerapan kami tetap berjalan," kata Raden.
Ketua Pinsar Petelur Nasional Yudianto Yosgiarso mengungkapkan jagung tidak bisa dipisahkan dengan industri peternakan karena jagung memberikan dukungan sebesar 50 persen dari biaya produksi industri peternakan.
Menurutnya, jagung yang dibeli dari Bulog NTB itu nantinya akan disalurkan kepada para peternak di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
"Harga jagung sangat menentukan harga telur yang diproduksi. Saat jagung mahal, peternak berpikir tentang bagaimana masyarakat luas bisa menikmati pangan dengan harga yang memadai," kata Yudianto.
Lebih lanjut dia berterima kasih atas dukungan dan bantuan pemerintah dalam mengintervensi harga jagung untuk pakan ternak ayam petelur melalui Badan Pangan Nasional dan Badan Urusan Logistik.
Baca juga: Fokus pada petani lokal jadi perhatian Pemerintah
Baca juga: Bulog NTB serap 52.672 ton jagung petani
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Nusa Tenggara Barat, jumlah produksi jagung kering panen di NTB hingga semester I 2024 tercatat sebanyak 900 ribu ton. Pada 2024, Pemerintah NTB menargetkan angka produksi jagung kering panen dengan kadar air 25 sampai 30 persen bisa menyentuh angka 2,4 juta ton.