Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Pembina Nasional PB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Abdul Muhaimin Iskandar menyampaikan duka cita atas meninggalnya salah satu pendiri PMII, KH Chalid Mawardi.

“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Saya tentu sangat bersedih, berduka yang amat dalam,” kata pria yang akrab disapa Cak Imin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ketua Umum PKB itu mengatakan, Kiai Chalid adalah sosok teladan bagi para kader PMII karena tidak sungkan memberi motivasi kepada para kader meskipun sudah berusia senja.

“Teladan kita semua yang terus memberi motivasi, semangat, dan bahkan di dalam usia senja, beliau terus hadir dan memberikan motivasi kepada para aktivis PMII,” ucapnya.

Ia mengaku bersyukur pernah mendapatkan kesempatan berinteraksi, arahan, dan motivasi dari Kiai Chalid semasa hidup.

Selain itu, menurutnya, wafatnya Kiai Chalid membuat masyarakat kehilangan seorang tokoh besar, seorang pendiri PMII, aktivis Nahdlatul Ulama (NU) kiai dan ulama, serta pejuang keadilan dan kemakmuran rakyat. Ia pun memanjatkan doa terbaik kepada almarhum.

Baca juga: Lima mahasiswa menjadi tersangka penganiayaan saat pemilihan Ketua PMII
Baca juga: Prabowo Subianto tamu spesial Hari Lahir PMII di Solo

“Pak Chalid Mawardi, selamat jalan. Allah memanggilmu dalam pelukan surga-Nya. Insya Allah Pak Chalid Mawardi husnulkhatimah,” katanya.

Diketahui, KH Chalid Mawardi meninggal dunia pada Jumat dalam usia 87 tahun. Kiai Chalid merupakan salah seorang pendiri PMII pada tahun 1960, lalu menjadi Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor periode 1980-1985.

Kiai Chalid lahir di Solo, 11 September 1936, dalam lingkungan NU. lbunya, Mahmudah Mawardi, adalah Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU pertama sejak Muslimat NU menjadi badan otonom NU.

 

 

Pewarta : Nadia Putri Rahmani
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024