Jakarta (ANTARA) - Kementerian Dalam Negeri menyajikan kemajuan sejumlah kota cerdas Indonesia dalam Sidang Tahunan Ke-7 ASEAN Smart City Network (ASCN) atau Jaringan Kota Cerdas ASEAN di Luang Prabang, Laos.
Berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (31/7) malam, Pelaksana Harian Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Amran, selaku National Representative (NR) memimpin delegasi Indonesia yang menyajikan kemajuan kota cerdas tersebut.
Adapun anggota delegasi terdiri atas perwakilan Ditjen Bina Adwil Kemendagri, Ditjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri, KBRI Laos, Chief Smart City Officer (CSCO) dari Kabupaten Banyuwangi, Kota Makassar, Kabupaten Sumedang, serta perwakilan Universitas Katolik Parahyangan, dan ASECH Indonesia.
Lebih lanjut, ASCN adalah platform bagi kota-kota dari sepuluh negara anggota ASEAN untuk bekerja sama mewujudkan pembangunan perkotaan yang cerdas dan berkelanjutan dengan menggunakan teknologi sebagai pendukung.
Kabupaten Banyuwangi, Kota Makassar, dan Kabupaten Sumedang, merupakan 3 dari 4 kota percontohan Indonesia, sedangkan secara keseluruhan ASCN telah memiliki 31 kota percontohan untuk mewujudkan pembangunan perkotaan yang cerdas dan berkelanjutan.
Dalam sidang itu, masing-masing CSCO mempresentasikan kemajuan, tantangan, dan rencana yang akan dilaksanakan di bawah ASCN Smart City Action Plans (SCAPs).
Kabupaten Sumedang mempresentasikan mengenai kesuksesan menurunkan angka stunting dari 32,2 persen pada 2018 menjadi 7,89 persen pada 2023. Indeks e-Gov meningkat dari 2,4 pada 2018 menjadi 4,14 pada 2023 melalui inovasi data driven government framework.
Kemudian, Kota Makassar menyajikan sistem Sombere and Smart City sebagai platform dan induk kota pintar, layanan telemedicne (Home Care dottoro ta), layanan pajak terintegrasi (Pakinta), serta inovasi lorong wisata dan pengembangan UMKM berbasis digital (Makassar Incubator Center).
Terakhir, Kabupaten Banyuwangi memaparkan mengenai Mal Pelayanan Publik (MPP) digital yang telah mempermudah pengurusan 43 jenis dokumen kependudukan melalui telepon seluler, dan bisa dicetak langsung, program Banyuwangi Tanggap Stunting, dan Inovasi Homestay Naik Kelas sebagai program peningkatan kualitas homestay dari sisi sumber daya manusia, pelayanan, hingga sarana prasarana guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang menginap di homestay.
Oleh sebab itu, pada kesempatan tersebut, Amran memaparkan bahwa Indonesia telah memperoleh beragam dukungan dari mitra eksternal dalam pengembangan kota cerdas.
Di antaranya, lanjut dia, dukungan proyek pembangunan global melalui Official Development Assistance (ODA) Fund dari Korea Selatan dalam pembangunan Ibu Kota baru Indonesia, dan studi kelayakan pengembangan “Banyuwangi Smart Kampung” dari Ministry of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism, Jepang, melalui Japan ASEAN Mutual Partnership (JAMP).
“Perkembangan positif yang telah dicapai kabupaten dan kota pilot project, dan dukungan kolaborasi dari seluruh negara dan kota-kota serta mitra eksternal ASCN akan semakin mendukung pengembangan kota cerdas serta secara konkret mengakselerasi percepatan investasi berkelanjutan di Indonesia,” kata Amran.
Sementara itu, saat memberikan sambutan pada acara pembukaan sidang, Amran menyampaikan ringkasan kegiatan ASCN selama Keketuaan Indonesia untuk ASCN 2023.
“Pertemuan ASCN Annual Meeting Ke-6 telah sukses diselenggarakan pada Juli 2023 yang di dalamnya diadakan juga Discussion Series yang terdiri dari empat topik; yaitu Industry and Innovation, Quality Environment, Safety, Security, and Built Infrastructure, dan Civic, Social, Health, and Well-Being,” ujarnya.
Baca juga: Kemendagri dorong pemda se-Indonesia buat SOP pengendalian inflasi
Baca juga: Kemendagri: Pengendalian inflasi dapat dilakukan lewat kerja sama antarpemda
Amran juga menambahkan bahwa pada pertemuan tersebut Indonesia telah resmi terpilih menjadi ASCN Shepherd untuk periode 2023-2025.
“Selama Keketuaan Indonesia juga telah dilaksanakan kerja sama dengan mitra eksternal untuk memperluas peluang investasi melalui penyelenggaraan ASEAN-Norway Business, Policy and Stakeholder Engagement on Circular Economy and Smart Cities Solutions, dan The 5th ASEAN-Japan Smart Cities Network High-Level Meeting; The Smart City Professional Program (ASPP) Short-Term Training and Master’s Degree Course,” jelasnya.
Berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (31/7) malam, Pelaksana Harian Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Amran, selaku National Representative (NR) memimpin delegasi Indonesia yang menyajikan kemajuan kota cerdas tersebut.
Adapun anggota delegasi terdiri atas perwakilan Ditjen Bina Adwil Kemendagri, Ditjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri, KBRI Laos, Chief Smart City Officer (CSCO) dari Kabupaten Banyuwangi, Kota Makassar, Kabupaten Sumedang, serta perwakilan Universitas Katolik Parahyangan, dan ASECH Indonesia.
Lebih lanjut, ASCN adalah platform bagi kota-kota dari sepuluh negara anggota ASEAN untuk bekerja sama mewujudkan pembangunan perkotaan yang cerdas dan berkelanjutan dengan menggunakan teknologi sebagai pendukung.
Kabupaten Banyuwangi, Kota Makassar, dan Kabupaten Sumedang, merupakan 3 dari 4 kota percontohan Indonesia, sedangkan secara keseluruhan ASCN telah memiliki 31 kota percontohan untuk mewujudkan pembangunan perkotaan yang cerdas dan berkelanjutan.
Dalam sidang itu, masing-masing CSCO mempresentasikan kemajuan, tantangan, dan rencana yang akan dilaksanakan di bawah ASCN Smart City Action Plans (SCAPs).
Kabupaten Sumedang mempresentasikan mengenai kesuksesan menurunkan angka stunting dari 32,2 persen pada 2018 menjadi 7,89 persen pada 2023. Indeks e-Gov meningkat dari 2,4 pada 2018 menjadi 4,14 pada 2023 melalui inovasi data driven government framework.
Kemudian, Kota Makassar menyajikan sistem Sombere and Smart City sebagai platform dan induk kota pintar, layanan telemedicne (Home Care dottoro ta), layanan pajak terintegrasi (Pakinta), serta inovasi lorong wisata dan pengembangan UMKM berbasis digital (Makassar Incubator Center).
Terakhir, Kabupaten Banyuwangi memaparkan mengenai Mal Pelayanan Publik (MPP) digital yang telah mempermudah pengurusan 43 jenis dokumen kependudukan melalui telepon seluler, dan bisa dicetak langsung, program Banyuwangi Tanggap Stunting, dan Inovasi Homestay Naik Kelas sebagai program peningkatan kualitas homestay dari sisi sumber daya manusia, pelayanan, hingga sarana prasarana guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang menginap di homestay.
Oleh sebab itu, pada kesempatan tersebut, Amran memaparkan bahwa Indonesia telah memperoleh beragam dukungan dari mitra eksternal dalam pengembangan kota cerdas.
Di antaranya, lanjut dia, dukungan proyek pembangunan global melalui Official Development Assistance (ODA) Fund dari Korea Selatan dalam pembangunan Ibu Kota baru Indonesia, dan studi kelayakan pengembangan “Banyuwangi Smart Kampung” dari Ministry of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism, Jepang, melalui Japan ASEAN Mutual Partnership (JAMP).
“Perkembangan positif yang telah dicapai kabupaten dan kota pilot project, dan dukungan kolaborasi dari seluruh negara dan kota-kota serta mitra eksternal ASCN akan semakin mendukung pengembangan kota cerdas serta secara konkret mengakselerasi percepatan investasi berkelanjutan di Indonesia,” kata Amran.
Sementara itu, saat memberikan sambutan pada acara pembukaan sidang, Amran menyampaikan ringkasan kegiatan ASCN selama Keketuaan Indonesia untuk ASCN 2023.
“Pertemuan ASCN Annual Meeting Ke-6 telah sukses diselenggarakan pada Juli 2023 yang di dalamnya diadakan juga Discussion Series yang terdiri dari empat topik; yaitu Industry and Innovation, Quality Environment, Safety, Security, and Built Infrastructure, dan Civic, Social, Health, and Well-Being,” ujarnya.
Baca juga: Kemendagri dorong pemda se-Indonesia buat SOP pengendalian inflasi
Baca juga: Kemendagri: Pengendalian inflasi dapat dilakukan lewat kerja sama antarpemda
Amran juga menambahkan bahwa pada pertemuan tersebut Indonesia telah resmi terpilih menjadi ASCN Shepherd untuk periode 2023-2025.
“Selama Keketuaan Indonesia juga telah dilaksanakan kerja sama dengan mitra eksternal untuk memperluas peluang investasi melalui penyelenggaraan ASEAN-Norway Business, Policy and Stakeholder Engagement on Circular Economy and Smart Cities Solutions, dan The 5th ASEAN-Japan Smart Cities Network High-Level Meeting; The Smart City Professional Program (ASPP) Short-Term Training and Master’s Degree Course,” jelasnya.