"Perlindungan terhadap gedung-gedung diplomatik juga mencakup para politisi oposisi Venezuela yang mendapat suaka politik," kata Kemlu Argentina dalam pernyataannya.
Para politisi itu telah mendapat perlindungan di Kedutaan Argentina di Caracas sejak 20 Maret dan dilarang meninggalkan Venezuela, menurut pernyataan tersebut. Sebelumnya pada Kamis, Presiden Argentina Javier Milei mengatakan bahwa misi diplomatik Argentina telah meninggalkan Venezuela dan bahwa Brazil akan mewakili Argentina dan mengelola gedung diplomatik Argentina di Caracas.
Beberapa tokoh oposisi Venezuela telah berlindung di Kedutaan Argentina sejak akhir Maret setelah Kejaksaan Venezuela mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap mereka karena diduga terlibat dalam konspirasi melawan pemerintahan Maduro.
Pada pemilihan presiden 28 Juli lalu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro meraih masa jabatannya yang ketiga. Pengumuman hasil pilpres telah memicu gelombang protes di Caracas dan sekitarnya. Bentrokan dilaporkan terjadi antara polisi dan pendukung oposisi. Kemenangan Maduro dipertanyakan oleh AS, Kanada, dan beberapa negara Amerika Latin. Venezuela menuduh sejumlah negara ikut campur dalam pemilihan tersebut.
Baca juga: Mantan Presiden Jair Bolsonaro dituduh palsukan data vaksinasi COVID
Baca juga: Menkeu menekankan pentingnya bauran fiskal-makroekonomi di COP28
Presiden Argentina, Kosta Rika, Ekuador, Guatemala, Panama, Paraguay, Peru, Republik Dominika, dan Uruguay mengeluarkan pernyataan bersama yang menuntut penghitungan suara ulang oleh pengamat pemilu independen.
Merespons pernyataan itu, pemerintah Venezuela memanggil para diplomat dari negara-negara Amerika Latin tersebut dan meminta mereka untuk meninggalkan Venezuela.
Sumber: Sputnik-OANA