Jakarta (ANTARA) - Kapten tim Pelita Jaya Jakarta Andakara Prastawa dan Muhamad Arighi menyebut Satria Muda Pertamina Jakarta lawan terberat sepanjang IBL 2024. Satria Muda, yang menjadi musuh bebuyutan sekaligus rival sekota yang paling sengit bagi Pelita Jaya sejak berlangsungnya kompetisi bola basket profesional di Indonesia, menjadi tim yang paling menyusahkan Pelita Jaya selama 2024.
"Karena kita sudah 3-0. Di regular season kan kita sudah kalah 2-0, di game pertama final kita juga kalah," kata Arighi saat berkunjung ke kantor LKBN Antara di Pasar Baru Jakarta, Kamis.
Menurut Prastawa, kekalahan pertama Pelita Jaya pada Game 1 Final IBL 2024 juga menjadi beban tersendiri karena memaksa mereka meraih dua kemenangan secara beruntun dalam dua laga final selanjutnya.
Apalagi dalam sejarah IBL sejak 2016, belum pernah ada tim yang selamat dari ketertinggalan 0-1 dalam partai final. Meski tim tersebut bisa membalas pada pertandingan kedua, kebanyakan mereka gugur pada laga ketiga. Tapi sejarah itu dipatahkan oleh Pelita Jaya. Menurut Prastawa, Satria Muda terus memberikan perlawanan bahkan sampai dalam setiap kuarter pada Game 3 Final IBL 2024.
"Di kuarter pertama kita kalah, lalu kita balas unggul 12 poin di kuarter kedua. Pengennya kita tetap langsung menjauh aja, karena pengen cepat-cepat juara. Tapi nggak bisa," kata Prastawa.
Satria Muda yang tertinggal 12 poin dengan skor 38-26 di babak pertama, terus mengejar ketertinggalan hingga sampai menyamakan kedudukan 61-61 pada kuarter empat. Namun Pelita Jaya kembali menjauh hingga skor berakhir 73-65.
Prastawa menyebut banyak pemain Pelita Jaya yang meningkatkan kualitas mereka pada seri play off IBL 2024. Bahkan saat beberapa pemain sedang mengalami performa menurun, terdapat pemain lain yang meningkatkan kualitasnya hingga dapat membantu tim.
Baca juga: Juara IBL jadi gelar pertama Prastawa di Pelita Jaya
Baca juga: Menpora Dito memuji format kandang-tandang IBL 2024
"Di playoff itu banyak banget yang step up. Dikasih minute play berapapun mereka kasih sesuatu buat Pelita Jaya. Ada Agassi bagus, saat melawan Prawira Brandon bagus, ada Reza. Saat Reza sedang turun, ada aja yang step up," kata Prastawa.
Bagi Prastawa, kesolidan skuad Pelita Jaya baik dari pemain maupun pelatih yang membuat mereka bisa merengkuh juara IBL 2024 setelah sebelumnya tiga kali kalah di final.
"Karena kita sudah 3-0. Di regular season kan kita sudah kalah 2-0, di game pertama final kita juga kalah," kata Arighi saat berkunjung ke kantor LKBN Antara di Pasar Baru Jakarta, Kamis.
Menurut Prastawa, kekalahan pertama Pelita Jaya pada Game 1 Final IBL 2024 juga menjadi beban tersendiri karena memaksa mereka meraih dua kemenangan secara beruntun dalam dua laga final selanjutnya.
Apalagi dalam sejarah IBL sejak 2016, belum pernah ada tim yang selamat dari ketertinggalan 0-1 dalam partai final. Meski tim tersebut bisa membalas pada pertandingan kedua, kebanyakan mereka gugur pada laga ketiga. Tapi sejarah itu dipatahkan oleh Pelita Jaya. Menurut Prastawa, Satria Muda terus memberikan perlawanan bahkan sampai dalam setiap kuarter pada Game 3 Final IBL 2024.
"Di kuarter pertama kita kalah, lalu kita balas unggul 12 poin di kuarter kedua. Pengennya kita tetap langsung menjauh aja, karena pengen cepat-cepat juara. Tapi nggak bisa," kata Prastawa.
Satria Muda yang tertinggal 12 poin dengan skor 38-26 di babak pertama, terus mengejar ketertinggalan hingga sampai menyamakan kedudukan 61-61 pada kuarter empat. Namun Pelita Jaya kembali menjauh hingga skor berakhir 73-65.
Prastawa menyebut banyak pemain Pelita Jaya yang meningkatkan kualitas mereka pada seri play off IBL 2024. Bahkan saat beberapa pemain sedang mengalami performa menurun, terdapat pemain lain yang meningkatkan kualitasnya hingga dapat membantu tim.
Baca juga: Juara IBL jadi gelar pertama Prastawa di Pelita Jaya
Baca juga: Menpora Dito memuji format kandang-tandang IBL 2024
"Di playoff itu banyak banget yang step up. Dikasih minute play berapapun mereka kasih sesuatu buat Pelita Jaya. Ada Agassi bagus, saat melawan Prawira Brandon bagus, ada Reza. Saat Reza sedang turun, ada aja yang step up," kata Prastawa.
Bagi Prastawa, kesolidan skuad Pelita Jaya baik dari pemain maupun pelatih yang membuat mereka bisa merengkuh juara IBL 2024 setelah sebelumnya tiga kali kalah di final.