Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan, pihaknya memiliki langkah untuk meningkatkan produksi pangan domestik sebagai upaya mendukung ketahanan pangan dalam negeri.
“Kami mendorong produksi pangan domestik,” ujar Sudaryono dalam Konferensi Pers RAPBN 2025 di Jakarta, Jumat.
Ia menilai lewat penguatan produksi dalam negeri maka mampu menghadirkan dua manfaat yang meliputi kemandirian pangan serta peningkatan produksi pangan sehingga turut menopang penciptaan lapangan kerja baru serta menurunkan kemiskinan.
“Sehingga kesejahteraan masyarakat di pelosok bisa ditingkatkan,” ujarnya pula.
Sebagai upaya mitigasi penanganan krisis pangan, lanjut dia, pada 2024 Kementan memiliki program peningkatan produksi padi untuk meningkatkan kapasitas beras. Selain itu, mengembalikan alokasi pupuk subsidi menjadi 9,5 juta ton dengan menggunakan kartu identitas atau KTP, disusul program pompanisasi di lahan kering berupa lahan tadah hujan untuk meningkatkan produktivitas lahan.
“Program pompanisasi di lahan kering tadah hujan yang panen sekali bagaimana dipompa dari sumber air terdekat agar indeks pertanaman meningkat, yang tidak panen menjadi panen, yang sekali panen menjadi dua kali panen, yang dua kali menjadi tiga kali,” jelasnya.
Baca juga: Kementan sebut 4.251 pompa air terpasang di Jateng
Baca juga: Mentan tekankan lakukan terbaik hadapi potensi krisis pangan
Hal lain yakni optimalisasi rawa serta integrasi padi gogo di antara lahan sawit dan kelapa. Lewat beberapa program yang telah dicanangkan, ia melaporkan peningkatan lahan luas tanam padi tercatat hingga kini telah mencapai 1 hektar dari target 1,7 juta hektar pada 2024.
Dengan capaian itu, ia optimistis pada September 2024 luas lahan yang ditanami padi akan mencapai 1,5-1,7 juta hektare.
“Kami mendorong produksi pangan domestik,” ujar Sudaryono dalam Konferensi Pers RAPBN 2025 di Jakarta, Jumat.
Ia menilai lewat penguatan produksi dalam negeri maka mampu menghadirkan dua manfaat yang meliputi kemandirian pangan serta peningkatan produksi pangan sehingga turut menopang penciptaan lapangan kerja baru serta menurunkan kemiskinan.
“Sehingga kesejahteraan masyarakat di pelosok bisa ditingkatkan,” ujarnya pula.
Sebagai upaya mitigasi penanganan krisis pangan, lanjut dia, pada 2024 Kementan memiliki program peningkatan produksi padi untuk meningkatkan kapasitas beras. Selain itu, mengembalikan alokasi pupuk subsidi menjadi 9,5 juta ton dengan menggunakan kartu identitas atau KTP, disusul program pompanisasi di lahan kering berupa lahan tadah hujan untuk meningkatkan produktivitas lahan.
“Program pompanisasi di lahan kering tadah hujan yang panen sekali bagaimana dipompa dari sumber air terdekat agar indeks pertanaman meningkat, yang tidak panen menjadi panen, yang sekali panen menjadi dua kali panen, yang dua kali menjadi tiga kali,” jelasnya.
Baca juga: Kementan sebut 4.251 pompa air terpasang di Jateng
Baca juga: Mentan tekankan lakukan terbaik hadapi potensi krisis pangan
Hal lain yakni optimalisasi rawa serta integrasi padi gogo di antara lahan sawit dan kelapa. Lewat beberapa program yang telah dicanangkan, ia melaporkan peningkatan lahan luas tanam padi tercatat hingga kini telah mencapai 1 hektar dari target 1,7 juta hektar pada 2024.
Dengan capaian itu, ia optimistis pada September 2024 luas lahan yang ditanami padi akan mencapai 1,5-1,7 juta hektare.